Bab 46: Pilihan di Titik Krisis

5 4 0
                                    

Keesokan paginya, suasana di kantor terasa lebih tenang meskipun masih ada kehadiran kekhawatiran. Alina tiba lebih awal dan langsung menuju ruang rapat, di mana Amir dan Nadia sudah menunggu dengan ekspresi penuh harapan. Tim TI dan konsultan hukum juga hadir untuk membahas kemajuan terbaru.

"Selamat pagi," kata Alina sambil memasuki ruangan. Dia membawa dokumen dan beberapa flash drive yang berisi data penting. "Saya ingin membagikan beberapa temuan terbaru yang saya rasa sangat krusial."

Amir, yang duduk di kursi utama, menatap Alina dengan serius. "Apa yang kamu temukan, Alina?"

Alina meletakkan dokumen di meja dan mengarahkan flash drive ke proyektor. “Kemarin malam, saat saya memeriksa dokumen-dokumen kita, saya menemukan file yang tampaknya tidak relevan dengan proyek kita. Setelah diteliti lebih lanjut, file ini berisi informasi tentang proyek besar dan beberapa nama yang sebelumnya tidak kita ketahui.”

Nadia mengernyitkan dahi. “Apakah ada yang mencurigakan dalam file tersebut?”

“Ya,” jawab Alina sambil menunjukkan slide yang diproyeksikan. “Ada beberapa nama yang terhubung dengan perusahaan pesaing kita, dan mereka tampaknya memiliki peran penting dalam proyek yang sedang dikerjakan. Ini bisa jadi indikasi bahwa mereka berusaha mendapatkan informasi penting dari kita.”

Amir mengangguk. “Jadi, ada kemungkinan bahwa ada kolusi antara beberapa pihak dalam perusahaan kita dengan pesaing?”

“Benar,” jawab Alina. “Saya rasa kita harus menyelidiki lebih jauh tentang siapa yang memiliki akses ke file tersebut dan bagaimana informasi ini bisa bocor. Kita mungkin juga perlu melakukan audit mendalam terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat.”

Nadia memandang tim TI dan bertanya, “Apakah tim TI sudah memeriksa semua akses dan kegiatan yang mencurigakan?”

“Ya,” jawab salah satu anggota tim TI. “Kami sudah memblokir akses yang mencurigakan dan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Namun, kami perlu melakukan audit lebih mendalam untuk memastikan tidak ada celah yang terlewat.”

***

Setelah pertemuan pagi itu, Alina, Amir, dan Nadia bekerja dengan cepat untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut. Mereka melakukan audit mendalam terhadap akses data dan memeriksa setiap individu yang terlibat dalam proyek-proyek sensitif.

Alina menghubungi pihak berwenang dan meminta bantuan mereka untuk melacak aliran informasi dan mengidentifikasi individu yang mungkin terlibat dalam kolusi tersebut. Tim TI bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua data diperiksa dengan teliti.

Sementara itu, Amir dan Nadia berkomunikasi dengan klien untuk memberikan pembaruan mengenai langkah-langkah yang telah diambil untuk melindungi informasi mereka. Mereka berusaha menjaga kepercayaan klien sambil memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar.

Pada malam hari, setelah hari yang panjang dan melelahkan, Alina duduk di ruang kerjanya, meninjau semua laporan dan dokumen yang telah dikumpulkan. Dia merasa semakin yakin bahwa mereka semakin mendekati jawaban. Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka, dan Amir memasuki ruangan dengan ekspresi serius.

“Alina, ada perkembangan penting,” kata Amir, menutup pintu di belakangnya. “Kami baru saja menerima laporan dari pihak berwenang bahwa mereka berhasil menangkap salah satu individu yang terlibat dalam kolusi. Dia mengaku bahwa dia bekerja untuk perusahaan pesaing dan memberikan informasi kepada mereka.”

Alina terkejut namun merasa lega. “Jadi, kita akhirnya menemukan salah satu pelaku utama. Apa yang dia katakan mengenai keterlibatannya?”

