Bab 13: Unearthing the Past

47 1 0
                                    

Malam itu, Hyejin duduk di ruang kerjanya, jari-jarinya yang gemetar perlahan menelusuri halaman-halaman dokumen rahasia yang baru saja ia temukan.

Semua informasi ini dikumpulkan secara hati-hati oleh sekutu barunya di perusahaan, seorang eksekutif tua yang merasa dikhianati oleh Jiwon. Berkas-berkas ini mengungkapkan sejarah keluarga Jiwon yang kelam, penuh dengan pengkhianatan dan konspirasi.

"Ini tidak mungkin..." bisik Hyejin saat ia membaca sebuah dokumen yang menunjukkan bahwa ayah Jiwon pernah mengkhianati saudaranya sendiri untuk merebut kendali perusahaan. Itu menjelaskan banyak hal tentang sifat Jiwon—bagaimana dia tumbuh besar dalam lingkungan yang begitu penuh dengan tipu muslihat dan ketidakpercayaan.

Namun yang lebih mengejutkan, Jiwon sendiri pernah terlibat dalam pengkhianatan terhadap pamannya, mengatur agar pamannya terjerat dalam skandal yang menghancurkan karier dan hidupnya.

Hyejin tahu bahwa ini adalah kartu truf yang bisa digunakan untuk menggoyang Jiwon. Tapi dia juga tahu bahwa informasi ini sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. Dia harus memainkannya dengan bijak.

Sementara itu, di tempat lain di kota, Jiwon duduk di kantornya dengan wajah yang tegang. Dia tahu bahwa sesuatu sedang terjadi—pergerakan yang tidak biasa di dalam perusahaan, aliansi-aliansi yang terbentuk tanpa sepengetahuannya.

Dia bisa merasakan Hyejin semakin berbahaya, seperti ular yang sedang mengintai, siap menyerang kapan saja.

"Tidak ada waktu lagi," gumam Jiwon sambil memandang foto keluarga di mejanya, yang kini terasa seperti bayangan dari masa lalu yang jauh. Dia mengambil telepon dan memanggil salah satu orang kepercayaannya.

"Aku butuh kamu untuk melakukan sesuatu," katanya dengan nada dingin yang tidak bisa disangkal. "Hyejin semakin sulit dikendalikan. Aku tidak peduli bagaimana caranya, tapi aku ingin dia dihentikan sebelum dia menghancurkan semuanya."

Di ujung telepon, suara pria itu terdengar mengiyakan. Jiwon tahu bahwa orang ini akan melakukan apa saja untuk melaksanakan perintahnya, tidak peduli seberapa kejam atau tidak bermoral tindakan itu.

Namun, di sudut pikirannya, ada sedikit keraguan. Apakah ini benar-benar satu-satunya cara? Tetapi Jiwon mengesampingkan pikiran itu dengan cepat. Dia tidak bisa membiarkan kelemahan merusak rencana besarnya.

Keesokan harinya, Hyejin duduk di sebuah restoran mewah, bertemu dengan salah satu direktur senior yang sudah lama bekerja di perusahaan.

Pria itu tampak gelisah, matanya tidak pernah berhenti memandang sekitar, seolah-olah dia khawatir seseorang akan mendengar percakapan mereka.

"Kenapa kamu ingin bertemu denganku?" tanya direktur itu dengan nada waspada.

Hyejin tersenyum tipis, lalu mengeluarkan dokumen-dokumen yang telah ia persiapkan. "Aku punya sesuatu yang mungkin menarik bagimu, Tuan Kang."

Pria itu meraih dokumen tersebut dengan ragu, membuka halamannya, dan segera wajahnya berubah pucat. "Ini... Ini tidak mungkin... Bagaimana kamu bisa mendapatkan ini?"

"Itu tidak penting," jawab Hyejin sambil menatapnya dengan tajam. "Yang penting adalah apa yang akan kamu lakukan selanjutnya. Aku bisa membuat ini menjadi publik, atau kita bisa bekerja sama."

"Kerja sama?" tanya Tuan Kang, masih terkejut.

"Aku tahu bahwa kamu tidak puas dengan cara Jiwon memimpin perusahaan. Dan aku juga tahu bahwa kamu punya banyak koneksi yang bisa berguna bagi rencanaku. Jadi, mari kita buat kesepakatan."

Tuan Kang terdiam, menimbang-nimbang pilihan yang ada di depannya. Hyejin tahu bahwa pria itu tidak punya banyak pilihan. Informasi ini bisa menghancurkan reputasi dan karirnya jika sampai bocor.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Tuan Kang akhirnya, menyerah.

"Aku ingin kamu membantuku mendapatkan lebih banyak kontrol di perusahaan ini. Jika kita berhasil, aku akan memastikan kamu mendapatkan posisi yang lebih baik dan lebih aman," Hyejin menjelaskan.

Setelah beberapa saat hening, Tuan Kang mengangguk. "Baiklah, aku setuju. Tapi pastikan kamu tahu apa yang kamu lakukan. Jiwon tidak akan tinggal diam jika dia tahu tentang ini."

"Aku sudah siap dengan segala risikonya," jawab Hyejin tegas. "Sekarang, kita harus bergerak cepat."

Dengan aliansi baru yang semakin kuat, Hyejin tahu bahwa waktunya hampir tiba untuk melakukan langkah besar berikutnya. Dia hanya berharap bahwa dia bisa mengalahkan Jiwon sebelum pria itu menyadari apa yang sedang terjadi.

Pertempuran psikologis ini semakin memanas, dan Hyejin sadar bahwa tidak ada jalan kembali. Hanya ada satu cara untuk bertahan—terus maju, tidak peduli apa yang terjadi.

Twisted HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang