6

380 62 6
                                    

**

Chris mendesah pelan,merasakan perih di punggung tangan. Juga sendi nya yang masih ngilu sampai sekarang semakin terasa. Hanya rasa dingin yang telah sirna diganti dengan rasa hangat. Punggung nya tidak lagi seperti tidur diatas batuan tajam.

Lebih nyaman dan hangat. Tidak seperti lantai yang dialasi karpet pelastik.

"Hah gue di mana?" Chris menatap sekeliling ruangan ber cat cream putih itu dan juga tiang infus yang berdiri tegak disamping ranjang. Chris hendak bangun dari tempat tidur nya namun urung karena ada tangan yang mengeratkan pelukannya.

Ada wajah damai yang tenggelam dalam dekapannya. Yang kapan saja akan terusik karena pergerakannya. Tapi Chris butuh air sekarang, tenggorokannya haus.

"Chris dimana?" Hyunjin berlari menuruni tangga dengan cepat tak perduli apa yang di pijak benar atau salah. Hatinya merasakan sakit ketika bangun sendirian lagi.

"Gue disini." Jawab si libra cuek. Sudah tiga gelas air di teguk habis,tenggorokkannya masih kering sekalipun lengannya di pakaikan infus.

"Jangan pergi,di sini aja." Yang muda mendekat,bergabung duduk di kursi meja makan.

"Gue ga pantes."

"Kenapa? Coba sedikit terbuka. Kamu selalu ngehindar terus. Banyak hal yang mau aku tanyain. Termasuk tempat tinggal." Hyunjin menjeda kalimatnya,menatap pria di sampingnya dalam-dalam.

"Ga usah mau tau."

"Kenapa sama temen kamu yang di cafe cerita tapi sama aku ngga pernah? Aku tahu aku ga berharga buat kamu Chris. Makanya ga mau terbuka walau sedikit.

Tapi coba sedikit aja kasih aku ruang. Kamu mau dapet perhatian,tapi kamu ga mau ceritain masalahnya. Jangan egois,kamu ga bisa atasin semuanya sendiri.

Aku terima kamu apa adanya Chris. Sekalipun orang selalu menilai kamu murid berandal,murid kriminal,murid berpenyakit. Aku tetep sayang kamu seperti awal aku bilang.

Ga pantes nya dari mana dari segi apa? Atau kamu mau udahan aja? Mau aku bilangin sama bunda kalau kamu selama ini cuma terpaksa nikahin aku? Kalau iya,ini cincinya aku balikkin Chris. Aku bisa telpon bunda sekarang."

"Jangan. Banyak hal Hyunjin." Langkah nya terhenti. Berbalik arah,mendekat kembali. Ayo ceritain semuanya Chris. Aku mohon..

"Banyak hal yang bikin gue ngerasa ga pantes hidup sama lo." Chris telan ludahnya kesusahan. Suara,teriakannya seakan terkumpul di tenggorokan.

"Gue benci sama lo karena lo bisa dapetin perhatian dari orang tua lo,selalu diberi apresiasi,di puji,di beri pengertian ketika lo lagi di bawah dan dikasih dukungan ketika di atas.

Lo selalu di puji guru,ketika ada kesalahan di tanya apa alasan dan sebab nya.

Sementara gue. Di liat aja ngga. Di denger aja ngga. Di tanya aja ngga. Semuanya nyudutin gue.

Padahal gue lakuin itu karena lo. Emang caranya salah. Gue lupa nyaring masalah di rumah sama sekolah. Gue malah lampiasin masalah di rumah buat lawan orang yang punya niat jahat sama lo."

"Jadi semuanya salah aku?" Potong Hyunjin kesal.

"Gue belum beres ngomong." Chris teguk air dalam gelas yang ke empat. "Lo tau gak apa aja masalahnya? Waktu gue berantem di deket perpus,lo ga perlu nanya siapa orang nya karena lo pasti tau.

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang