Bab 4: A Dance of Shadows

107 5 0
                                    

Proyek Perusahaan**

Pagi itu, aku sedang duduk di ruang kerja, berusaha fokus pada buku yang kupinjam dari perpustakaan pribadi Jiwon.

Aku belum lama membaca ketika pintu terbuka perlahan. Jiwon muncul dengan senyuman yang sulit ditebak.

"Hyejin-ah, aku ingin bicara," katanya, melangkah masuk tanpa menunggu persetujuanku.

Aku menutup bukuku dengan hati-hati dan menatapnya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Jiwon duduk di tepi meja, memperhatikanku dengan tatapan yang sulit dibaca. "Aku sedang mengerjakan proyek besar untuk perusahaan, dan aku ingin kau terlibat."

Kata-katanya membuatku terkejut. Selama ini, Jiwon hampir tidak pernah melibatkanku dalam urusan bisnis.

"Proyek besar? Kenapa aku?"

Dia tersenyum tipis, nyaris terlihat hangat jika aku tak tahu siapa dia sebenarnya.

"Kau istriku, dan aku ingin kita bekerja lebih dekat. Aku tahu kau memiliki banyak bakat yang bisa sangat berguna."

Aku menatapnya dengan penuh curiga. "Bakatku? Jiwon, aku hampir tidak tahu apa-apa tentang bisnis. Kau pasti punya alasan lain."

Tatapan Jiwon tidak berubah, tapi aku bisa merasakan pergeseran dalam suasana ruangan itu.

"Tidak perlu berpikir terlalu jauh, Hyejin. Anggap ini sebagai kesempatan untuk belajar dan juga membuktikan dirimu di mata para eksekutif lainnya."

Ada sesuatu dalam caranya mengatakan itu yang membuatku gelisah, tapi aku tidak ingin terlihat lemah.

"Baiklah," kataku akhirnya.

"Aku akan melakukannya. Tapi aku akan melakukannya dengan caraku sendiri."

Senyum Jiwon mengembang, seolah-olah dia telah mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Aku yakin kau akan melakukannya dengan baik. Aku akan memberikan detailnya nanti."

---

Menggunakan Kelemahan Jiwon

Sejak menerima proyek itu, aku mulai memperhatikan gerak-gerik Jiwon dengan lebih teliti.

Setiap hari di kantor memberiku kesempatan untuk mempelajari cara dia mengelola perusahaan dan, lebih penting lagi, cara dia memanipulasi orang-orang di sekitarnya.

Tapi aku juga menemukan bahwa dia bukan tidak terkalahkan—bahkan Jiwon memiliki titik lemah.

Salah satu titik lemah itu adalah kebiasaannya untuk terlalu percaya diri. Jiwon percaya bahwa dia selalu satu langkah lebih maju dari semua orang, termasuk aku. Dan itulah kesalahan fatalnya.

Aku mulai menggunakan taktiknya melawan dirinya sendiri. Setiap kali dia mencoba mengendalikanku, aku berpura-pura mengikuti permainannya, tetapi di balik layar, aku merencanakan sesuatu yang berbeda.

Misalnya, ketika dia memberiku data palsu untuk disajikan dalam rapat, aku diam-diam menukar data itu dengan yang asli.

Rapat berjalan lancar, dan Jiwon terlihat puas, tidak menyadari bahwa dia baru saja kehilangan kendali atas skenario yang dia ciptakan.

Aku mulai merasakan kekuatan kecil dalam diriku—perasaan bahwa aku bisa mengendalikan sebagian dari kehidupanku sendiri, meski kecil. Tapi aku tahu ini baru permulaan. Aku harus lebih berhati-hati dan bermain dengan cerdas.

Malam itu, aku duduk di meja rias, memikirkan langkah berikutnya.

“Jiwon tidak akan pernah menduga bahwa aku mulai mempelajari permainannya,” gumamku pada bayanganku di cermin.

Aku tahu ini akan menjadi tantangan besar, tetapi aku siap untuk melawannya dengan cara yang dia tidak pernah duga.

---

Konfrontasi Pertama

Hari itu, di ruang rapat yang mewah dengan langit-langit tinggi dan dinding kaca yang menghadap ke kota, Jiwon berdiri di depan para eksekutif, menjelaskan strategi baru yang dia kembangkan.

Aku duduk di sampingnya, mendengarkan dengan seksama, tapi pikiranku sibuk dengan rencana yang telah kurancang.

"Aku ingin semua departemen mematuhi garis besar ini," Jiwon berkata dengan nada tegas.

"Ini adalah keputusan akhir, dan tidak ada tempat untuk diskusi lebih lanjut."

Semua orang mengangguk, tapi di dalam hatiku, aku tahu ini saatnya. Aku mengangkat tangan dengan percaya diri, membuat semua mata tertuju padaku.

"Maaf, tapi aku tidak setuju," kataku dengan suara yang terdengar lebih tegas dari yang pernah kuduga.

Ruangan itu langsung sunyi. Jiwon menoleh ke arahku, tatapannya berubah dingin dalam sekejap. "Apa maksudmu, Hyejin?"

Aku menatapnya langsung di mata, menahan napas sebentar sebelum berbicara.

"Strategi ini memiliki beberapa kekurangan yang jelas. Jika kita terus mengikutinya, kita mungkin akan kehilangan peluang besar dalam pasar internasional."

Jiwon berdiri di sana, terlihat hampir tidak percaya bahwa aku berani menantangnya di depan umum. "Kekurangan? Menurutmu, kekurangannya ada di mana?"

Aku merasa jantungku berdetak kencang, tapi aku tidak bisa mundur sekarang.

"Data yang kau berikan kepada kami tidak sepenuhnya akurat. Aku sudah memeriksanya lebih dalam, dan ada beberapa faktor yang tidak kau pertimbangkan."

Jiwon berjalan mendekat, menatapku dengan intens. "Apa kau ingin membuatku terlihat bodoh di depan semua orang, Hyejin?"

Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami, tapi aku tidak akan menyerah. "Aku hanya ingin kita membuat keputusan yang terbaik untuk perusahaan. Ini bukan tentang membuat seseorang terlihat bodoh, tapi tentang melakukan yang benar."

Untuk sesaat, suasana di ruangan itu begitu tegang, seolah-olah waktu berhenti. Aku bisa merasakan bagaimana Jiwon berusaha mengendalikan amarahnya, tapi dia tidak bisa menunjukkan kelemahannya di depan para eksekutif.

"Aku akan mempertimbangkan apa yang kau katakan," katanya akhirnya, meskipun nada suaranya tidak bisa menyembunyikan kemarahan yang membara.

"Tapi ini belum selesai."

Aku tahu itu bukan kemenangan penuh, tapi ini adalah langkah pertama. Aku telah menolak mengikuti perintahnya, dan meskipun kecil, itu adalah kemenangan bagiku.

Ketika rapat berakhir dan semua orang meninggalkan ruangan, Jiwon menahanku, menggenggam pergelangan tanganku dengan kuat.

"Kita perlu bicara," bisiknya dengan nada yang penuh ancaman.

Aku mengangguk, siap untuk apa pun yang akan dia lakukan selanjutnya. Tapi di dalam diriku, aku tahu bahwa tidak peduli seberapa keras dia mencoba, aku tidak akan lagi menjadi pion dalam permainannya. Kini, aku juga tahu cara bermain.

Twisted HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang