Bab 15 - Aira Rahmawati Part 15

1K 9 0
                                    

Aira masih terlihat sangat cemas, meski Karina bersikeras bahwa dirinya baik-baik saja. Tatapan tajam Aira tertuju pada Karina, membuat gadis itu merasa sedikit panik. Namun, Aira kemudian tersenyum, berusaha menghilangkan ketegangan yang ada. Dengan lembut, ia menunjukkan dua set pakaian tidur yang berbeda kepada mereka.

"Ya sudahlah. Ini aku bawakan dua set pakaian tidur lamaku. Pilih sesuka hati kalian ya," kata Aira dengan nada lembut dan ramah. Karina dan Yulianti memandang pakaian tidur yang disodorkan Aira. Set pakaian tidur pertama adalah gaun tidur girly berwarna merah muda yang cerah. Gaun ini memiliki potongan empire dengan atasan yang menonjolkan lekuk bahu, dihiasi dengan renda putih di bagian leher dan lengan. Rok gaun tidur tersebut mengalir lembut hingga di atas lutut, memberi kesan romantis dan feminin. Terbuat dari bahan satin yang halus, gaun ini akan membuat pemakainya merasa nyaman dan elegan. Ada juga pita kecil yang terikat di bagian pinggang, menambah sentuhan manis pada gaun tersebut.

Set pakaian tidur kedua adalah piyama dua potong dengan motif bunga. Atasan piyama ini berupa kemeja lengan pendek dengan kerah berbentuk V dan kancing kecil di bagian depan. Motif bunga di kemeja ini berwarna biru muda dengan aksen bunga-bunga kecil berwarna putih, memberikan kesan segar dan ceria. Celana piyama-nya memiliki potongan longgar dengan pinggang elastis, memungkinkan gerakan yang bebas dan nyaman saat tidur.

Karina langsung mengambil set gaun tidur girly. "Aku pilih yang ini, terima kasih, Bu Aira," ucapnya sambil tersenyum. Ia merasa lebih nyaman dengan pakaian feminin seperti ini.

Yulianti, dengan sedikit ragu, mengambil set pakaian tidur dengan motif bunga. "Aku pilih yang ini, ya," katanya pelan, matanya masih memancarkan sedikit rasa malu.

Aira memastikan Karina dan Yulianti menerima pakaian tidur yang telah disiapkannya. Dengan senyum lembut, Aira berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan menunggu kalian di ruang tamu. Aku sudah membuatkan beberapa cemilan malam dan teh hangat."

Karina dan Yulianti tersenyum, mengangguk setuju. Aira pun meninggalkan mereka dengan perasaan lega dan hangat. Yulianti mendekap bajunya, lalu dia berkata dengan wajah memerah, "Aku akan mengenakan pakaian yang dulu dipakai Bu Aira..."

Karina tertawa kecil, lalu berkata, "Yulianti memang menyukai Bu Aira ya." Yulianti mengangguk dengan cepat. "Tentu saja! Setiap hari aku melihat sosok malaikat imut datang ke kelas kita mengajar, tentu saja aku menyukainya bukan? Lal-"

Karina menutup mulut Yulianti sembari berkata, "Iya-iya aku paham. Kita lebih baik pakai bajunya!" Setelah memastikan Yulianti sudah tenang, Karina melepaskan tangannya dari mulut Yulianti.

Yulianti, dengan sedikit canggung, mulai melepas handuk yang membalut tubuhnya. Kulitnya yang cerah dan tubuhnya yang mungil terlihat sedikit gemetar, mungkin karena rasa malu. Dengan gerakan cepat namun hati-hati, ia mengambil pakaian dalam yang dipakainya sebelum mandi, lalu mengenakannya kembali. Setelah itu, Yulianti mengangkat piyama dua potong dengan motif bunga yang dipilihnya, dan mulai mengenakannya satu per satu. Ia mulai dari atasan kemeja lengan pendek, merapikan kerah berbentuk V di lehernya, lalu memasukkan kancing-kancing kecil di bagian depan. Kemudian, ia mengenakan celana piyama yang longgar dengan pinggang elastis, memastikan kenyamanan saat ia bergerak.

Sementara itu, Karina juga melepaskan handuk yang membalut tubuhnya. Tubuhnya yang atletis dan kencang terlihat sebentar sebelum ia dengan cekatan mengambil set sport bra dan celana dalamnya, mengenakannya dengan cepat dan tanpa ragu. Setelah memastikan semuanya pas dan nyaman, Karina mengambil gaun tidur girly berwarna merah muda yang telah dipilihnya. Ia memasukkan kepalanya melalui leher gaun tersebut, membiarkan bahan satin yang halus meluncur dengan lembut di kulitnya. Setelah memastikan lekuk bahu dan renda putih di bagian leher dan lengan terletak dengan sempurna, ia merapikan pita kecil yang terikat di bagian pinggang.

Her Secrets: LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang