KESEDIHAN REX

296 20 0
                                    

✍️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✍️
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

*•*•*•*

    Di bawah cahaya bulan, halaman rumah yang tampak sunyi, hanya diiringi oleh desau angin dan nyanyian serangga malam. Bayangan pohon menari pelan di tanah, sementara bintang-bintang berkelip di langit yang bersih. Hening malam menyelimuti, seolah menggambarkan suasana hati seorang remaja yang sedang berbaring , merenung di bawah langit malam.

Rex, remaja itu berbaring di tanah seraya memejamkan matanya dengan menjadikan lengannya sebagai bantal.

Di tengah-tengah gelapnya malam dan udara dingin yang menusuk kulit, tidak membuat Rex terganggu.
Remaja itu, tetap setia berada di tempatnya.

Suara serangga menjadi melodi pengganti kesunyian malam, langit gelap bertaburkan bintang-bintang yang bersinar terang menghiasinya.
Cahaya rembulan yang terhalang oleh langit malam.

Nikmatnya suasana malam hari ini, membuat Rex melupakan segala masalahnya hari dan alasan kenapa dirinya berada di halaman rumah, sendirian di tengah gelapnya malam.

"Mereka sudah datang, apakah setelah ini aku akan kembali terlupakan. Kembali menjadi sosok tak kasat mata di rumah ini??" gumam Rex pelan.

"Mommy, Rex kangen mommy.
Kapan mommy akan menjemput Rex?? kapan mommy akan membawa Rex pergi bersama mommy?? Rex sudah lelah dengan semuanya. Selama ini Rex bertahan hanya untuk mendapatkan kasih sayang Daddy dan sekarang Rex sudah merasakan kasih sayang Daddy." Monolog Rex lirih.

"Mommy tahu, selama ini Rex pikir kasih sayang Daddy hanya untuk Rex dan triplets ace, tapi ternyata tidak. Daddy juga menyayangi mereka dan bahkan mengajak mereka untuk tinggal serumah bersama Rex."

"Apa Rex tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sebenernya mom??
Sepertinya lebih baik Rex tinggal sendiri seperti sebelumnya, daripada harus tinggal bersama Daddy dan Ace tapi ada mereka." 

"Yah, mungkin itu ide yang bagus. Dengan begitu Rex bisa hidup dengan tenang dan damai tanpa ada gangguan dari mereka." Rex mengusap ujung matanya yang basah, remaja itu kemudian bangun dan duduk bersandar pada batang pohon.

"Hehe, apakah Rex harus mati dulu agar bisa tenang mom. Rex tahu maksud Daddy baik dengan membiarkan mereka tinggal serumah dengan kami, tapi apa Daddy tidak memikirkan perasaan Rex." Rex mendongak seraya memejamkan matanya membiarkan air kristal mengalir perlahan dipipinya.

Rex mengelus dadanya dengan pelan kemudian berucap pelan,
"Mommy tahu, Rex sakit....dada Rex sakit mom, Tapi Daddy dan Ace tidak tahu, mereka terlalu menghawatirkan Lex daripada Rex. Apa benar,  selama ini yang Daddy katakan tentang Rex adalah anak kandungnya, hanyalah sebuah kebohongan belaka mom??"

"Dada Rex sakit dan kepala Rex juga pusing mom. Apa mereka tidak menyadarinya, tubuh Rex mulai perlahan-lahan melemah mom. Dan yah, mereka bahkan tidak menyadari hal itu." Rex mencengkram erat dadanya dengan tatapan sayu.

Saat Rex merasakan sakit yang semakin berat di dadanya, tiba-tiba napasnya mulai tersengal-sengal, seperti ada sesuatu yang menghimpit kuat paru-parunya. Tangannya yang tadi mencengkram dadanya kini bergetar, sementara kepalanya terasa berputar-putar dalam kegelapan malam yang dingin. Suara desiran angin dan nyanyian serangga seakan menghilang, digantikan oleh detak jantung yang berdetak keras di telinganya.

Panik mulai menyeruak di dalam dirinya. Pandangannya mulai kabur, dan meskipun ia ingin menenangkan diri, tubuhnya tidak mau bekerja sama. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya, membuatnya semakin merasa tak berdaya. Tubuhnya terasa lemas, dan ia berusaha menarik napas panjang, tapi hanya berakhir dengan napas yang pendek dan terputus-putus.

Daddy's Rays Of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang