YOU POV
Setelah Jake mengantar anak kami ke sekolah, lelaki itu pulang dengan membawa beberapa bahan makanan yang sebelumnya sempat aku titip untuk ia belikan. Jake bantu aku membersihkan isi perut ikan, padahal lelaki itu harus bersiap pergi menjemput rejeki bersama Jay dengan mengawasi peredaran obat-obatan yang kami jual. Lelaki itu berusaha membantu segala kegiatanku mengurusi rumah tangga walaupun pekerjaan kami juga memakan banyak waktu.
Mereka selalu memastikan aku tak mengerjakan pekerjaan yang seharusnya para lelaki lakukan, seperti mengangkat galon ke dispenser, membenarkan lampu ruangan, bahkan membersihkan perut ikan dan bahan makanan lain sebelum kami simpan ke dalam kulkas.
Sementara Jay, memiliki tugas mengurus tanaman dan mencuci baju, sprei dan beberapa perlengkapan kami sehari-hari. Pembagian tugas yang adil menurutku karena mereka tak akan biarkan aku kerja sendirian walaupun aku lebih suka menghabiskan waktu di dalam rumah.
Setelah Jake membersihkan perut ikan dan bersiap untuk pergi bekerja. Aku masukkan bento yang telah aku buat ke dalam sebuah tas kain untuk mereka berdua, tak lupa dengan cemilan, buah dan air mineral yang mereka butuhkan.
Waktu telah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi saat Jake memintaku memasangkan dasi miliknya, sampai sekarang ia tak bisa melakukan itu sendiri dan selalu meminta bantuanku, sedangkan Jay telah mengenakan kaos kakinya dan duduk memperhatikan kami berdua sambil menunggu sahabatnya itu. "Kata ibu guru Jovan, mereka pulang lebih awal yaitu jam 11 siang ya." ucap Jake sambil terus memperhatikanku.
"Okay, siap." jawabku sambil merapikan jas lelaki itu dengan senyuman yang terukir di wajahku. Jake sempatkan diri untuk mengecup bibirku lalu bergegas menggunakan kaos kakinya, Jay yang tak mau kalah pun juga melakukan hal yang sama, mencium bibirku sebelum keduanya pergi mengurus bisnis kami.
Sambil menunggu jam pulang sekolah Jovan, aku duduk di balkon kamar kami sambil menyeduh secangkir kopi. Rasanya memang akan sangat berat jika aku harus memilih salah satu diantara kedua lelaki itu, paling tidak sekarang mereka masih belum menemukan cinta lain selain diriku. Walau begitu aku harus siap atas segala hal yang bisa saja terjadi beberapa tahun kemudian, sikap Jake dan Jay yang berubah, anak kami yang semakin tumbuh dewasa, tubuhku yang menua dan tak layak lagi dicintai oleh siapapun.
Ya, jika memang Jake tak keberatan jika aku menikahi dirinya dan Jay, maka akan aku lakukan tanpa memikirkan banyak perkataan buruk yang bisa saja kami terima akibat hubungan ini.
Setelah waktu telah menunjukkan pukul setengah sebelas. Aku pergi bersama beberapa anak buah kami untuk menjemput Jovan di sekolah. Baru mobil kami memasuki area sekolah tersebut, perhatianku langsung tertuju pada interaksi yang tak pernah aku sangka akan terjadi dalam hidupku.
Saat Jovan berbicara dengan seorang laki-laki dari masa laluku, Lee Heeseung. Keduanya terlihat berbicara dengan sangat akrab sambil menatap satu sama lain, tangan Heeseung mengelus puncak kepala Jovan dengan sangat lembut sambil tersenyum hangat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY AFTER QUARANTINE
Fanfiction[🔞] Niat baik untuk membantu kekasihmu bernama Lee Heeseung tidak membuahkan hasil. Malah menjebak mu ke dalam kelompok kriminal bersenjata yang beranggotakan Jake Sim dan Jay Park yang tak lain adalah teman kampusmu. Kelompok kriminal bersenjata i...