Bab 4 - Aira Rahmawati Part 4

2.9K 23 2
                                    


Aira keluar dari dalam kamarnya dengan penampilan yang anggun dan rapi. Blus putih berenda, rok hijau zaitun, dan hijab yang senada memperkuat kesan elegannya. Langkahnya ringan, mencerminkan suasana hati yang lebih baik setelah malam yang panjang. Dia berjalan menuju dapur, tempat ia merasa paling nyaman di rumahnya.

Setibanya di dapur, Aira mengambil celemek berwarna krem dengan motif bunga kecil dan mengikatkannya di pinggangnya yang ramping. Dia mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk sarapan ringan. Pikirannya yang sibuk dengan bayangan Yulianti dan pertanyaan-pertanyaan tentang malam sebelumnya sedikit mereda saat dia fokus pada kegiatan yang menenangkan ini.

Aira memutuskan untuk membuat omelet sayuran dan roti panggang. Dia mengambil beberapa telur dari lemari es, mencuci beberapa tomat ceri, bayam segar, dan paprika merah. Setelah itu, ia menyiapkan wajan anti lengket di atas kompor dan menyalakan api sedang. Sambil menunggu wajan memanas, Aira memotong sayuran menjadi potongan kecil, tangan cekatannya bergerak dengan keahlian yang terlatih.

Setelah wajan cukup panas, Aira menambahkan sedikit mentega dan membiarkannya meleleh, mengisi dapur dengan aroma yang lezat. Dia memecahkan telur ke dalam mangkuk, mengocoknya dengan garpu hingga tercampur rata, lalu menambahkan garam dan merica secukupnya. Sayuran yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam wajan, ditumis sebentar hingga layu sebelum telur kocok ditambahkan.

Aira mengaduk perlahan, memastikan semua bahan tercampur dengan baik. Setelah beberapa menit, omelet mulai mengeras di tepiannya. Dengan hati-hati, Aira melipat omelet menjadi dua, membiarkan bagian dalamnya tetap lembut dan berair. Sementara omelet matang, dia memasukkan beberapa potong roti gandum ke dalam pemanggang roti.

Ketika omelet sudah matang sempurna, dia mengangkatnya dari wajan dan meletakkannya di piring yang sudah disiapkan. Roti panggang yang sudah kecokelatan sempurna diangkat dari pemanggang dan ditempatkan di piring yang sama. Aira menambahkan sejumput parsley segar sebagai hiasan di atas omelet, memberikan sentuhan akhir yang cantik.

Dia menyajikan sarapannya di meja makan kecil yang ada di dapur, menata piring dan peralatan makan dengan rapi. Aira juga menyiapkan secangkir teh hijau yang hangat, melengkapi hidangan paginya. Dengan tenang, dia duduk di kursi favoritnya, menikmati momen sarapan yang sederhana namun penuh kehangatan.

Setiap suap omelet dan gigitan roti panggang membawa rasa puas yang mendalam. Aira menikmati kelembutan omelet yang berpadu sempurna dengan rasa segar sayuran, sementara roti panggang memberikan tekstur yang renyah. Teh hijau yang hangat menambah ketenangan pagi itu, membantu Aira memulai harinya dengan lebih positif.

Setelah selesai sarapan, Aira membereskan meja makan dengan rapi. Dia mencuci piring dan peralatan makan, lalu meletakkannya di rak pengering. Setelah itu, dia melepas celemeknya dan menggantungnya kembali di tempat semula. Aira berjalan menuju kamarnya, memastikan bahwa penampilannya tetap sempurna sebelum berangkat.

Dia berdiri di depan cermin, mengamati dirinya dengan seksama. Blus putih berenda dan rok hijau zaitun yang dipakainya tampak serasi dengan hijabnya. Aira tersenyum puas, mengangguk sedikit sebagai tanda bahwa dirinya siap untuk menjalani hari. Dengan langkah mantap, dia keluar dari rumah dan menuju mobilnya yang terparkir di garasi.

Perjalanan menuju kampus memakan waktu sekitar dua puluh menit. Setibanya di halaman parkir, Aira memarkir mobilnya dan turun dengan anggun. Saat sedang berjalan menuju gedung fakultas, dia mendengar suara yang familiar, "Assalamualaikum, Bu Aira."

Aira refleks menoleh dan tersenyum ketika melihat Mira, rekan dosennya. "Waalaikumsalam, Bu Mira," balasnya hangat. Mira tampak sangat cantik dengan pakaian gamis berwarna cerah dan hijab sederhana yang dikenakannya. Gamis itu pas di tubuhnya, menonjolkan lekuk tubuhnya yang indah, terutama pada bagian payudaranya. Meskipun pakaiannya sederhana, kesan anggun dan feminim tetap terpancar kuat.

Her Secrets: LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang