✍️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✍️
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _*•*•*•*
Malam itu, setelah semuanya kembali ke dalam rumah, Derick mendekati Ray, Lex, Mel, Mex, dan Len. "Kalian sudah melakukan langkah pertama dengan meminta maaf. Meski Rex belum bisa memaafkan kalian sekarang, Daddy yakin jika kalian terus berusaha dan menunjukkan perubahan, dia akan melihat ketulusan kalian." Derick menepuk bahu Ray dengan penuh kasih sayang.
"Apa mungkin dia akan memaafkan kami suatu hari nanti, Dad?" tanya Lex dengan nada lirih.
"Tidak ada yang mustahil, anakku. Yang perlu kalian lakukan adalah memberikan waktu dan kesabaran. Jangan menyerah untuk menunjukkan kasih sayang kalian kepadanya," ujar Derick, memberi semangat pada mereka.
🍓............🍉
Pada saat tengah malam yang sunyi, Ray berbaring gelisah. Perutnya mulai berbunyi, menandakan rasa lapar yang tak tertahankan. Sambil menghela napas, ia mencoba membalikkan badan beberapa kali, berharap rasa lapar itu akan menghilang. Namun, gerakannya malah membangunkan Len yang tidur di sampingnya.
"Ada apa dek?" Tanya Len dengan suara serak.
"Ray, ada apa? Dari tadi kamu gerak-gerak terus," Len bertanya sambil mengucek matanya.
"Maaf mengganggu tidurmu, Ace. Aku lapar dan membuatku tidak bisa tertidur," jawab Ray dengan nada agak malu.
Len tersenyum kecil, "Ya sudah, kita ke dapur saja. Siapa tahu ada makanan yang bisa kamu makan."
Ray mengangguk, dan keduanya segera bangun dari tempat tidur. Langkah kaki mereka perlahan namun, masih membuat Lex terbangun juga.
"Mau kemana kalian tengah malam begini?" tanya Lex dengan suara setengah mengantuk.
"Kami mau mencari makanan di dapur, aku lapar," bisik Ray sambil menggaruk kepalanya.
"Oh, tunggu, aku ikut!" Lex langsung bangkit, lalu tanpa sengaja membuat Mel dan Mex ikut terbangun.
Dengan langkah pelan takut membangunkan yang lainnya, mereka berlima berjalan ke dapur dengan mengendap-endap.
Begitu sampai di dapur, mereka membuka kulkas dan menemukan beberapa bahan makanan, termasuk telur, sayuran, dan roti. Namun, setelah memandangi bahan-bahan itu sejenak, mereka sadar tidak ada dari mereka yang benar-benar bisa memasak.
"Jadi… ada yang tahu cara mengelola semua ini?" tanya Mex sambil mengangkat telur dengan ekspresi bingung.
"Aku sih biasa makan, bukan masak," jawab Mel dengan senyum canggung.
Len menggaruk kepalanya, "Aku juga tidak mengerti… tapi kita coba saja, ya?"
Mereka pun mulai mencoba-coba. Lex menyalakan kompor dengan agak gugup, sementara Ray dan Mex memecahkan telur – tapi malah membuat cangkangnya masuk ke dalam wajan.
Mel mencoba menggoreng roti, tetapi mengaturnya terlalu lama sehingga hampir gosong, sementara Len sibuk mengaduk sayuran, yang entah kenapa malah mulai berbau aneh.
Di tengah kebingungan, mereka hanya bisa saling tertawa canggung dan berusaha menutupi kekacauan yang mereka buat. Mex mencoba merapikan telur dengan sumpit, lalu Lex mencoba memutar roti di wajan, walau hampir terlempar. Hasilnya berantakan, tapi mereka bersikeras untuk tetap mencoba.
Setelah beberapa menit, aroma yang sedikit terbakar tercium dari dapur, membuat mereka menahan tawa. Akhirnya, dengan hasil yang tidak sempurna dan tampak aneh, mereka menyajikan telur dan roti gosong di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Rays Of love
De TodoMenceritakan kisah tentang seorang pria berusia 35 tahun yang sangat menginginkan anak dari pernikahannya namun harapannya harus kandas karna sang istri menolak mentah-mentah untuk melahirkan seorang anak demi menjaga penampilan tubuhnya. Hingga sua...