29

259 36 4
                                    

**

Sejujurnya ini kedua kalinya Hyunjin mengunjungi perusahaan milik ayahnya, dulu ia masih berusia lima tahun. Dan gedungnya masih belum terlalu tinggi. Tapi sekarang malah menjulang tinggi besar dengan halaman gedung luas.

Ada taman kecil yang di tumbuhi pohon apel hijau serta peach. Halaman yang bersih dan elit. Ternyata ayahnya sangat kaya raya. Tapi kenapa saat Hyunjin meminta dibelikan jet pribadi malah mengatakan uang nya tak cukup.

"Den Hyunjin masuk saja, tuan muda ada di lantai ujung atau mau paman antar?"

Bukannya menjawab, si surai panjang yang mengenakan kemeja besar milik Chris malah menatap ke atas gedung. "Paman ini gedungnya ga roboh kan?"

"Ga atuh den, ini gedung baru. Si aden mah ada-ada aja."

"Hehe, Hyunjin masuk sendiri aja. Makasih paman udah anterin kesini."

"Yasudah hati-hati, paman pulang dulu."

"Heem." Hyunjin menghela napas, ternyata dia sangat kaya raya.

Sebelum menaiki lantai ujung, Hyunjin sengaja keliling gedung terlebih dahulu. Mengintip segala ruangan yang ada, termasuk mengecek kantin perusahaan. Namun hanya sebentar karena ia sudah sangat merindukan si rambut keriting.

Saat tiba di lantai ujung, Hyunjin mengerutkan keningnya bingung. Ia tak tahu letak ruangan Chris di mana. Jadi ia asal buka pintu saja. "Chris?" Panggil nya mengintip lewat pintu

"Siapa ya?" Wanita bersurai panjang, memakai stelan kemeja putih dengan dua kancing atas terbuka, keluar sembari bersidekap.

"Aku Hyunjin mau cari Chris di mana?"

"Di lantai tujuh belas, ruangan nya baru pindah kemarin. Bos ga ngasih tau ya?" Jawab nya sedikit judes lalu kembali masuk  dan menutup pintu.

"Judes banget, ga tau apa suami Hyunjin galak. Kalau di marahin, mampus." Julid Hyunjin. Mumpung ada OB lewat, ia tanyakan kembali soal ruangan si rambut keriting yang memang benar ada di lantai ujung.

Ternyata wanita tadi sekretaris, awas saja kalau sampai menggoda suami tampan nya, Hyunjin kempesin dada besar tadi.  "Hufh ga boleh marah-marah ya bayi, kalau papa boleh di marahin hehe." Kekeh Hyunjin sambil mengusap perut.

Klek.

Chris refleks menoleh saat pintu ruangan nya tiba-tiba di buka tanpa mengetuk.

"Hyunjin,lo sama siapa kesini?" Ternyata istri sendiri. Ia pikir orang sembarangan masuk.

"Sama paman Kim tapi udah pulang." Hyunjin mendudukkan pantat nya di atas pangkuan si pria libra.

"Lo kenapa?" Chris merasa ada yang aneh dengan tingkah Hyunjin, seperti menahan sesuatu?

"Ga papa."

"Ada yang sakit? Bilang jangan di tahan."

"Itu dada Hyunjin gatel."

"Sini gue sedot." Chris buka tiga kancing baju Hyunjin paling atas hingga puting susu merah mencuat nampak tegang terekspos. Sebelum di hisap, Chris remas dada si cantik terlebih dahulu sampai susu nya ikut keluar.

Barulah di sedot dan akan sulit lepas jika bukan karena sudah kenyang.

"Pindah ke kamar, nanti lo pegel duduk kelamaan." Plus nanggung ga bisa gerak bebas soalnya pak CEO tiba-tiba tegang.

Dan jangan heran jika ruangan bos sekarang di penuhi dengan suara desahan istri nya yang sedang ke enakan di manja suami. Bukan atas saja yang tidak bisa lepas, bawah pun sama. Penis Chris masih bersarang di dalam sang istri sampai keluar beberapa kali.

Begitu pula Hyunjin yang semakin menelan penis Chris agar masuk lebih dalam.

Setelah kenyang menyedot susu Chris kembali bekerja, tidak lupa membubuhkan kecupan di kening istri cantik nya yang tertidur pulas memeluk guling.

Satu jam berlalu..

Istri tuan Bang menggeliat kecil di balik selimut, menatap sayu ke arah jendela kamar yang sedikit terbuka. Melamun sambil mengaruk-garuk kecil guling, sebelum pintu terbuka di masuki si pria libra.

Jas kerja nya di lepas, kemudian lengan kemeja nya di gulung hingga siku. Mengambil remot ac lalu menurunkan suhu nya menjadi 12°C.

"Chris dari mana?" Hyunjin mengeratkan pelukan nya karena dingin, memang sih cuaca di luar sangat cerah tapi apa tidak dingin?

"Beli makan ke luar, sini gue suapin. Tuh ada kebab sama yoghurt."

"Kenapa ga suruh OB?" Hyunjin duduk, tapi masih memakai selimut menanti suapan dari sang suami.

"Kasian OB juga mau istirahat." Chris berikan suapan pertama nya untuk si bumil cantik, kemudian dirinya.

"Chris ga dingin?"

"Gerah, lo emang mau liat gue telanjang."

Hyunjin berhenti mengunyah, membayangkan si rambut keriting menyuapi dirinya sambil telanjang bulat. "Ga mau nanti kaya liat orang gila."

"Oke, ntar kalo lo horny gue cuma bantu gesekin doang soalnya kalau telanjang gue kaya orang gila."

"Ih Chris mah gitu, kan tadi nanya."Hyunjin cemberut.

"Iya bercanda, sini makan lagi." Hyunjin terima suapan yang ke sekian. "Nanti gue beli'in jagung manis yang dikasih susu keju. Sekarang tunggu di sini tuh mainin laptop, gue mau lanjut kerja." Chris buang bekas makanan nya ke tempat sampah.

"Ga mau main, mau pangku."

"Ga, lo berat." Chris tutup pintu kamar.

"Chris hi-"

"Sstt diem, ini gue pangku." Chris sumpal mulut Hyunjin dengan buah stoberi sebelum menangis bombay. Alhasil selama bekerja Chris harus di tempeli bumil bawel yang bertanya setiap detik.

Sebenarnya tidak apa-apa, berat juga tidak. Tapi pertanyaan Hyunjin yang bertubi-tubi kadang membuat Chris harus sabar. Karena Chris sendiri kurang menyukai banyak omong, kecuali Hyunjin. Chris hanya perlu bersabar mau bagaimana pun Hyunjin cerewet karena Chris sendiri yang banyak diam.

Pun Hyunjin merasa nyaman dan percaya, sehingga sifat aslinya keluar. Kadang Chris merasa heran, dulu di sekolah Hyunjin pendiam dan suka menyendiri tapi aslinya ternyata menyimpan sifat cerewet, manja, hyper, cengeng dan kekanakan.

Sangat berbanding terbalik dengan Chris yang monoton sejak awal.

"Chris kalau ga kerja nanti ayah marah?" Tanya Hyunjin

"Marah, nanti lo di jual."

"Ihh ga mau, Chris jadi galak."

"Biarin, ntar lo di beli mafia." Jawab Chris datar.

"Chris jahat hiks, katanya sayang Hyunjin tapi mau di jual."

"Iya gue bercanda, sst jangan nangis. Mau cium ga?"

"Mau."

Hyunjin memejamkan mata tatkala ranum merah delima nya di sapu lembut bibir tebal Chris hingga rasanya seperti terbang di atas awan. Setiap inci bibir tak terlewati untuk di sentuh.

Daging empuk nya di kulum, lalu di hisap lembut atas bawah saling berganti.

Chris tekan tengkuk Hyunjin guna memperdalam ciuman santai tersebut, bibir jelly si cantik di gigit kecil untuk membuka akses lidah Chris agar bisa masuk menjamah seisi mulut.

Hyunjin terpejam menikmati, lidah nya yang di lilit, saliva nya yang saling bertukar, bibir nya yang di kecup,  di hisap, di kulum, di gigit, kemudian di sapu lembut, ia terima segala afeksi dari si yang mendominasi tanpa susah payah. 

Tapi sebelum Chris bertindak lebih jauh,  ciuman di hentikan. Sudah sore, mereka harus pulang. Namun sebelum itu, Chris menepati janjinya terlebih dahulu,  membelikan Hyunjin jagung manis tabur susu keju.

"Terimakasih Chris." Hyunjin tersenyum cerah.

"Iya, ayo pulang terus mandi."

"Ga mau." Batin si cantik.

TBC

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang