Bab 36: Jejak Menuju Bahaya

4 4 0
                                    

Malam itu, suasana di kantor semakin tegang setelah telepon misterius yang diterima Alina. Setiap detik terasa menekan, dan tim yang bekerja bersamanya tampak lebih bersemangat dari sebelumnya. Alina, bersama Amir dan beberapa anggota tim keamanan, berada di ruang konferensi yang disulap menjadi pusat komando sementara.

"Kita perlu segera merespons ancaman ini," kata Amir, menatap layar monitor yang menampilkan data komunikasi dan jejak digital. "Tapi kita juga harus memastikan setiap langkah kita aman. Satu kesalahan, dan kita bisa kehilangan jejak."

Alina mengangguk setuju, pikirannya terus menerus berputar mengingat ancaman yang baru saja diterimanya. "Apa yang kita miliki sejauh ini? Apakah ada petunjuk tentang lokasi ibu?"

Salah satu anggota tim keamanan, Tom, menatap layar komputer dengan serius. "Kami menemukan beberapa jejak digital yang mungkin terkait dengan panggilan tersebut. Mereka tampaknya menggunakan VPN dan enkripsi canggih, tapi ada kemungkinan kita bisa melacak sumbernya."

"Seberapa cepat kita bisa melacaknya?" tanya Amir dengan nada mendesak.

"Jika kami bekerja penuh waktu, kami mungkin bisa mendapatkan lokasi dalam beberapa jam ke depan," jawab Tom. "Tapi kita harus siap dengan rencana darurat. Ini bisa berbahaya."

Alina merasakan beban tanggung jawab di pundaknya semakin berat. "Bagaimana dengan sumber informasi yang kita miliki? Ada kemungkinan orang dalam yang terlibat?"

Amir menatap Alina, matanya menunjukkan keprihatinan. "Kita harus menganggap bahwa ada kemungkinan itu. Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa seseorang mungkin memberi informasi atau membantu para pelaku."

Alina memandang ruangan di sekelilingnya, menyadari bahwa kepercayaan terhadap timnya menjadi kunci utama. "Baiklah. Kita akan melanjutkan dengan analisis ini, tapi aku juga akan melakukan penyelidikan sendiri. Aku harus memastikan ibu dalam keadaan aman dan menemukan siapa yang berada di balik semua ini."

Amir mengangguk. "Aku akan menyiapkan tim cadangan untuk membantumu. Kami akan terus mencari informasi tambahan dan memantau setiap gerak-gerik."

Setelah mereka sepakat dengan rencana, Alina meninggalkan kantor dengan langkah cepat, menuju mobilnya. Gelombang kecemasan kembali menghantui pikirannya saat dia berada di mobil, meninggalkan kota pelabuhan dan menuju ke lokasi yang mungkin menyimpan petunjuk.

Alina kembali ke rumah orang tuanya, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin terlewatkan sebelumnya. Setiap sudut rumah, setiap barang, semuanya diperiksa dengan cermat. Dia berharap menemukan sesuatu yang bisa membantunya memahami situasi ini lebih baik.

Dia memeriksa meja kerja ibunya lagi, di mana surat terakhir diletakkan. Dengan hati-hati, Alina menggeser barang-barang di atas meja dan menemukan sebuah kotak kecil yang tersembunyi di bawah tumpukan kertas. Tangannya bergetar saat dia membuka kotak tersebut, menemukan beberapa dokumen dan sebuah flash drive kecil.

Alina segera menghubungkan flash drive ke laptop yang dibawanya dan memeriksa isinya. Di dalamnya terdapat beberapa file yang tampaknya berisi catatan dan laporan. Dia membuka satu per satu, mencoba memahami isinya.

"Ini... laporan keuangan," gumam Alina sambil membaca dokumen-dokumen tersebut. "Ada indikasi penyimpangan dana yang tidak biasa. Mungkin ini terkait dengan kasus ini."

Ketika dia sedang memeriksa dokumen tersebut, teleponnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Amir.

Amir: "Kami telah mendapatkan beberapa petunjuk lebih lanjut. Ada aktivitas mencurigakan yang terhubung dengan beberapa transaksi besar di luar negeri. Kami menduga ini mungkin berhubungan dengan apa yang terjadi pada ibumu. Tapi kita masih belum tahu siapa pelakunya. Hati-hati dan segera beri tahu kami jika ada perkembangan."

Alina merasa darahnya berdesir mendengar informasi itu. Ternyata, masalah ini jauh lebih kompleks daripada yang dia kira. Dia menghubungkan laporan keuangan yang dia temukan dengan data dari flash drive, dan menemukan bahwa ada beberapa transaksi besar yang tidak bisa dijelaskan, semuanya berasal dari perusahaan yang tidak dikenal.

Dia mengumpulkan data tersebut, lalu kembali ke mobilnya. "Aku harus menemui Amir dan tim," pikirnya. "Ini mungkin kunci untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab."

Di perjalanan kembali ke kantor, Alina merenungkan kemungkinan yang ada di benaknya. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang berlangsung, dan dia harus segera menemukan jawabannya. Setibanya di kantor, suasana masih intens, dan tim keamanan serta Amir sedang memeriksa data terakhir.

"Alina, ada perkembangan?" tanya Amir begitu dia melihat kedatangan Alina.

"Ya," jawab Alina, meletakkan file di atas meja. "Aku menemukan beberapa dokumen dan laporan yang menunjukkan adanya transaksi mencurigakan. Ini mungkin berhubungan dengan apa yang terjadi pada ibuku."

Amir melihat file dan data yang diserahkan Alina, lalu memeriksanya dengan cermat. "Ini penting. Kita mungkin bisa melacak transaksi ini dan mengetahui siapa yang terlibat."

Mereka mulai bekerja dengan cepat, menghubungkan titik-titik yang ada dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang perusahaan yang terkait dengan transaksi tersebut. Setiap detik terasa seperti berlomba dengan waktu, dan tekanan untuk menemukan ibunya semakin meningkat.

Tak lama kemudian, salah satu anggota tim, Mia, memberi kabar baik. "Kami berhasil melacak lokasi dari beberapa transaksi tersebut. Ada sebuah alamat di luar negeri yang bisa jadi titik awal untuk melacak siapa yang terlibat."

Amir menatap layar monitor dengan serius. "Kita harus segera melakukan penyelidikan di lokasi tersebut. Alina, apakah kamu siap untuk pergi ke sana?"

Alina merasa jantungnya berdegup kencang. Ini adalah langkah besar dan berbahaya, tetapi dia tahu dia harus melakukannya. "Ya, aku siap. Aku tidak bisa menunggu lebih lama untuk mengetahui apa yang terjadi pada ibuku."

Mia menghubungkan beberapa detail terakhir, dan Amir memberikan instruksi kepada tim. "Kita akan memulai penyelidikan segera. Alina, pastikan kamu berhati-hati. Kami akan memantau dari sini dan memberikan bantuan jika diperlukan."

Alina mengangguk, merasa campur aduk antara kecemasan dan tekad. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk menemukan ibunya dan mengungkap misteri di balik ancaman ini.

Dengan penuh tekad, Alina meninggalkan kantor dan menuju ke lokasi yang telah ditentukan. Setiap langkah terasa berat, tetapi dia tahu dia harus menghadapi apa pun yang ada di depannya untuk menyelamatkan ibunya dan mengungkap kebenaran.

Ketika dia tiba di bandara dan siap untuk terbang ke luar negeri, Alina menatap pesawat dengan rasa campur aduk. Penerbangan ini akan membawa dia ke tempat yang penuh misteri dan kemungkinan bahaya. Sangat berbahaya.

Alina: Dari Kedai Kecil ke Singgasana KekuasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang