21

305 46 8
                                    

**

"Sstt dek Hyunjin jangan nangis nanti kandungan nya kenapa-kenapa. Chris pasti pulang lagi nanti." Bujuk sang maid khawatir. Jujur saja ini pertama kalinya maid menyaksikan anak majikannya berkelahi sampai ingin berpisah.

Pasalnya mereka selalu terlihat akur tak ada masalah, sungguh di sayangkan bila sampai berpisah.

"M-mau Chris hiks, jangan pergi. Sakit."

"Apa nya yang sakit dek Hyunjin, bilang sama bibi biar di panggilin dokter."

"Chris nya pergi hiks." Hyunjin telungkupkan wajahnya di atas sofa, hati nya perih teramat sangat melihat laki-laki nya pergi padahal kemauan nya. Tapi kenapa rasanya begitu sakit.

Hyunjin tak sanggup kehilangan.

"Gue ga pergi. Gue masih disini."

"Chris?" Hyunjin berbalik, telinganya tak mungkin salah mendengar kan?

"Ya?"

"Huwaa jangan pergi. Maaf aku tadi emosi. Aku ga maksud begitu. Kamu pasti sakit hati hiks."  Isak Hyunjin tersedu.

Chris genggam tangan yang sedikit lebih muda. Ada senyuman tapi sedikit terpaksa "Iya gue ga pergi. Ga papa lo emang bener Hyunjin ga usah minta maaf.  Justru gue yang harusnya minta maaf karena numpang. Gue janji kalau punya uang, bakal beli rumah sendiri."

"T-tapi kan ini rumahnya kita." Hyunjin tatap sendu yang tua, pelupuk matanya dan pipi nya sudah banjir deras.  Bibir merah bergetar, hidung ingusan serta wajah sembab penuh rasa lelah.

"Iya gue tau kok, ini rumah lo." Jawab Chris jutek.

"Chris ih maaf hiks." Tangis Hyunjin semakin sedih, tak ada pelukan hangat lagi ketika ia takut dan menangis. "Maaf, aku cuma ngikutin isi kepala karena kesel tapi waktu kamu pergi, hati aku sakit Chris.  Maaf karena aku hampir celakain anak kita kemarin. Maaf karena aku nyakitin hati kamu. Maaf karena aku bohongin kamu. Aku salah."

"Jangan pergi, ga boleh pokoknya. Chris jawab jangan diem aja hiks." Hyunjin goyang goyang bisep Chris penuh harap meski tatapan sudah putus asa. "Jawab hiks. Chris mau apa nanti aku beliin, atau mau cari yang lain nanti suruh bunda cariin. Asal Chris ma-"

"Stop!" Potong Chris cepat, semuanya sudah kelewatan. Orangdi hadapan nya ia tatap tajam. "Gue juga minta maaf tadi marah-marah, gue takut lo kenapa-kenapa pas datang ke rumah ga ada. Gue tau lo udah besar, tapi tetap aja gue khawatir. Tetap harus gue jagain. Jangan ngomong ke mana-mana, gue cuma cinta nya sama lo Hyunjin.

Satu lagi jangan so soan mau cari'in gue pengganti.  Emang lo sanggup liat gue sama yang lain di saat lo lagi hamil dan butuh perhatian gue? Lo sanggup liat gue tidur, ciuman, jalan sama orang lain? Lo sanggup gue lebih perhatian sama orang lain? Lo sanggup ga gue di bagi-bagi sama orang lain? Jujur gue ga sanggup Hyunjin." Daripada begitu lebih baik berpisah saja.

Hyunjin menggeleng ribut berhambur memeluk tubuh yang tua menenggelamkan segala isak tangis nya di sana. "Ngga hiks, ga mau. Takut hiks jangan ngomong begitu." Hyunjin tak mau bila harus berbagi suami apalagi melihat Chris nya ciuman dengan orang lain, jelas ia juga tak sanggup.

"Makanya jangan ngomong sembarangan, udah jangan sedih gue tetep sayang lo kok. Di hati gue tetep cuma ada nama Hyunjin Bang bukan Abin."

"Jangan bercanda huwaa"

"Sstt iya sayang ga bercanda." Chris kecup bibir merah delima Hyunjin sekilas, kasihan juga dia buat menangis. Tapi bukan berarti Chris ingin playing vitchim merasa dirinya paling sakit, kalau memang ia di usir karena merasa di tumpangi lebih baik dia pergi.

Cukup lama keduanya berpelukan sampai hati Hyunjin sedikit lebih tenang, dan paha Chris sudah cukup pegal karena memangku si cantik. Sang maid yang ada di sana juga paman Kim ikut merasa lega akhirnya tuan muda mereka kembali akur.

"Mau makan." Gumam Hyunjin setelah lama diam. Perutnya tiba-tiba lapar, mungkin tenaga nya habis karena menangis.

"Mau di masakin apa tuan, biar bibi masakin?"

"Mie." Jawab nya polos. Tapi sedikit takut karena Chris diam saja, biasanya akan melarang ini itu. "Chris mau mie boleh?"

"Hmm tapi jangan setiap hari, banyakin makan buah, sayur, vitamin, protein."

Hyunjin mengangguk. "Mie kuah nya pakai telur mata sapi sama tomat, terus buahnya apel di potong-potong."

"Baik bibi buatin, tunggu sebentar ya?"

"Iya bibi." Hyunjin duduk anteng di pangkuan Chris,  namun sedikit terkejut karena tiba-tiba di pindahkan ke sofa.

"Chris mau kemana?"

"Mandi."

"Jangan lama-lama."

"Iya." Chris melangkahkan kaki nya menuju kamar,  saat pintu di buka kening nya di tepuk. Demi apapun Chris belum pernah membayangkan kamar rapi bersih berubah menjadi kapal pecah. 

Tisu berserakan, bungkus ciki, bantal berceceran di mana-mana, selimut kusut, sprei lepas, sampai baju dalam lemari pun ikut keluar.

Belum air bathhub menyala dengan panas di atas rata-rata.  Wastafel di sumbat tisu hingga banjir keluarse isi kamar mandi, dan masalah sebagainya. 

Hyunjin yang sedang menyeruput sisa kuah mie terakhir langsung tersedak karena teringat kamarnya yang amburadul seperti kapal pecah.  Buru-buru ia pergi ke kamar membuka pintu perlahan, hufh ternyata sudah di bereskan.

Kalau begitu selagi menunggu Chris mandi, Hyunjin duduk di samping kasur memakan potongan buah apel. Saat matanya tak sengaja melihat jam, Hyunjin menggaruk kepalanya.  Ternyata sudah pukul satu lewat enam belas.

Hyunjin simpan piring kosong ke atas meja setelah si pria libra keluar dari kamar mandi hendak membuka lemari mencari baju.

"Chris."

"Kenapa?"

"Jangan pakai baju, telanjang aja."

"Nanti angin masuk, gue kedinginan." Walaupun sebenarnya Chris sudah terbiasa tidur tanpa baju.

"Tapi mau main."

"Lo habis nangis nanti kecapean."

"Ya ga papa."

"Besok Hyunjin, gue takut lo kenapa-napa." Ulang Chris lebih menekan.

"Chris udah ga sayang lagi hiks."

Astaga sabar Christopher, Hyunjin istri kesayangan lo ga boleh marah. "Mau di atas atau di bawah?" Kalau tidak di turuti pun Chris merasa kasihan, mood Hyunjin sedang tidak baik. Jangan sampai ia buat semakin tak baik.

"Di bawah mana?" Hyunjin usap kasar air matanya, mendadak bingung.

"Di bawah gue lah sayang." Chris usap air mata di pipi Hyunjin, lembut. Bila sudah mode polos begini libido Chris selalu meningkat cepat.

"Mau di bawah."

Chris buka kancing baju Hyunjin satu-persatu sebelum kain terakhir bagian bawah di lepas. Saat itu pula permainan segera di mulai dengan Chris yang mendominasi.

Selagi menunggu Hyunjin menstabilkan nafas, Chris gigit pipi bulat empuk mirip kue bakpao sampai kedua sisi nya basah. Barulah setelah siap, mereka lanjut bermain sampai tiga kali pelepasan karena Chris khawatir bila main terlalu lama.



TBC

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang