YOU POV
"You have slain an enemy!"
"An ally has been slained!!"
Aku duduk di ruang tengah apartemenku sambil memainkan sebuah game mobile bernama Mobile Legend. Aku bermain bersama timku yang terdiri dari empat orang laki-laki tampan, teman kampusku. Mereka bernama Jake, Jay, Niki dan Jungwon. Kami berada di tahun perkuliahan yang sama, berada di satu fakultas yang sama pula namun berbeda jurusan.
"Woi, bantu aku!" pintaku. Aku bawa heroku menuju Lord, diikuti Niki dan Jake di belakangku. Hanya Jay dan Jungwon yang menjaga turet, lebih baik kami kerahkan tenaga yang banyak agar Lord itu cepat terbunuh.
Saat aku asik menyerang Lord tersebut, tiba-tiba seorang lelaki datang dan berbaring manja di pangkuanku. Ia baru saja mandi, rambutnya bahkan masih meneteskan air tetapi ia memang niat menggodaku. Aroma sabun tercium kuat dari tubuhnya, sempat lelaki itu elus tanganku yang masih memainkan game tersebut.
"Kitten~" panggilnya dengan begitu lembut. Sukses membuat tubuhku berdesir aneh. Padahal sudah hampir dua tahun aku terus mendengar panggilan manja itu. Aku kecup kening lelaki itu sekilas, lalu menjawab, "Yes daddy!" sukses memecah tawa kekasihku pelan.
Aku terus berusaha membunuh Lord tersebut, ada rasa dingin di pahaku dari tetesan air yang mengalir dari rambut Heeseung. Kekasihku itu bernama Lee Heeseung, lebih tua dariku tetapi ia lebih suka dipanggil Daddy ketimbang Oppa.
"Mute dulu!" perintahnya. Langsung aku mute voice chat tersebut, lalu membiarkan Heeseung bangun dari tidurnya. Kini, pahaku serta sofa yang aku duduki telah basah oleh air dari rambut Heeseung. Beruntung, ia telah mengenakan pakaiannya saat ini..
"Mau main sampai jam berapa? Sudah waktunya tidur, sayang." tanya lelaki itu begitu lembut. Ia ikut melihat game yang sedang aku mainkan saat ini.
"Dua pertandingan lagi, daddy." jawabku, masih tak mengalihkan pandanganku dari game tersebut. Lord itu telah mati, kami tinggal menunggu Lord tersebut bangkit dan membantu kami mengalahkan musuh.
Waktu senggang itu aku gunakan untuk menatap kekasihku itu, tetapi ia malah pergi menjauh dariku, tanpa sepatah katapun. Langsung aku naikkan kedua kakiku ke atas sofa lalu duduk bersila untuk menyamankan posisi saat ini.
Aku aktifkan lagi voice chat tersebut, mereka saling berkoordinasi hingga tiba di saat hero yang Jay mainkan mati. Ia malah mengolokku sambil menunggu heronya hidup kembali, "Yes daddy!" Jay mengatakan itu dengan nada yang mengolok diakhiri tawa kencang yang menggelegar.
"Sialan!!" umpatku tetapi ikut tertawa pelan. Jika saja lelaki itu berada di sebelahku saat ini, akan habis kepalanya aku pukul.
"Njir, aku berasa dengar desahan di film bokep!" tambah Jake meledek. Setelah itu mereka berempat tertawa begitu kencang. Awas saja merekaa!!
"Bangsat kalian ya!" umpatku, namun masih menganggap semua itu hanyalah candaan semata. Toh memang kenyataannya seperti itu. Bukan! Bukan tentang film bokep tapi mengenai panggilan daddy itu. Mereka sangat jijik dengan panggilan sayangku itu ke Heeseung.
Kami terus tertawa bersama, untuk hal-hal kecil yang terjadi di sepanjang permainan. Namun, tak ada sepatah kata pun terdengar dari Niki, bahkan aku juga tak mendengar tawa lelaki itu. Apa ia menonaktifkan fitur voice chat atau memang penyakit malas bicaranya itu sedang kambuh?
"Heeseung menginap di apartemenmu lagi?" tanya Jay. Akhirnya Lord tersebut keluar dan membantu kami menghadapi musuh. Sekarang, tugas kami adalah melindungi Lord tersebut dari setiap serangan lawan.
"Iyaa sudah seminggu nih," jawabku, tak melupakan pertanyaan Jay itu.
"Sampai kapan dia di sana?!" tanya Niki akhirnya bersuara. Aku pikir ia mematikan fitur voice chatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY AFTER QUARANTINE
Fanfiction[🔞] Niat baik untuk membantu kekasihmu bernama Lee Heeseung tidak membuahkan hasil. Malah menjebak mu ke dalam kelompok kriminal bersenjata yang beranggotakan Jake Sim dan Jay Park yang tak lain adalah teman kampusmu. Kelompok kriminal bersenjata i...