09: Kitten

596 56 3
                                    

YOU POV

Sepulangnya kami dari kantor polisi, Jake dan Jay harus menyelesaikan sebuah pekerjaan baru yang nyonya berikan. Pekerjaan itu berhubungan dengan obat-obatan terlarang sehingga selama kekasihku itu pergi mengantarkan obat-obatan tersebut kepada seorang klien, aku diperintahkan untuk selalu bersama Sunoo hingga ia pulang dari menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Aku bosan, hanya duduk diam di sebuah ruangan sambil memandang televisi yang menayangkan berita ekonomi terkini, sedangkan Sunoo sibuk bermesraan bersama kekasihnya di ujung ruangan. Merasa kesepian? Tentu saja, aku juga ingin menghabiskan lebih banyak waktuku bersama Jake, padahal hampir seharian penuh aku bersamanya. Aku juga tak mengerti dengan diriku sendiri.

Aku melirik secara diam-diam saat menyadari Sunoo mendudukkan dirinya ke atas pangkuan Sunghoon dengan terus mencium bibirnya. Aku berusaha mengalihkan perhatianku dari mereka tapi suasana ini sangatlah canggung. Aku putuskan untuk keluar saja dari ruangan tersebut, hingga sebuah panggilan menghentikan ku.

"Mau kemana Y/n?" itu Sunoo yang bertanya, karena tak ingin menganggu keduanya aku putuskan saja berbohong dan memberikan waktu untuk mereka saling melampiaskan rindu di ruangan itu.

"Ke toilet bentar." jawabku. Sunoo pun mengerti dan aku langsung keluar dari ruangan tersebut meninggalkan keduanya. Aku males balik ke dalam kamarku, tapi aku juga bingung mau ngapain.

Malah suasana di gedung ini sepi sekali, kemana semua orang? Aku langkahkan kakiku mengikuti kata hatiku yang menuntun untuk keluar dari gedung tersebut. Aku ingin membeli beberapa camilan untuk mengganjal lapar di sebuah mini market yang terletak tak jauh dari gedung apartemen ini. Aku melangkah penuh kepastian, walaupun aku tak mengenakan jaketku tapi aku tak lupa dengan masker yang harus selalu aku bawa dalam kondisi pandemi seperti ini.

Aku masuki mini market tersebut untuk membeli beberapa cemilan kesukaanku, namun perhatianku tiba-tiba tertuju pada lemari yang memajang begitu banyak pilihan kondom berbagai rasa.

Aku terdiam dan teringat janji Jake yang ingin memberikanku jatah. Aku harap jatah yang ia maksud adalah jatah yang aku pikirkan juga. Dengan membayangkannya saja, sukses membuatku tertawa malu dan jantung yang berdegup kencang. Ah, aku tak sabar dengan hal itu!

Setelah membayar makananku, aku putuskan untuk duduk sebentar di meja yang berada di depan mini market tersebut, sekalian menikmati suasana malam sendirian. Aku buka bungkus sebuah roti keju dan susu pisang untuk aku santap di meja tersebut, hingga aku menyadari ada seorang laki-laki yang dengan lancangnya duduk di kursi tepat di hadapanku.

Lelaki itu tersenyum manis padaku tapi aku dapat merasakan kekhawatiran darinya saat meraih tanganku yang ingin menyuapkan roti ke dalam mulutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu tersenyum manis padaku tapi aku dapat merasakan kekhawatiran darinya saat meraih tanganku yang ingin menyuapkan roti ke dalam mulutku. Tak hanya lelaki itu, tiba-tiba dua orang laki-laki asing juga datang menghampiriku. Lelaki bersurai blonde dan merah.

Tak ada rasa takut dalam diriku saat lelaki asing itu menyentuh tubuhku, malah ada daya tarik yang begitu besar darinya yang mampu membangkitkan euforia baru dalam diriku. Aku juga tak mengerti dengan diriku sendiri.

THE DAY AFTER QUARANTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang