AUTHOR POV
Heeseung tak bisa menunggu lebih lama, seolah 24 jam terasa sangat panjang untuk lelaki itu. Heeseung tak sabar bertemu denganmu, tapi satu sisi ia juga takut gertakan ini tak membuahkan hasil yang malah membuatnya semakin jauh darimu.
Heeseung kacau bukan main setelah mengetahui kamu yang rela melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya, padahal kamulah yang harus Heeseung selamatkan dari kelompok The Stealer.
Mereka berhasil mencuri apapun termasuk seorang gadis yang menjadi pusat semesta Heeseung. Seperti seseorang yang kehilangan tujuan hidupnya, Heeseung berubah menjadi sosok yang tidak bisa ditebak, emosi yang tak terkendali bahkan lelaki itu nekat melayangkan pukulan bertubi-tubi ke wajah Sunoo untuk melampiaskan kekesalannya.
Heeseung tak peduli, yang lelaki itu inginkan hanyalah kamu kembali ke dalam pelukannya. Heeseung akan melakukan berbagai cara walau harus merugikan kelompok The Killers yang telah lama menjadi tumpuan hidupnya.
"Fuck!! Dua puluh empat jam itu lama sekali!!" kesal Heeseung sampai membanting botol soju di tangannya ke lantai, sukses membangunkan beberapa anak buahnya yang tertidur di atas sofa.
Lelaki itu hampiri Sunoo yang masih dalam keadaan terikat lalu bertanya padanya, "Apa Jake menyukai Y/n?" tanya Heeseung begitu random. Kejadian itu malah semakin membuat Sunoo takut lelaki itu melepaskan kekesalannya lagi pada tubuhnya.
Sunoo sudah tak kuat menerima seluruh rasa sakit yang Heeseung ciptakan di tubuhnya, lelaki itu bahkan sempat berpikir untuk meminta pada Heeseung akhiri saja hidupnya.
"Jake dan Jay sama-sama menyukai Y/n, tapi aku rasa yang paling menyukai kekasihmu adalah Jay." jawab Sunoo, berharap Heeseung tak melampiaskan kekesalan lagi padanya namun lelaki itu malah mengambil serpihan botol soju di lantai dan berniat menggerek leher Sunoo sebelum sebuah panggilan lembut menyadarkan Heeseung dari segala amarahnya.
"Heeseung daddy!" terdengar begitu lembut dan sukses mengalihkan perhatian Heeseung dari lelaki cantik itu. Heeseung terkejut setengah mati dibuatnya, sama halnya dengan para anak buahnya yang langsung terbangun setelah mendengar panggilan lembut darimu.
Sementara anak buah yang membukakan pintu untukmu hanya bisa tersenyum melihat air mata menetes membasahi wajah Heeseung. Kamu yang melihat suasana kacau dalam ruangan tersebut pun berjalan dengan perlahan menghampiri Heeseung.
Heeseung masih berdiri memandangmu tak percaya, bahkan lelaki itu tanpa sadar menggenggam serpihan kaca di tangannya. Kamu tersenyum lalu meraih tangan Heeseung yang mengalirkan darah untuk melepaskan genggaman tangan Heeseung pada beling tersebut.
Tanpa sadar, air mata mengalir membasahi wajahmu, apalagi saat melihat Heeseung yang tak bergeming memandangmu penuh kesedihan seolah masih tak percaya gadis yang berdiri dihadapannya ini adalah dirimu. Padahal waktu masih menunjukkan pukul empat pagi yang berarti baru enam jam pasca ancaman yang mereka berikan pada kelompok The Stealer.
Benar saja, saat kamu berniat membuang serpihan beling di tangan Heeseung, lelaki itu menarik paksa tangannya lalu tertawa pelan, "Aku rasa aku sudah gila! Bagaimana bisa aku melihat Y/n di depanku saat ini!!" lelaki itu ternyata menganggap dirinya sendiri tak waras setelah melihatmu tiba-tiba datang tanpa perantara apapun di hadapannya.
Kamu hanya tertawa pelan sebelum Niki berlari menghampiri Heeseung sambil terus memperhatikanmu, "Hyung, dia memang Y/n, kekasihmu!" ujar Niki akhirnya menyadarkan Heeseung dari keterkejutannya.
Lelaki itu sontak menghambur ke dalam pelukanmu erat seiring tangisannya yang pecah. Kamu juga tak bisa menutupi kesedihan yang kamu rasakan setelah berbagai kejadian yang terjadi dalam hidup kalian berdua.
Kamu memang sempat tak mengingat kenangan baik bersama lelaki itu namun setelah Jay mengungkapkan banyak hal padamu, perlahan tapi pasti hatimu menuntun kenangan-kenangan baik yang kamu lalui bersama Heeseung hadir kembali dalam kehidupanmu. Saking banyaknya kelebihan yang lelaki itu miliki sampai menuntunmu untuk kembali padanya terlepas dari berbagai kesalahan dan siksaan yang kamu terima.
"Kamu baik-baik saja kan?" tanya Heeseung sambil memperhatikan kondisi tubuhmu yang sepenuhnya baik, tanpa luka atau lecet sedikitpun. Kamu anggukkan kepalamu sambil tak henti mengulaskan senyuman di wajahmu, "Aku baik-baik saja daddy." jawabmu.
Semakin memecah tangis bahagia dari Heeseung, panggilan daddy itulah yang membuatnya yakin kalau kamu baik-baik saja. Padahal sebelumnya, Heeseung takut sekali jika kamu tak mengingat dirinya atau hanya mengingat berbagai kejadian buruk yang pernah Heeseung berikan dalam hidupmu. Heeseung rela melakukan apapun untuk membuatmu kembali ke pelukannya dan sekarang, dirimu benar-benar kembali pada lelaki itu.
Saking tak percayanya akan kehadiranmu, lelaki itu sampai tak berhenti menangis walau sudah berusaha kamu tenangkan dengan cara memeluknya erat. "Kau tahu betapa kacaunya daddy saat kamu tak mengenali daddy kemarin?" tanya Heeseung. Kamu tangkup wajah lelaki itu untuk memberikan kecupan manis di bibirnya, "Maafkan aku daddy.." hanya itu yang ingin kamu ucapkan pada lelaki itu.
Heeseung terdiam sebentar lalu menganggukkan kepalanya dan membawamu kembali lagi ke dalam pelukannya, "Daddy, kita kembalikan Sunoo ya." pintamu setelah tanpa sengaja saling bertukar tatapan dengan lelaki itu.
Heeseung menggelengkan kepalanya, "Tidak, daddy anggap dia sebagai balasan atas penghianatan yang Sunghoon lakukan kemarin sampai mencelakaimu!" ujar lelaki itu penuh dendam.
Kamu hembuskan napas kasar lalu melepaskan pelukan di tubuh Heeseung dengan paksa, "Tapi daddy sudah berjanji untuk mengembalikannya kalau aku sudah kembali pada daddy." ucapmu, masih berusaha meluluhkan lelaki itu.
Heeseung yang tak bisa menahan lagi rasa rindunya padamu pun tertawa pelan, "Baiklah, akan daddy lakukan untukmu, tapi ngomong-ngomong kamu kesini sama siapa?" tanya Heeseung mulai tersadar dari tangisan haru yang sempat menyelimutinya.
Lelaki itu mulai melihat ke sekeliling markas mereka, takut kamu hanya digunakan mereka sebagai pemancing perpecahan, namun Niki yang sudah bergerak cepat pun bisa memastikan tak ada orang lain disekitaran markas mereka.
"Jay yang mengantarku-" belum selesai kamu berbicara. Heeseung langsung mengambil pistol di sakunya untuk mencari keberadaan lelaki itu, tetapi keburu kamu tenangkan lelaki itu dengan memeluknya erat, "Dia sudah pergi daddy, dia nekat membawaku kabur dari The Stealer karena mereka ingin membunuh kita. Jay orang yang baik dan ia tak pernah melukaiku, bahkan dia selalu menyelamatkanku." jelasmu tak kunjung membuat Heeseung senang.
"Daddy, mau sampai kapan seperti ini? Terus menaruh dendam pada orang yang sebenarnya tidak bersalah. Daddy dan Jay hanya digunakan sebagai boneka di tengah perpecahan kelompok The Stealer dan The Killers, mereka dapat menyingkirkan daddy dengan mudahnya jadi aku mohon, hentikan semua ini daddy." pintamu dengan sangat pada Heeseung.
Lelaki itu hembuskan napas kasar, berusaha menahan kekesalannya lagi setelah menyadari kamu masih membela lelaki yang seharusnya tak kamu bela. Heeseung lepaskan pelukan di tubuhmu secara sepihak untuk mengambil handphone miliknya, ia minta Niki untuk mengatur jadwal pengembalian Sunoo namun lelaki itu malah membawamu pergi ke dalam mobilnya dengan cara menarik tanganmu kasar.
Kamu ikuti dengan pasrah langkah kekasihmu masuk ke dalam mobil. Setelah menyalakan mobil, Heeseung utarakan seluruh kenyataan yang selama ini ia simpan sendirian. "Kau benar, kami hanya dijadikan perantara perpecahan kelompok mereka. Itulah sebabnya master ingin membunuh Jay." akhirnya Heeseung mau mengakui hal tersebut.
TBC
AN: Beneran mau ending sama Heeseung atau mau plot twist? Bareng Jay atau Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY AFTER QUARANTINE
Fanfiction[🔞] Niat baik untuk membantu kekasihmu bernama Lee Heeseung tidak membuahkan hasil. Malah menjebak mu ke dalam kelompok kriminal bersenjata yang beranggotakan Jake Sim dan Jay Park yang tak lain adalah teman kampusmu. Kelompok kriminal bersenjata i...