17: Tabiat

353 43 0
                                    

Sorry atas kesalahan teknis sebelumnya ya🙏

AUTHOR POV

Jake berhasil menghapus semua rekaman cctv yang berhubungan dengan pelarianmu. Mulai saat Jay mempersiapkan rencananya sampai waktu eksekusi ketika lelaki itu membawamu kabur dari markas The Stealer.

Beruntung, nyonya dan para anak buahnya yang lain sibuk mempersiapkan persenjataan sebelum berangkat menjemput Sunoo. Sehingga Jake dapat dengan bebas mempersiapkan barang-barang yang akan ia gunakan untuk membalaskan dendamnya, yaitu dengan menempatkan bom rakitan di beberapa tempat dalam gedung tersebut, yang hanya bisa dikendalikan melalui tombol di tangan Jake.

Mustahil jika ia bisa mengalahkan seluruh anggota dalam gedung tersebut, sehingga lebih baik ia gunakan cara yang gila untuk membalaskan seluruh dendamnya. Bagi Jake, nyawa juga harus dibayar dengan nyawa, tak ada toleransi jika hal tersebut sudah menyangkut keluarganya.

Jay tentu mengetahui seluk-beluk gedung yang menjadi markas mereka selama bertahun-tahun, tak susah bagi lelaki itu untuk keluar dari gedung The Stealer tanpa sepengetahuan siapapun. Begitu pula Jake yang bahkan dengan mudahnya pergi tanpa dicurigai siapapun dalam gedung tersebut. Niat lelaki itu ingin segera menghubungimu untuk bertemu di suatu tempat, tapi sebuah panggilan masuk ke handphone miliknya yang lain.

"Dimana bro?" tanya Jake langsung pada intinya. Sang penelpon sempat menghembuskan napas kasar sebelum menjawab, "Maaf, aku tak tahan lagi menutupi kenyataan tersebut." ucap lelaki itu begitu lemas.

Jake yang sedari tadi diselimuti perasaan tak enak pun bertanya lagi, "Ada apa? Kalian dimana? Aku sudah selesai dengan urusanku! Kita kabur menggunakan kapal sekarang!" usul Jake yang malah semakin membuat Jay lemas.

"Y/n sudah mengingat semuanya dan ia memaksa kembali bersama Heeseung." jujurnya.

"Anjing!!" Jake begitu kesal sampai nekat membanting handphone miliknya ke atas dasboard mobil hingga layarnya pecah. Jay yang menyadari kekesalan sahabatnya tersebut pun menambahkan, "Aku masih berada di sekitar rumah yang menjadi tempat Sunoo disekap".

"Kenapa kau tak menahannya bodoh?!!" tanya Jake begitu emosi. Namun, Jay terdengar begitu lemas saat menjawab, "Aku tak bisa menahannya dan itu adalah kemauannya sendiri. Aku sudah berusaha menyadarkan tapi ia masih sama butanya!". Mendengar itu, Jake kesal setengah mati dibuatnya.

Langsung dia minta Jay untuk, "Sharelock bangsat!" setelah itu dia matikan panggilan itu secara sepihak lalu mematikan handphone tersebut dan melemparnya ke belakang.

Jake pukul stir kemudi mobil hingga berulang kali penuh kekesalan sebelum akhirnya air mata mengalir membasahi wajahnya. Ia merasa sia-sia melakukan semua pengkhianatan ini, padahal ia berharap bisa kabur denganmu dan memulai hidup menjadi pribadi yang lebih baik lagi, sekarang ia hanya bisa merutuki ketidakberdayaan Jay selaku oknum yang mengusulkan pengkhianatan ini. Mereka sudah terjebak harapan yang palsu.

"""""""""""""""""""

YOU POV

"Aku merindukanmu, daddy!" ucapku, sambil memainkan tanganku sendiri di atas pahaku. Sempat aku dengar tawa pelan dari lelaki itu, sebelum ia menuntun tubuhku untuk duduk di atas pangkuannya, tak lupa Heeseung mundurkan kursi mobil yang ia duduki. Heeseung tangkup wajahku menggunakan kedua tangannya, sempat menatapku lamat sebelum sebuah kecupan mendarat di bibirku.

THE DAY AFTER QUARANTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang