07: Janji

401 54 3
                                    

YOU POV

Seminggu berlalu..

Hari-hari berat itu terlewati begitu saja. Latihan menembak, bela diri dan beberapa latihan lain yang mengasah kemampuan fisik, aku lakukan dalam seminggu penuh tanpa istirahat yang lama. Aku lelah, namun aku tahu aku harus bertahan melalui itu semua. Beruntung, ada Jake dan Jake yang selalu menyemangati ku dan memberikan masukan untukku menjadi lebih baik lagi.

Aku kembali di satukan dalam tim yang sama dengan Jake dan Jake, tetapi bedanya kali ini aku merasa lebih matang dari sebelumnya. Aku mulai bisa mengendalikan tubuhku karena aku tidak boleh menjadi beban untuk keduanya lagi. Paling tidak, aku harus bisa melindungi diriku sendiri.

Aku sangat ahli dalam menembak, entahlah aku suka sekali memegang senapan, aku seperti kembali ke diriku yang dulu, sebelum aku kehilangan semua ingatanku. Walaupun waktu latihanku masih tergolong sedikit, nyonya sudah memberikan sebuah misi untuk kami. Sebagai misi pertama setelah aku kehilangan ingatanku, yaitu mencuri berkas pemeriksaan seorang artis berinisial JH yang terlibat kasus pemerasan di sebuah kantor polisi daerah Gangnam.

Aku gugup, tentu saja. Ini adalah misi pertamaku setelah kecelakaan yang menimpaku hingga aku kehilangan ingatanku. Aku takut ingin menjadi beban Jake dan Jake lagi. Itulah sebabnya aku hanya duduk di pinggiran kasur saat Jake dan Jake sedang bermain game di atas kasur kami. Mereka sedang bermain game mobile legend dan aku dibiarkan menganggur seperti ini. Aku tak memiliki handphone karena Jake sangat mengawasi setiap pergerakanku.

"Ah, sialan!" Jake mengumpat keras di sana. Mereka saling mengatur strategi permainan sedangkan aku disini semakin pusing di buatnya. Sepertinya aku perlu menghirup udara segar.

"Sayang! Jake! Aku ke rooftop dulu ya!" pamit ku. Tak ada jawaban dari keduanya, mereka sibuk memainkan game itu. Hanya game itu yang sukses mengalihkan perhatian Jake dariku. Aku keluar dari kamar dan naik menuju rooftop menggunakan tangga.

Angin berhembus kencang, menyibak sebagian rambutku ke belakang. Aku hirup udara malam yang dingin menusuk tulang, walaupun aku sudah menggunakan pakaian yang lumayan tebal saat ini.

Samar-samar aku mendengar tawa laki-laki dan suara pembakaran seperti api unggun di balik sebuah ruangan. Dengan langkah mengendap, aku hampiri sumber suara itu. Terdapat dua anggota The Stealer bernama Sunghoon dan satu anggota lagi bersurai blonde dengan less biru.

"Annyeong!" sapaku dari balik tembok ruangan dan hanya memunculkan kepalaku pada mereka.

"Aigoo, kamjagiya!!" lelaki bersurai blonde itu terkejut saat melihatku sedangkan lelaki bernama Sunghoon tak menampilkan ekspresi apapun.

Aku tertawa pelan pada keduanya.

"Kamu Y/n pacarnya Jake kan?" tanya lelaki bersurai blonde begitu ramah. Aku mengangguk pelan guna menjawab pertanyaannya.

"Kemari lah!" ajak lelaki itu untukku bergabung. Dengan senang hati aku bergabung dengan mereka, ini adalah kali pertama aku berbincang dengan anggota The Stealer lain tanpa kehadiran Jake. Aku dudukan diri di sebuah bangku yang telah tersedia, ikut menghangatkan diri di dekat perapian tersebut.

"Kau terlalu ramah untuk menjadi penjahat bersenjata!" ucap Sunghoon padaku. Aku menatapnya bingung dan tak lama lelaki itu mendapatkan pukulan pelan di lengannya oleh lelaki bersurai blonde.

"Ah, benarkah?" Aku sedikit tak enak dibuatnya. Buru-buru, lelaki bersurai blonde itu menenangkan ku.

"Bagus dong kalau ramah kan bisa berbaur dengan masyarakat? Betul kan?" lelaki bersurai blonde itu memberikan pembelaan untukku. Aku mengangguk setuju dengan perkataannya.

THE DAY AFTER QUARANTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang