14: Rencana

313 33 0
                                    

AUTHOR POV

Sunghoon dan Nyonya pikir mengeluarkan Jay dan Jake dari ruangan tersebut dapat membuat pembicaraan mereka aman dan tidak didengar oleh keduanya, namun Jay dan Jake bahkan lebih cerdik dari ibu dan anak pemilik kelompok kriminal yang menaungi mereka.

Jay benar-benar menempelkan telinganya di pintu ruangan agar dapat mendengar pembicaraan mereka. Setelah mengetahui rencana Sunghoon dan Nyonya, Jay ajak Jake menjauh dari ruangan tersebut untuk memberitahukan lelaki itu. 

"Mereka berniat membunuh Y/n!" ujar Jay sedikit berbisik setelah memasuki sebuah ruangan yang menjadi gudang perlengkapan senjata api milik mereka. Mengetahui niat buruk keduanya, Jake terkejut sampai tak bisa berkata-kata lagi.

Jay pukul dinding ruangan untuk melampiaskan kekesalan dalam dirinya, "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Jake terlihat tak kalah kacau dengan lelaki bersurai hitam itu.

"Melawan atau mengikhlaskan." jawab Jay seperti memberi pilihan untuk lelaki itu. Jake usap wajahnya kasar, kilasan kejadian mengerikan yang terjadi beberapa tahun yang lalu kembali terlintas dalam ingatannya.

Saat itu, dia baru saja resmi bergabung dalam sebuah kelompok kriminal bersenjata yang dinaungi sebuah keluarga "bahagia" yaitu keluarga Sunghoon terdiri dari bapak kandungnya yang sekarang dipanggil Master oleh anggota kelompok "The Killers" dan Nyonya, pemimpin kelompok yang menaungi mereka saat ini yaitu "The Stealer".

Jake bergabung dalam kelompok mereka di usia yang masih sangat belia karena terhimpit utang kedua orang tuanya pada kelompok kriminal tersebut, sehingga keluarga Jake mengirimkan lelaki itu sebagai anak buah yang sekarang sangat dipercaya Nyonya. 

"Susah untuk mengikhlaskan Y/n begitu saja." jujur Jake pada sahabatnya tersebut. Jay tersenyum tipis lalu bergumam, "Kalau begitu, ayo kita lakukan perlawanan itu sekarang!" ajak Jay tak begitu memuaskan bagi Jake. "Ini bukan waktu yang tepat." jawab Jake begitu ragu.

"Mau kapan lagi, menunggu Y/n mengingat semuanya dan membalaskan dendam pada kita? Apa kau mau terus terlibat permasalahan keluarga mereka? Mau sampai kapan kita seperti ini?" sikap yang tak pernah Jake liat sebelumnya dari dalam diri sahabatnya tersebut.

Biasanya, Jay akan menjadi anak yang penurut, pemaaf dan penyabar yang membuatnya terlihat tak cocok berada dalam kelompok kriminal bersenjata seperti ini, namun itu hanyalah wajah lain dari lelaki itu. Jake hembuskan napas kasar seraya berpikir untuk membuat keputusan yang sulit dalam hidupnya.

"Berpikirlah, aku siapkan pelarian kita malam ini. Kalau kamu tak mau ikut, biarkan aku lari bersamanya. Percuma saja aku bertahan dalam kelompok ini, tak aman lebih baik aku berlari sejauh mungkin dari mereka semua!!" baru Jay ingin pergi meninggalkan ruangan tersebut, Jake langsung menahan lengan lelaki itu.

"Kau yakin? Yang ingin mereka bunuh adalah Y/n, bukan kamu!" Jake berusaha mengingatkan sahabatnya tersebut sebelum mengambil keputusan yang sulit untuk hidup mereka berdua.

Jay hempaskan tangan Jake yang menahannya lalu berkata, "Y/n terjebak karena siapa? Aku? karena ingin membunuhku kan?" tanya Jay balik ke lelaki itu. Jake terdiam, tak mengerti benar dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

"Kau pikir sendiri kenapa aku nekat melakukan ini!! Percuma saja, cepat atau lambat aku juga aku pasti akan dibunuh oleh kelompok The Killers, kau pikir mereka akan membiarkanku bebas begitu saja?" tambah Jay. Terlihat keseriusan yang begitu mendominasi lelaki itu. Jake pun terdiam sambil terus memikirkan berbagai resiko yang bisa saja terjadi di luar kendali mereka.

Jake juga merasa tak bisa terus berada dalam naungan kelompok ini walaupun hidupnya sudah terjebak dalam lingkaran setan yang sulit sekali untuk sekedar tertidur nyenyak. Pilihannya hanya ada dua, terus berlari atau bertahan seumur hidupnya dalam kelompok bersenjata ini.

Bergabung dalam kelompok ini bukanlah keinginan Jake dan sesuatu yang didasarkan oleh keterpaksaan tidak akan bertahan lama. Akan tiba saatnya seseorang lelah dengan segala keterpaksaan tersebut. Kesempatan untuk lelaki itu membebaskan diri dari lingkungan setan ini sudah terbuka lebar, tinggal ia beranikan diri saja untuk mengambil langkah selanjutnya bersama Jay dan dirimu.

Jake pejamkan matanya, kilasan balik saat keluarganya mati secara mengenaskan di rumah mereka pun kembali terlintas dalam ingatannya. Jake tak bisa melupakan begitu saja masa lalunya dan kejadian itu juga yang menyadarkan lelaki itu kalau kelompok ini tak bisa menepati janji sepenuhnya.

Jake tahu dalang dari pembunuhan keluarganya adalah kelompok The Stealer yang nekat melakukan itu sebagai gertakan agar Jake kembali ke dalam kelompok mereka saat Jake memutuskan bergabung ke dalam kelompok ayah Sunghoon. Jake sebenarnya masih menyimpan dendam sampai sekarang, namun berusaha ia pendam dendam tersebut dan berusaha menerima segala takdirnya.

Sekarang, tuhan seolah memberikan jalan keluar dari segala penderitaan Jake melalui kasus ini, lalu Jake tak juga berani mengambil langkah untuk keluar? Ia merasa benar-benar terkunci dalam The Stealer sehingga ia tak memiliki keberanian lebih seperti sahabatnya sendiri.

Jake coba tarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar sambil membulatkan tekad untuk mengambil jalan keluar dari permasalahan hidupnya sendiri. Jake langkahkan kaki keluar dari ruangan tersebut dan berniat menghampirimu yang sedang membersihkan diri di dalam kamar kalian.

Baru Jake buka pintu kamarnya, terjadi adu mulut yang cukup hebat antara Jay dan dirimu yang sepertinya tidak ingin pergi begitu saja keluar dari kelompok The Stealer meninggalkan kekasih palsumu sendirian.

Melihat itu, Jake pun berusaha melerai kalian dengan mengatakan, "Ayo ikut, sayang." ajak Jake. Kamu pun menuruti begitu saja perintah kekasihmu tersebut dengan berjalan menghampirinya. 

"Mau kemana?" tanyamu. "Kabur dari kelompok ini!'" jawab Jay, akhirnya memberitahu rencana mereka dengan berbisik pada kalian berdua. Jay tak henti menatapmu yang fokus menunggu jawaban langsung dari kekasihmu, yaitu Jake.

Jake meraih tanganmu untuk meyakinkan, "Kamu ikut sama Jay dulu ya sayang, aku akan menyusul kalian nanti setelah menyelesaikan beberapa keperluan." tiba-tiba, Jake terpikirkan ide yang sangat brilian untuk melancarkan rencana yang baru saja terpikirkan dalam benaknya.

Jay yang bingung pun bertanya, "Keperluan apa? Aku sudah menyiapkan segalanya di mobil kita. Ayo kau ikut juga!!" ajak Jay tak mungkin meninggalkan sahabatnya itu begitu saja.

"Jaga Y/n bro. Kalau dalam tiga hari aku tak menghubungi kalian, jangan tunggu aku lagi. Kaburlah ke negara lain dan jaga dia untukku." bisik Jake ke telinga sahabatnya itu, sengaja agar tak didengar olehmu. Jay yang tak mengerti maksud perkataan sahabatnya itu pun bertanya lagi.

"Apa yang mau kau lakukan?" tanya Jay sekali lagi. Dirimu yang merasa ada yang ditutupi antara kalian pun bertanya, "Ada apa sih?" berusaha menyempil antara Jay dan Jake. Namun, Jake malah memberikan ucapan yang semakin membuatmu bibgung, "Turuti pinta Jay ya, sayang. Kami melakukan ini demi menyelamatkanmu. Aku akan berusaha menyusul kalian secepatnya. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Jaga dirimu ya! Jay! Pergilah sekarang! Aku akan mengalihkan perhatian nyonya! Sekaligus menghapus rekaman cctv kalian!"

Jay langsung membawamu keluar dari kamarmu sendiri setelah berpamitan dengan Jake melalui pelukan hangat dan kecupan manis di dahimu. Jake sedikit berlari mencari keberadaan Nyonya, sedangkan Jay menarik tanganmu yang telah mengenakan jaket dan masker di wajahmu untuk turun menuju parkiran gedung.

Setelah berhasil masuk ke dalam mobil milik Jay, langsung ia jalankan mobil miliknya meninggalkan gedung kelompok The Stealer. Memulai pelarian kalian, tanpa memikirkan dampak dari perbuatan tersebut.

TBC

THE DAY AFTER QUARANTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang