AUTHOR POV
Tok tok tok!
Pintu diketuk dengan perlahan. Langsung Jake bangkit dari duduknya dan bergegas membukakan pintu tersebut untuk Jay. Lelaki itu hanya mengenakan kaos oblong berwarna hitam dengan celana pendek dengan motif segitiga. Jay masuki kamar kalian yang telah kacau beserta suara desahanmu yang memenuhi ruangan.
"Dia menyebutku dengan sebutan daddy, padahal aku memintanya memanggilku Master. Buat dia agar memanggilmu daddy agar ia tak mengingat hal yang lebih banyak!" bisik Jake yang dijawab anggukan kepala oleh Jay.
Lelaki itu sempat terdiam memperhatikanmu dalam keadaan tak berdaya di atas kasur tersebut. Ia letakkan handphone miliknya di atas meja, mengambil rokok di tangan Jake untuk dihisapnya sekali, sebelum akhirnya ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu.
"Kau yakin? Bagaimana jika dia malah lebih memilihku ketimbang dirimu?" tanya Jay yang mampu membuat Jake terdiam. Kamu hanya bisa menatap kedua orang lelaki tersebut dengan tatapan memohon, seiring pelepasanmu yang sampai untuk kesekian kalinya. Kamu pejamkan matamu dengan tak henti menarik tanganmu agar terlepas dari ikatan tersebut.
"Yang penting, aku sudah menjalankan tugasku dengan baik." bisikan Jake itu memang sangat menunjukkan kalau dia tidak ingin bertanggung jawab sendirian atas kegagalan yang mungkin saja akan terjadi suatu saat nanti. Jay paham benar dengan karakter lelaki itu sehingga ia tak akan membuang kesempatan ini begitu saja.
Jay telah menanggalkan seluruh pakaian di tubuhnya, ia merangkak ke atas tubuhmu lalu mengecup dahimu dengan lembut. Ia singkirkan helaian surai yang menutupi wajahmu lalu berbisik, "Kau merindukan daddy, eung?" tanya Jay mampu membuatmu melupakan semua kesedihanmu.
Lelaki itu terlihat sangat manis dan pengertian, namun ada sirat prihatin yang tergambar di wajahnya saat menyadarimu yang terisak pelan. "Hentikan vibratornya!" perintah Jay kepada Jake yang tengah memperhatikan kalian dari belakang. Setelah vibrator tersebut berhenti bergerak, tangan Jay membuka ikatan yang menahan tanganmu lalu menghapus air mata yang mengalir di wajahmu.
Jay usap wajahmu sambil berusaha memberikan tatapan menenangkan. Setelah merasakan kamu yang mulai tenang, Jay kembali menindih tubuhmu lalu menangkup wajahmu menggunakan sebelah tangannya. "Kamu lelah?" tanya Jay yang langsung dijawab anggukan kepala olehmu. Lelaki itu pun tersenyum lalu berkata, "Mau istirahat di kamar daddy?" tanya Jay yang tanpa sadar dijawab anggukan kepala olehmu. Jay pun mengecup bibirmu sekilas lalu menuntunmu untuk duduk bersendar di atas kasur tersebut.
"Yak!! Kamu mau membawanya kemana?" tanya Jake saat Jay berusaha memunguti seluruh pakaianmu yang berserakan di lantai. Jay pun kembali mengenakan pakaiannya lagi, "Kau memintaku untuk membantumu, bukan?" tanya Jay semakin membuat Jake bingung.
"Ya, tapi kita belum selesai!!" ujar Jake berusaha berbisik, namun tetap dapat di dengar dirimu.
"Ini caraku membantumu Jake. Biarkan dia habiskan malam bersamaku, apa kau tak bisa melihat kelelahan di wajahnya?" jelas Jay semakin membuat Jake kesal. Kamu pun dengan tertatih berjalan menghampiri keduanya. Kamu ambil pakaianmu di tangan Jay lalu masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamarmu. Tanpa memperdulikan dua lelaki itu yang begitu terkejut atas tindakanmu tersebut.
Setelah mengenakan pakaianmu kembali serta membersihkan diri, kamu keluar dari kamar itu dan mendapati Jake serta Jay hanya duduk dalam suasana yang canggung di kamar tersebut.
Kamu berjalan melewati keduanya lalu bergegas keluar dari kamar kalian. Belum beberapa langkah kamu meninggalkan kamarmu, Jake membentakmu dengan keras pertanda emosi dalam dirinya tak kunjung mereda. Malah semakin menjadi-jadi berkat tingkah labil Jay yang tidak dapat diprediksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY AFTER QUARANTINE
Fanfiction[🔞] Niat baik untuk membantu kekasihmu bernama Lee Heeseung tidak membuahkan hasil. Malah menjebak mu ke dalam kelompok kriminal bersenjata yang beranggotakan Jake Sim dan Jay Park yang tak lain adalah teman kampusmu. Kelompok kriminal bersenjata i...