[S2] 11: Rindu

320 39 10
                                    

YOU POV

"Woahhh!" Jovan tak henti berdecak kagum saat kami memasuki kapal pesiar yang akan membawa kami menjauh dari kedua ayahnya. Sementara aku hanya bisa terus terdiam, sambil menutupi rasa kagumku di depan lelaki yang telah menculik kami. Ya, ini adalah sebuah penculikan, tapi aku sama sekali tak ingin memberontak karena takut lelaki yang berstatus mantan kekasihku ini bertindak nekat dengan menyatiki kami berdua.

Apapun akan aku lakukan, yang penting Heeseung tak melukai anak kandungku yang terus ia gendong sejak turun dari mobil miliknya. Sialnya, Jovan juga begitu menempel dan merasa nyaman pada mantan kekasihku tersebut. Membuatku tak bisa melakukan upaya percobaan kabur apapun hingga kami berhasil naik ke atas kapal pesiar ini. Diikuti banyak sekali anak buah Heeseung di belakang kami, mungkin ada sekitar 100 orang lebih pertanda bisnis yang lelaki itu jalankan memang berkembang sangat pesat hingga memiliki banyak sekali anak buah yang setia.

Kapal pesiar yang membawa kami juga sangat mewah, seolah seluruh anak buahnya diperlakukan sama tanpa memandang status sosial apapun yang membuat mereka juga terlihat begitu royal pada Heeseung selaku pemimpin mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapal pesiar yang membawa kami juga sangat mewah, seolah seluruh anak buahnya diperlakukan sama tanpa memandang status sosial apapun yang membuat mereka juga terlihat begitu royal pada Heeseung selaku pemimpin mereka. Semua hal terlihat begitu tertata, bahkan tak butuh waktu setengah jam untuk para anak buahnya naik ke kapal ini. Dengan begitu, lebih cepat pula Heeseung memerintahkan captain kapal untuk mulai berlayar menjauh dari kota ini.

Perasaanku menjadi tak enak, terutama saat mihat Jovan begitu asik menikmati berbagai fasilitas kapal bersama Heeseung. Sementara aku hanya bisa terdiam dipenuhi rasa bersalah pada Jay dan Jake. Maaf, aku tak bisa melakukan apapun untuk membatalkan rencana penculikan Heeseung ini. Aku begitu takut lelaki itu bertindak nekat dengan menyakiti Jovan. Bagiku lebih baik aku saja yang menderita ketimbang anakku tersebut. Tapi jika sudah sejauh ini, aku harus bagaimana?

Tak ada niatan sedikitpun untukku pergi meninggalkan Jake dan Jay seperti ini. Apakah keputusan yang aku ambil sudah benar? atau aku malah memperburuk keadaan diantara kami?

 Apakah keputusan yang aku ambil sudah benar? atau aku malah memperburuk keadaan diantara kami?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo ke kamar kita!" ajak Heeseung yang berjalan menghampiriku sambil menggandeng tangan Jovan. Dengan begitu ceria Jovan menghampiriku dan menggenggam tanganku untuk mengajakku berjalan bersama mantan kekasihku tersebut. Kami jalan bertiga dalam posisi bergandengan tangan sambil diiringi nyanyian menggemaskan dari Jovan, anakku.

THE DAY AFTER QUARANTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang