"Barang-barangmu sudah diturunkan semua?"
Nindya keluar paling terakhir dari rumah Adhitama dan Rossalia sambil menenteng tas tangannya, ia mengangguk ketika Dejan yang berdiri di samping mobil bertanya mengenai barang-barang miliknya karena hari ini mereka akan pindah ke rumah milik Dejan. Mereka akan tinggal terpisah dan hanya akan berdua saja setelah ini.
"Lagi dibawain sama Pak Syarif," kata Nindya menyebut nama supir pribadi mereka.
"Sebelumnya Mami sudah bilang sama Bude supaya pakaian kamu gak di-pack semua, jadi suatu saat kamu menginap disini gampang gantinya, Sayang," ujar Rossalia. "Mami sama Papi ikut pake mobil yang belakang, ya? Sekalian mau lihat-lihat rumah Mas."
"Sepertinya ada beberapa bagian rumah yang kurang terawat karena jarang ditinggali, nanti sekalian Papi perhatiin apa saja yang mesti diperbaiki." Kali ini Adhitama yang bersuara. "Contohnya ruangan kosong di sebelah kamar kamu, Mas."
Dejan mengangguk. "Yeah. Nanti kita langsung ngobrol di lokasi saja," katanya. "Come on."
Suasana di dalam mobil sejuk dan hening, Nindya sedang mengecek ponselnya dan Dejan fokus menyetir. Sebenarnya cuti Nindya habis di hari ini dan mulai besok ia harus sudah aktif bekerja kembali, makanya ia putuskan untuk mengontak teman kerjanya. Tetapi gerak-geriknya justru diperhatikan oleh Dejan, pria itu berkali-kali melirik ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Nindya sambil menoleh ketika Dejan tertangkap basah memperhatikannya.
"Kamu chating dengan siapa?" Pertanyaan itu sebenarnya sebagai bentuk penasaran, tapi entah kenapa Dejan jadi geli sendiri karena terdengar seperti seseorang yang sewot.
"Teman kerja. Besok aku sudah mulai bekerja kembali," jelas Nindya yang langsung diangguki oleh Dejan.
"Mengenai kemarin ..., Aurel adalah teman masa kecilku."
Nampaknya Dejan menepati ucapannya kemarin, pria itu akan menjelaskan mengenai hubungannya dengan Aurel pada Nindya sekarang dan Nindya sangat menantikan itu. Lantas ia memiringkan sedikit tubuhnya ke samping agar bisa dengan bebas melihat Dejan.
"Aku sudah tahu, Mami yang menjelaskan itu, tapi kalau kamu mau jelaskan dari sudut pandangmu juga boleh. Aku akan dengarkan."
"Nindya, actually aku gak begitu suka berteman dengan perempuan sejak kecil. Aurel ini satu-satunya perempuan yang gila sekali ingin berteman denganku dulu. Berkali-kali aku menjauh, berkali-kali lipat dia mendekat. Ditambah lagi kami dulu merupakan tetangga dan mama papanya juga dekat dengan Mami dan Papi. Jadi hampir setiap hari aku selalu ketemu sama dia," Dejan berdeham pelan. "Perempuan kecil yang kamu lihat dalam foto di dompetku adalah dia."
Kedua mata Nindya membulat. "Ka-kamu tahu?"
"Neisha yang bilang sama aku," Dejan mengendikkan bahunya. "Katanya aku buat kamu overthinking." Pria itu menggeleng dan tertawa kecil. "Sebelumnya mau aku jelaskan, tapi aku bingung karena Aurel tinggal di luar negri gak memungkinkan kita bertemu sama dia semudah itu. Jadi susah juga untuk menjelaskan semuanya sama kamu. Foto itu mungkin sudah lebih dari belasan tahun aku simpan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake
ChickLitSemua yang terjadi di antara Dejan dan Nindya adalah kesalahan. Bukan kesalahan siapapun, tapi Dejan tetap menyebut penyebab mereka bersama karena suatu kesalahan. Sebab semua yang terjadi bukan atas dasar keinginan bersama. Kebersamaan mereka tak...