Bab 45: Di Balik Tirai Ancaman

5 4 0
                                    

Hari-hari berlalu setelah cuti Alina, dan suasana di kantor mulai kembali bergelora dengan aktivitas yang padat. Alina dan tim telah bekerja keras untuk menyiapkan strategi dalam menghadapi ancaman baru yang mengintai perusahaan Amir dan Nadia. Tuan Rafiq, setelah memberikan dorongan dan keyakinan, kini mengalihkan fokusnya sepenuhnya pada perusahaannya sendiri, memberi kepercayaan penuh kepada Amir, Nadia, dan Alina untuk menangani masalah ini.

Di ruang rapat yang terletak di lantai atas gedung perusahaan, Alina duduk di meja panjang yang dipenuhi oleh laporan, grafik, dan laptop. Rapat pagi itu adalah yang pertama setelah cuti, dan suasananya tegang namun penuh semangat.

Amir berdiri di depan proyektor, menunjukkan slide-slide yang memaparkan perkembangan situasi terkini. Nadia duduk di sebelahnya, tampak serius namun bertekad. Alina duduk di sisi lain meja, siap untuk memberikan kontribusi terbaiknya.

“Jadi,” kata Amir sambil mengarahkan pointer ke layar, “kami baru menerima data intelijen terbaru dari sumber terpercaya. Ada indikasi bahwa kelompok yang mencoba merusak reputasi kita sebelumnya kini mengubah strategi mereka. Mereka kini berusaha menembus sistem internal kita.”

Alina memeriksa laporan yang ada di depannya dan kemudian mengangkat tangan. “Saya telah melihat pola ini sebelumnya. Kelompok ini tampaknya beroperasi dengan metode yang sangat terorganisir. Mereka bisa saja memiliki kontak internal di perusahaan kita.”

Nadia menatap Alina dengan penuh perhatian. “Apa yang kamu sarankan kita lakukan?”

Alina memandang layar dan kemudian berkata, “Kita perlu memperketat sistem keamanan kita dan memeriksa semua akses internal. Juga, kita harus melibatkan tim TI kita untuk melakukan audit menyeluruh terhadap semua data dan sistem. Namun, kita juga harus melakukan pendekatan lebih strategis.”

Amir mengangguk setuju. “Apa yang kamu maksud dengan pendekatan strategis?”

Alina mengambil napas dalam-dalam sebelum menjelaskan. “Kita harus mulai dengan menyusun daftar kemungkinan orang dalam yang mungkin terlibat atau memiliki akses yang tidak sah. Kemudian, kita dapat melakukan penyelidikan internal untuk memastikan tidak ada yang membocorkan informasi.”

Nadia tampak berpikir sejenak. “Bagaimana dengan pengacara atau konsultan luar? Apakah kita perlu melibatkan mereka?”

“Ya, itu juga ide yang baik,” jawab Alina. “Mereka dapat membantu kita dalam menilai risiko hukum dan memastikan bahwa semua tindakan kita sesuai dengan peraturan.”

Rapat berlanjut dengan diskusi yang intensif mengenai langkah-langkah berikutnya. Semua orang di ruangan itu berkomitmen untuk menangani masalah ini dengan serius, menyadari betapa pentingnya menjaga integritas dan reputasi perusahaan mereka.

***

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan aktivitas yang padat. Tim Alina bekerja sama dengan ahli keamanan untuk memeriksa setiap celah di sistem mereka. Alina sendiri sering terlibat dalam pertemuan dengan tim TI dan konsultan hukum untuk memastikan bahwa semua aspek keamanan dan hukum diperhatikan.

Sementara itu, Amir dan Nadia juga terlibat dalam rapat-rapat penting dengan klien untuk menenangkan kekhawatiran mereka dan meyakinkan mereka bahwa perusahaan tetap dapat diandalkan. Mereka menunjukkan kepemimpinan yang kuat, tidak hanya dalam menghadapi ancaman eksternal tetapi juga dalam menjaga moral tim mereka.

Pada suatu malam, setelah hari yang panjang, Alina duduk di mejanya, menatap layar komputer yang menampilkan grafik dan laporan. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan Amir masuk dengan ekspresi tegang.

“Alina, ada sesuatu yang perlu kita bicarakan,” kata Amir, menutup pintu di belakangnya.

Alina menoleh, tampak khawatir. “Ada apa, Amir?”

