28

257 34 16
                                    

**

"Permisi, dengan keluarga pasien atas nama Christopher Bang?" Salah satu dokter keluar setelah hampir satu jam di dalam ruang operasi.

"Saya istrinya dokter." Hyunjin berdiri sedih, perasaan nya mulai tak baik-baik saja. Melihat wajah sang dokter yang nampak putus asa.

"Maaf sebelumnya kami sudah melakukan penanganan semaksimal mungkin, tapi pasien kehilangan banyak darah dan tidak kuat menahan sehingga kami tidak dapat menyelamatkan pasien."

"Maksudnya dok?" Tanya Jisung memastikan, bukan maksud tak paham hanya saja Jisung tidak mau berfikir negatif.

"Pasien atas nama Christopher di nyatakan telah meninggal dunia. Sekali lagi saya mohon maaf dan turut berdukacita. Jenazah nya akan di pindahkan untuk segera di mandikan, permisi." Pamit sang dokter.

Ruangan yang semula sepi kini ricuh dengan suara roda di dorong, Chris di atas sana dengan tubuh yang di tutupi kain putih terbaring kaku tak bernyawa.

"C-chris hiks jangan tinggalin aku, kamu ga boleh pergi!"

"Hyunjin tenang." Jisung peluk erat tubuh Hyunjin, "Gue juga masih ga nyangka Chris bakal pergi se cepat ini. Tapi lo harus ikhlas, bisa jadi habis ini Chris ga akan ngerasain sakitnya di telantarkan orang tua. Dia bisa bahagia di sana dan di sini lo di titipin anak keturunan nya supaya lo inget bahwa Chris cinta banget sama lo Hyunjin."

Hyunjin terdiam sejenak. Tapi dia tidak bisa, dia ingin Chris di sisi nya. Membesarkan anak mereka bersama-sama.
"Ngga mau hiks, mau Chris. Mau Chris, Jisung!"

"Hyunjin astaga bangun, hei. Sayang, ini gue udah balik." Chris goyangkan pelan sisi bahu Hyunjin yang masih terpejam dalam kondisi menangis. Sudah dapat di tebak, pasti mimpi buruk itu datang lagi.

"C-chris?" Hyunjin membuka matanya cepat.

"Iya ini gue, kenapa tidurnya nangis? Mimpi buruk lagi?" Chris ikut berbaring di samping Hyunjin.

"Hiks takut." Hyunjin peluk erat tubuh yang tua, wajahnya di tenggelam kan pada dada bidangnya. Sungguh Hyunjin benar-benar takut dengan mimpi buruk ini. Dulu ia hampir kehilangan Chris tapi ternyata ada keajaiban. Chris kembali sadar setelah tiba di ruang jenazah.

"Sstt jangan di pikirin, gue disini." Chris balas memeluk.

"Takut."

"Gue ga akan ngilang Hyunjin."

Tapi tetap saja Hyunjin takut, kejadian hari itu terus membekas sampai sekarang. Setiap kali ia melihat dunia tapi tak ada objek dunia nya, hati Hyunjin berubah menjadi sedih dan takut. Seakan ia tidak akan pernah bisa melihat Chris di hari ini dan hari esok selanjutnya.

"Gimana kerjanya hari ini?" Tanya si cantik setelah cukup tenang. 

"Lancar, kan di doain istri." Chris kecup sekilas pucuk kepala Hyunjin.

"Chris pinter berarti, aku mana bisa mimpin perusahaan ayah. Tapi kalau ngabisin duit nya bisa hehe." Cengir nya bangga.

Chris tarik hidung bangir istri cantiknya merasa gemas.

"Ishh sakit." Hyunjin usap hidung nya, cemberut. "Kalau Chris ga ada pasti aku jadi janda." Monolog nya.

"Lupain, udah lima bulan Hyunjin. Gue ga mungkin pergi sendirian, kalau pun pergi. Gue pengen nya sama lo." Lima bulan ya? Bukan waktu yang singkat. Chris juga jujur masih mengingat hal itu sampai sekarang.

Dimana setelah ia di nyatakan kembali sadar, dirinya harus mengikuti rangkaian sidang di pengadilan karena ibunya di tangkap polisi. Dengan kasus pasal berlapis.

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang