Di ruang pertemuan yang sunyi, Hyejin berdiri di ujung meja panjang, merasa seolah-olah dunia di sekitarnya runtuh. Di depannya, sekutu yang selama ini dia percaya, Direktur Lee, menyerahkan sebuah dokumen penting kepada Jiwon.
Jiwon menyeringai puas saat dia membaca dokumen itu. "Kau benar-benar berpikir kau bisa mengalahkanku dengan ini, Hyejin? Sayangnya, permainanmu berakhir di sini."
Hyejin hanya bisa menatap kosong, hatinya terasa remuk. "Lee, kenapa?" tanyanya dengan suara bergetar. "Kita sudah berjuang bersama selama ini. Kenapa kau memilih untuk menghianatiku?"
Lee tidak bisa menatap Hyejin. "Aku tidak punya pilihan lain, Hyejin. Jiwon memiliki sesuatu yang bisa menghancurkanku. Aku... aku tidak bisa mengambil risiko itu."
"Dan kau lebih memilih untuk menghancurkan aku?" Hyejin berbisik, merasakan pengkhianatan itu menusuk jauh ke dalam hatinya.
Jiwon melipat dokumen itu dengan rapi dan memasukkannya ke dalam tasnya. "Terima kasih, Direktur Lee. Kau telah membuat keputusan yang bijak. Sekarang, jika kau bisa meninggalkan kami, aku dan Hyejin perlu berbicara... secara pribadi."
Dengan raut wajah penuh penyesalan, Lee meninggalkan ruangan, meninggalkan Hyejin sendirian dengan Jiwon. Saat pintu tertutup, Jiwon mendekati Hyejin, suaranya rendah dan penuh kemenangan.
"Kau telah berusaha keras, Hyejin, tapi ini adalah akhirnya. Kau tidak punya apa-apa lagi."
Setelah Lee pergi, Hyejin tetap berdiri diam di tempatnya. Kepalanya terasa berat, dan jiwanya terasa hancur. Dia telah kehilangan kepercayaan yang dia bangun dengan susah payah, dan sekarang semua itu runtuh hanya dalam sekejap.
Tapi dalam keputusasaan, ada kilatan tekad yang muncul. Dia tidak bisa membiarkan semua usahanya sia-sia. Hyejin memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam-dalam, lalu membuka matanya kembali dengan pandangan yang penuh tekad.
"Aku tidak selesai, Jiwon," kata Hyejin pelan tapi tegas, menatap Jiwon dengan mata yang penuh perlawanan. "Kau mungkin berpikir ini adalah akhirnya, tapi kau salah besar. Aku masih memiliki satu langkah terakhir."
Jiwon mengangkat alisnya, terhibur oleh keberanian Hyejin yang tampaknya tak ada habisnya. "Langkah terakhir? Hyejin, kau sudah tidak punya sekutu. Semua yang kau miliki sudah hilang."
"Tidak semuanya," jawab Hyejin, suaranya penuh keyakinan. "Aku masih punya sesuatu yang kau tidak tahu."
Jiwon tertawa kecil, seolah-olah meremehkan kata-kata Hyejin. "Benarkah? Maka aku akan sangat menantikan untuk melihat apa langkah terakhirmu itu."
Malam itu, Hyejin duduk di mejanya dengan satu tujuan yang jelas. Semua yang dia lakukan sejauh ini, setiap rencana, setiap pengorbanan, semuanya menuju momen ini.
Dia mengeluarkan amplop yang telah dia siapkan sebelumnya, surat yang dia tulis dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian.
Di dalam surat itu, dia mengungkapkan semua rahasia Jiwon, dari kebohongan hingga korupsi yang telah dia lakukan di dalam perusahaan.
Tetapi lebih dari itu, surat itu juga berisi sebuah pengakuan yang bisa menghancurkan Jiwon lebih dari sekadar skandal bisnis—itu adalah rahasia yang bisa mengguncang fondasi keluarga Jiwon sendiri.
Hyejin mengambil napas dalam-dalam, menyadari bahwa ini adalah taruhan terakhirnya. Dia menutup amplop itu dan memanggil orang kepercayaannya, satu-satunya orang yang belum pernah mengkhianatinya.
"Aku ingin kau mengirim surat ini ke media besok pagi," kata Hyejin dengan suara tegas. "Jika sesuatu terjadi padaku malam ini, pastikan surat ini sampai ke tujuan."
Orang itu mengangguk dengan serius. "Aku mengerti, Ny. Hyejin. Aku akan melakukannya."
Setelah orang itu pergi, Hyejin berdiri dan menatap keluar jendela. Langit malam terlihat gelap dan penuh dengan bintang-bintang, seolah-olah dunia di luar sana sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan terjadi. Tapi di dalam hati Hyejin, dia tahu bahwa esok hari, segalanya akan berubah.
"Aku siap, Jiwon," bisiknya pelan. "Aku siap untuk menyelesaikan ini, sekali dan untuk selamanya."
Dia tahu bahwa Jiwon akan datang malam ini, mungkin untuk menyerangnya dengan langkah terakhirnya sendiri. Tapi Hyejin tidak takut. Dia sudah siap, dengan kartu truf terakhirnya yang siap untuk menghancurkan semuanya—atau membebaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Hearts
RomanceJi Hyejin menikah dengan Park Jiwon, seorang pria tampan dan karismatik yang baru saja diangkat sebagai CEO perusahaan keluarganya. Pernikahan mereka diatur oleh keluarga untuk memperkuat aliansi bisnis, tetapi Jiwon adalah seorang manipulator ulun...