“Dia mengungkapkan bahwa ada beberapa orang di perusahaan kita yang juga terlibat dalam kolusi ini,” jawab Amir. “Kami perlu segera memeriksa lebih lanjut dan memastikan bahwa semua orang yang terlibat diidentifikasi dan ditangani.”

***

Hari-hari berikutnya dihabiskan dengan intensitas yang tinggi. Alina dan timnya bekerja keras untuk menyelesaikan audit dan memastikan bahwa semua pelaku telah diidentifikasi. Mereka juga memastikan bahwa semua langkah keamanan diambil untuk melindungi data dan informasi perusahaan.

Dalam rapat akhir setelah semua investigasi selesai, Amir dan Nadia mengumpulkan seluruh tim untuk memberikan pembaruan.

“Selamat pagi, semuanya,” kata Amir. “Kami telah menyelesaikan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi semua individu yang terlibat dalam kolusi. Kami juga telah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua tindakan hukum diambil terhadap mereka.”

Nadia melanjutkan, “Kami telah memperbaiki sistem keamanan dan menerapkan kebijakan baru untuk memastikan tidak ada celah yang tersisa. Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi kalian selama proses ini.”

Alina merasa lega mendengar kabar tersebut. “Saya sangat bangga dengan apa yang telah kita capai. Kita telah belajar banyak dari pengalaman ini dan siap menghadapi tantangan ke depan.”

***

Kembali di kediaman Tuan Rafiq, Alina dipanggil untuk berbicara secara pribadi. Di ruang kerjanya yang luas dan elegan, Tuan Rafiq duduk di belakang meja kerjanya yang besar, sementara Alina duduk di kursi yang disediakan di depan meja.

“Alina,” kata Tuan Rafiq dengan nada serius, “Aku ingin membahas posisimu di perusahaan. Setelah semua yang telah terjadi, aku merasa perlu mempertimbangkan pilihan yang ada.”

Alina menatap Tuan Rafiq dengan penuh perhatian. “Apa yang ingin Bapak bicarakan?”

Tuan Rafiq mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Kamu telah menunjukkan kemampuanku yang luar biasa dalam menangani krisis ini. Aku sangat terkesan dengan dedikasi dan keterampilanmu. Karena itu, aku ingin memberimu dua pilihan.”

Alina menunggu dengan cermat. “Apa pilihan-pilihan tersebut?”

“Pertama,” kata Tuan Rafiq, “kamu bisa tetap bekerja bersama Amir dan Nadia. Kamu sudah terbukti menjadi bagian penting dari tim mereka, dan aku yakin kamu bisa terus berkontribusi dengan sangat baik.”

“Yang kedua,” lanjut Tuan Rafiq, “aku ingin menawarkan posisi sebagai asisten pribadiku. Kamu akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pengambilan keputusan strategis di perusahaanku.”

Alina merasa terkejut dengan tawaran tersebut. “Saya sangat menghargai tawaran Bapak. Namun, saya perlu waktu untuk memikirkan keputusan ini.”

Tuan Rafiq tersenyum. “Tentu saja, ambillah waktu yang kamu butuhkan. Besok pagi, aku akan berbicara dengan Amir dan Nadia mengenai keputusanmu. Mereka juga perlu mengetahui tentang tawaran ini dan pendapat mereka.”

***

Alina kembali ke kamarnya dengan pikiran yang penuh pertanyaan. Dia tahu bahwa keputusan ini akan memengaruhi masa depannya secara signifikan. Dia harus memilih antara tetap bersama Amir dan Nadia, atau mengambil kesempatan untuk bekerja lebih dekat dengan Tuan Rafiq.

Sambil duduk di balkon, Alina memikirkan semua tantangan dan pencapaian yang telah dia lalui. Dia tahu bahwa apa pun keputusannya, itu akan menjadi langkah besar dalam karier dan hidupnya.

Saat bulan bersinar redup, Alina menatap langit dan merasa bersemangat namun cemas tentang hari esok. Apa pun keputusan yang dia buat, dia tahu bahwa itu akan membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Alina: Dari Kedai Kecil ke Singgasana KekuasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang