Suasana malam hari setelah hujan mengguyur kota Jakarta membuat sekitaran bangunan Sinari Kasih Pradiksa-yayasan panti asuhan yang didirikan oleh Rossalia Baskara-sangat hangat. Bukan hanya hangat karena suhu ruangan yang diatur sebisa mungkin untuk membuat penghuni disana nyaman, tapi kegiatan yang terjadi di dalamnya juga begitu menghangatkan.
"Bu," panggil Sekar, orang kepercayaan Rossalia dalam mengurus panti dan merupakan ibu panti yang baik bagi penghuni disana. "Bu," panggilnya lagi saat Rossalia tak mengindahkannya, wanita yang masih cantik di usianya itu kini tengah duduk di kursi roda dengan banyak anak kecil yang mengelilinginya demi mendengarnya bercerita. Sekar sebenarnya enggan berbicara lagi karena Rossalia sama sekali tidak ingin diganggu. "Bu, Mas Dejan datang."
Tapi apa boleh buat?
Mendengar itu, ekspresi wajah Rossalia yang tadinya ceria terhadap anak-anak mendadak redup. Buku cerita yang tadi dalam pangkuannya pun seketika ia tutup paksa sampai beberapa anak menatapnya bingung. Sekar yang menyadari perubahan itu langsung memberi pengertian pada anak-anak untuk bermain dengan teman-teman yang lain. Kebanyakan dari mereka langsung berhambur mencari mainan yang lain di kotak mainan besar dalam ruangan itu.
"Eyang?"
Tapi, ada satu anak perempuan kecil yang masih setia berlutut di depan Rossalia. Anak itu memakai baju tidur bermotif panda yang menggemaskan dan rambutnya yang panjang juga baru saja selesai dikepang oleh Rossalia beberapa saat lalu.
"Aya," panggil Sekar dengan lembut. "Main sama yang lain dulu, ya? Eyangnya lagi ada tamu, Sayang."
Nama anak perempuan itu Alaia, tapi sering disebut Aya. Usianya menginjak dua tahun lebih dan Aya adalah salah satu dari kebanyakan anak panti yang sangat dekat dengan Rossalia.
Alaia mengangguk. "Cerita kancilnya lanjut nanti, ya, Eyang?" ujarnya dengan suara menggemaskan dan melambaikan tangan sambil meninggalkan Rossalia juga Sekar.
"Saya 'kan sudah bilang, saya gak mau diganggu." Rossalia membuka suara. Matanya memperhatikan Alaia yang kini tertawa-tawa dengan anak-anak lainnya. Entahlah, Rossalia sangat menyayangi anak itu. Sama sepertinya ketika menyayangi ...
"Bu, Mas Dejan mau jenguk Ibu dan ... ada Mbak Irene juga," kata Sekar memberitahu tujuan sebenarnya. Ia tahu betul perselisihan yang terjadi antara Rossalia dan putranya seperti apa. Jadi, ia pun agak takut-takut ketika memberitahu kedatangan putra dari atasannya ini. "Maaf, Bu, saya gak bisa tolak Mas Dejan begitu saja karena Mas Dejan datang bertujuan untuk bertemu sama Ibu. Saya antar ke ruang depan, ya, Bu?"
Rossalia mengeratkan jaket hangatnya. "Suruh dia pulang saja," katanya setelah berdeham. "Gak perlu repot-repot jenguk saya atau berujung antar saya pulang. Ada suami saya yang bisa memastikan saya baik-baik saja selama ini."
Sekar menatap prihatin. "Bu, nggak bisa selamanya seperti ini," wanita paruh baya itu kini berjongkok di hadapan Rossalia dan mencoba menggenggam tangan Rossalia. Bisa merasakan tangan ringkih gemetar itu pelan-pelan. "Mas Dejan itu anak Ibu satu-satunya, lho," katanya ikut berkaca-kaca saat Rossalia sudah memalingkan wajah untuk menyembunyikan tetesan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake
ChickLitSemua yang terjadi di antara Dejan dan Nindya adalah kesalahan. Bukan kesalahan siapapun, tapi Dejan tetap menyebut penyebab mereka bersama karena suatu kesalahan. Sebab semua yang terjadi bukan atas dasar keinginan bersama. Kebersamaan mereka tak...