Amir duduk di kursi di hadapan meja Alina. “Kami baru saja mendapatkan informasi bahwa kelompok yang kita hadapi mungkin memiliki koneksi dengan salah satu perusahaan pesaing utama kita. Dan mereka mungkin mencoba menggunakan perusahaan kita sebagai bagian dari strategi mereka untuk menjatuhkan pesaing mereka.”

Alina merasa jantungnya berdegup kencang. “Jadi, mereka mungkin memanfaatkan kita untuk keuntungan mereka sendiri?”

“Betul,” jawab Amir. “Jika informasi ini benar, berarti kita menghadapi ancaman yang lebih besar daripada yang kita kira.”

Alina mengangguk dengan serius. “Kita harus memastikan bahwa kita tidak hanya melindungi perusahaan kita, tetapi juga memeriksa kemungkinan ada orang di sekitar kita yang mungkin terlibat atau mendapatkan keuntungan dari situasi ini.”

***

Penyelidikan terus berlanjut, dan Alina serta timnya bekerja tanpa lelah untuk mengumpulkan bukti dan menganalisis setiap petunjuk yang mereka dapatkan. Alina merasa semakin terlibat dalam situasi ini, mengetahui betapa pentingnya untuk segera mengidentifikasi dan menangani ancaman tersebut.

Suatu pagi, saat Alina sedang mengecek email, dia menerima pesan dari Tuan Rafiq yang menanyakan tentang perkembangan terbaru. Alina membalas dengan rincian tentang kemajuan mereka dan meminta waktu untuk mendiskusikan strategi lebih lanjut.

Tuan Rafiq membalas pesan tersebut dengan cepat, “Terima kasih atas pembaruan, Alina. Aku percaya pada kemampuanmu untuk menyelesaikan masalah ini. Ingat, meskipun aku tidak terlibat langsung, aku tetap siap memberikan dukungan jika diperlukan.”

***

Hari berlalu dengan intensitas yang meningkat. Selama penyelidikan, Alina dan timnya berhasil mengidentifikasi beberapa indikasi bahwa ada upaya penyusupan dari dalam perusahaan. Mereka menemukan bukti yang menunjukkan adanya komunikasi rahasia antara beberapa karyawan dengan pihak luar yang mencurigakan.

Saat Alina sedang menyusun laporan akhir, pintu ruangannya terbuka dan Amir memasuki ruangan dengan ekspresi cemas. “Alina, kita mendapat kabar buruk. Ada seseorang yang mencoba mengakses data sensitif perusahaan kita dengan menggunakan kredensial yang dicuri. Kita harus segera bertindak.”

Alina berdiri dan mengikuti Amir ke ruang rapat. Di sana, Nadia dan tim TI sudah berkumpul, tampak khawatir. “Apa langkah selanjutnya?” tanya Nadia.

Alina merespons dengan tegas, “Kita perlu segera memutuskan akses yang mencurigakan dan melakukan audit menyeluruh. Kita juga harus memperingatkan pihak berwenang jika situasinya memburuk.”

Di tengah ketegangan, Alina dan timnya bekerja keras untuk menindaklanjuti setiap petunjuk dan melindungi data perusahaan. Mereka juga berkomunikasi dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua langkah-langkah keamanan diambil dengan benar.

***

Menjelang akhir minggu, Alina dan timnya berhasil menangani sebagian besar masalah dan mulai merasakan adanya kemajuan. Namun, di tengah semua usaha dan keberhasilan, satu hal masih mengganjal di pikiran Alina.

Dia merasa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar ancaman internal dan pesaing yang terlibat dalam situasi ini. Dia memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut secara pribadi, berharap dapat mengungkap lebih banyak kebenaran.

Satu malam, saat Alina sedang meneliti dokumen di ruang kerjanya, dia menemukan sesuatu yang mencurigakan—sebuah file yang berisi rincian tentang proyek besar dan informasi yang tidak relevan. Alina mulai merasa bahwa ada sesuatu yang lebih rumit dan berpotensi lebih berbahaya daripada yang mereka hadapi saat ini.

Dia memutuskan untuk membagikan temuannya dengan Amir dan Nadia keesokan harinya. Dengan rasa penasaran dan kekhawatiran yang mendalam, Alina tahu bahwa mereka mungkin berada di ambang mengungkap kebenaran yang bisa mengubah segalanya.

Alina: Dari Kedai Kecil ke Singgasana KekuasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang