Bab 26: Illusions of Power

50 4 0
                                    

Hyejin duduk di ruang tamu apartemen barunya yang sederhana, memandangi papan strategi yang penuh dengan catatan, foto, dan koneksi yang dia tempelkan dengan hati-hati. Semua bukti yang dia kumpulkan tentang jaringan baru Jiwon telah dirangkumnya dengan teliti. Namun, kali ini dia tidak akan sendirian. Dia telah menyelamatkan sekutu-sekutu lama yang kini siap untuk kembali membantunya dalam pertempuran terakhir ini.

"Ini saatnya kita bergerak," ucap Hyejin dengan tegas pada sekutu-sekutunya yang berkumpul di ruangan yang sama. Wajah-wajah mereka menunjukkan campuran ketegangan dan semangat, siap untuk menumbangkan musuh bersama mereka.

"Kita akan mengungkap jaringan baru Jiwon dengan menggunakan kekuatan media yang dia pikir bisa dia kendalikan," lanjutnya sambil menunjuk peta yang menampilkan tempat-tempat kunci di mana operasi Jiwon berlangsung. "Tapi kita harus hati-hati. Dia tidak akan mudah menyerah."

Seorang sekutu, Minho, yang dulunya adalah salah satu direktur perusahaan, mengangguk dengan keyakinan. "Kami semua sudah siap. Ini saatnya menunjukkan siapa dia sebenarnya."

Dengan persiapan matang dan rencana yang disusun rapi, Hyejin merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Dia tahu ini adalah kesempatan terakhirnya untuk mengakhiri permainan ini sekali dan untuk selamanya.

***

Sementara itu, Jiwon duduk di balik meja kantornya yang megah, menatap ke layar komputer yang menampilkan berita terbaru. Dia tahu bahwa Hyejin tidak akan menyerah begitu saja, dan dia telah menyiapkan langkah balasan yang tak kalah cerdik.

Dia memutuskan untuk memanipulasi media, membalikkan narasi dan menjadikan dirinya sebagai korban dari "permainan kotor" yang dimainkan oleh Hyejin. Dengan beberapa panggilan telepon, berita-berita mulai muncul, menggambarkan Hyejin sebagai mantan istri yang pendendam, yang mencoba menghancurkan kehidupan mantan suaminya dengan tuduhan-tuduhan yang belum terbukti.

"Aku akan membuat mereka percaya bahwa aku adalah korban," pikir Jiwon dengan senyum puas. "Dan Hyejin akan kehilangan semua dukungan yang dia miliki."

Dia memastikan bahwa setiap artikel, setiap wawancara, dan setiap kutipan yang muncul di media memberi kesan bahwa Jiwon adalah pria yang telah banyak berkorban dan kini menjadi sasaran dendam tanpa dasar.

"Dalam permainan ini," Jiwon bergumam sambil mengamati wajahnya yang sempurna di cermin, "yang terpenting adalah mengendalikan persepsi. Dan aku adalah ahlinya."

***

Hyejin berdiri di depan markas besar media yang akan dia gunakan untuk mengungkap kebenaran. Sekutu-sekutunya telah mengamankan bukti yang tak terbantahkan, dan semua rencana sudah berjalan lancar.

Namun, saat dia memulai langkah terakhirnya, segala sesuatunya mulai berjalan tidak sesuai rencana. Berita yang baru saja dirilis menyebarkan cerita bahwa Jiwon adalah korban manipulasi Hyejin. Media yang seharusnya mendukungnya kini mulai ragu. Sekutu-sekutunya juga merasa goyah, tak tahu harus percaya pada siapa.

"Ini tidak mungkin," pikir Hyejin dengan panik. "Bagaimana dia bisa membalikkan semua ini begitu cepat?"

Dia menyadari bahwa Jiwon telah mengubah permainannya menjadi sesuatu yang jauh lebih rumit dan berbahaya. Setiap langkah yang dia ambil tampaknya sudah diantisipasi oleh Jiwon. Bukti-bukti yang dia miliki mulai kehilangan kekuatannya, karena Jiwon berhasil menciptakan keraguan yang cukup besar di benak publik.

Dalam kebingungannya, Hyejin merasa tekanan yang begitu berat. Dia harus berpikir lebih cepat dan lebih cerdik, tetapi kali ini Jiwon tampak selalu selangkah di depan.

Saat malam semakin larut, Hyejin menyadari bahwa ini bukan lagi soal kekuatan fisik atau bukti, tetapi soal siapa yang bisa mengendalikan narasi. Dengan semua kekacauan yang terjadi, Hyejin tahu bahwa langkah berikutnya harus benar-benar tak terduga.

"Kau mungkin telah mengubah permainan, Jiwon," pikirnya dengan mata yang penuh tekad, "tapi aku akan memastikan bahwa kau tidak memenangkan ini."

Twisted HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang