YOU POV
"Jay?" panggilku, saat menyadari Jay begitu kalang kabut membawa mobilnya menjauh dari markas The Stealer. Aku masih belum mengetahui alasan Jay dan Jake kabur dari kelompok tersebut. Apakah ada sangkut pautnya dengan masalah Sunghoon atau murni keinginan mereka sendiri?
Jay menoleh ke arahku lalu tersenyum paksa, berusaha menutupi rasa gugup dan takutnya melebihi ekspresi takut saat ia menjalankan misi mencuri barang. "Ada apa? Pelan-pelan saja bawa mobilnya." ucapku berusaha memahami rasa takut lelaki itu. Namun, Jay tak kunjung mendengar perkataanku sampai aku tepuk bahunya untuk menyadarkannya saat ia hampir menabrak mobil di depannya.
"Jay, kamu tak papa?" tanyaku. Perlahan tapi pasti, mobil yang Jay kendarai menepi di sebuah halte bus seiring tubuh lelaki itu yang bergetar hebat. Jay letakkan kepalanya pada kemudi mobil lalu menghembuskan napas kasar untuk menghilangkan seluruh kegugupannya.
"Ah! Aku tak boleh seperti ini, lemah!" ucap lelaki itu, ingin melanjutkan perjalanan lagi namun berusaha aku tahan. Jay seperti tidak memperdulikan ku sampai aku nekat menangkup wajahnya menggunakan kedua tanganku. "Tenangkan dirimu dulu, ada apa? Kenapa kita harus kabur dari kelompok The Stealer?" tanyaku berusaha menyadarkan lelaki itu dari rasa cemas yang begitu memenuhinya. Tak berselang lama, air mata mengalir membasahi wajah Jay.
"Semua karena aku. Maaf, sungguh, seseorang pasti memiliki alasan kuat saat ingin membunuh orang yang paling ia benci bukan?" tanya lelaki itu semakin membuatku bingung. Aku hapus air mata yang mengalir membasahi wajahnya menggunakan jemari tanganku.
Tunggu, jangan bilang dia ingin membunuhku makanya ia terlihat cemas seperti ini?
"Ada apa? Katakan padaku yang sejujurnya, kenapa Jake tak ikut dalam pelarian kita?" tanyaku, masih meminta penjelasan atas segala yang terjadi dan hal yang mendasari rasa cemas Jay tersebut.
Lelaki itu akhirnya memberanikan diri menatap kedua mataku, "A-aku.." Jay terlihat begitu ragu saat ingin mengatakan sesuatu. Aku yang tak ingin membuatnya merasa semakin cemas pun hanya menunggunya tanpa berniat mendesaknya.
"Aku mencintaimu Y/n dan aku tak ingin kehilanganmu." ucapan Jay begitu mengejutkanku. Aku sampai melepaskan tanganku yang menangkup wajah Jay setelah ia mengutarakan perasaannya langsung padaku, sukses membuat jantungku berdegup kencang dan hal tersebut tak pernah Jake berikan padaku sebelumnya. Seolah ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perutku saat ini.
Sekilas, bayangan saat kami bercumbu dalam mobil kembali terlintas dalam ingatanku.
"Aku tahu ini salah tapi aku tak ingin kehilanganmu, aku ingin kamu sadar kalau dia memang tak baik untukmu. Aku bisa memperlakukanmu lebih baik darinya Y/n, tapi aku takut kamu malah membenciku balik atas segala yang telah terjadi." ujar Jay sepertinya ditujukan untuk hubunganku dengan Jake.
Aku sadar benar Jake tak secinta itu padaku dan hanya ketulusan yang aku dapatkan dari perkataan Jay saat ini. Jika ia mencintaiku, ia tentu tidak akan meninggalkanku bahkan rela membagi ku dengan sahabatnya sendiri, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY AFTER QUARANTINE
Fanfiction[🔞] Niat baik untuk membantu kekasihmu bernama Lee Heeseung tidak membuahkan hasil. Malah menjebak mu ke dalam kelompok kriminal bersenjata yang beranggotakan Jake Sim dan Jay Park yang tak lain adalah teman kampusmu. Kelompok kriminal bersenjata i...