22

304 41 6
                                    

**

"Tuan muda!! Tuan muda!!" Teriak paman Kim di depan pintu kamar.

Chris yang masih telanjang dada segera membuka pintu, tidak lupa di tutup rapat. "Jangan teriak paman Kim, Hyunjin masih tidur."

"Oh iya maaf tuan muda tadi paman cuma nerima paket terus harus dianterin ke sini kata maid. Tapi tuan muda nya baru bangun, maaf paman ganggu. Nih paket nya, jangan berantem lagi ya tuan muda." Paman Kim tepuk bahu Chris sebelum kembali turun ke bawah.

Saat dirinya masuk, buntelan bernyawa di balik selimut ternyata sudah bangun. Tapi matanya bengkak. "Chris, jam berapa."

"Masih jam enam, ini paket apa?" Chris dudukan pantatnya di sofa.

"Sepatu buat kamu, kan yang dari bunda ngga cukup ukurannya jadi beli lagi. Kasian kata bunda, sepatu Chris cuma itu-itu aja takut rusak. Yang kemarin di tuker sama ikan koi ayah di belakang."

"Ga papa Hyunjin, gue bisa beli sepatu sendiri. Yang itu masih bagus belum jelek." Chris jadi merasa tidak enak.

"Ihh pakai aja, masa warnanya udah ga putih lagi. Terus bawahnya licin takut jatuh. Awas jangan ngomong mau ganti-ganti. Ini hadiah dari bunda."

"Tapi harganya mahal Hyunjin." Chris belum pernah diberikan barang mahal sebelumnya, kecuali motor. Jika bukan barang murah biasa yang di jual toko eceran atau ia beli sendiri jika memiliki uang.

Mungkin untuk mendapatkan sepatu ini, Chris bisa mendapatkan nya dalam tiga bulan gajian tanpa makan.

"Yaudah gantinya puasin aku."

"Lo ga demam lagi kan? Atau otak nya geser." Chris putar-putar kepala Hyunjin kiri kanan, terakhir cek suhu takut kurang normal.

"Chris ihh."

"Lo pendiam Hyunjin tapi kenapa jadi hyper begini, gue takut." Chris sampai merinding. Tapi apa karena faktor kehamilan jadi hormon nya tinggi?

"Chris pelit." Cicit Hyunjin seraya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, memeluk guling lalu tidur kembali.

Chris hanya bisa menghela nafas, di tepuk pantat Hyunjin sebelum memasuki kamar mandi.

**

"Hyunjin di marahin Chris gak?" Jisung datang membawa seperintilan buah-buahan agar tak terlalu malu sering datang ke rumah orang. Beda dengan seungmin yang malah membawakan barang belanjaan untuk isi kulkas dan makanan sehari-hari.

"Di marahin sedikit tapi udah baikan."

"Nah kan gue juga bilang apa, pasti di marahin. Untung ga berantem." Jisung menghela nafas lega. Karena jujur ia takut Hyunjin di amuk oleh Chris sampai melakukan kdrt.

"Halah berantem-berantem, pagi nya pasti tetep keramas bareng."

"Kok lo tau sih Min?" Jisung jadi penasaran. Memang iya ya ada yang begitu?

"Iyalah kan kak Abin sering gitu." Jawab Seungmin santai sambil menyedot ice cappucino dalam cup plastik transparan.

"Wow Seungmin udah ga perawan lagi." Jisung tepuk tangan bangga, kepala pula ikut menggeleng saking bangganya. Belum resmi sudah tanam bibit saham duluan.

Dia kapan? Jisung dari kecil selalu saja jadi yang terakhir, sampai memiliki pacar pun ia tetap jadi yang paling akhir.

"Eh Jin ntar sore ke cafe kak Abin yok,gue yang bawa mobil. Ji siapa tau nemu jodoh." Ajak Seungmin semangat.

"Ayok gas, tapi lo yang bayarin." Jawab Jisung tak kalah semangat. Saat itu pula pemuda Kim menyipitkan matanya, tapi tetap di iyakan karena Seungmin kaya raya.

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang