33

208 28 5
                                    

**

"Eum bayi kan sebentar lagi lahir, jangan nakal-nakal ya? Bayi harus jadi anak baik, pinter terus hebat kaya papa." Gumam Hyunjin sambil mengusap perut buncitnya penuh sayang. Tidur menyamping memunggungi arah pintu.

"Mama ga sabar liat bayi lahir, tapi rambut nya jangan mirip papa ya? Soalnya jelek hihi, diem ya jangan cepu." Bisik nya di akhir. Maklum sekarang usia kandungan Hyunjin sudah sembilan bulan tinggal menunggu waktu.

"Gue denger tuh." Sahut Chris jutek. Hyunjin sontak berbalik.

"Chris udah pulang?"

"Kelihatan nya?"

"Chris kenapa ngambek?" Tanya nya bingung, sudah biasa suaminya berbicara datar tapi sekarang nada nya berbeda. Seperti jutek marah bukan jutek bawaan sifat aslinya.

"Gue ga ngambek tuh." Chris buka jas nya tanpa menoleh. Kemudian tidur memunggungi.

"Mau cuddle."

"Cuddle sendiri."

"Chris kenapa?" 

"Ga papa."

"Bohong, ayo cerita sama aku.  Jangan di pendem sendirian kan kamu udah punya tempat buat cerita."

Chris menghela napas sebelum berbalik memeluk tubuh Hyunjin menenggelamkan wajahnya di dada.

"Kenapa, Chris lagi cape? Atau ada masalah di kantor?" Hyunjin usap surai keriting suaminya. Lembut, tapi lebih bagus miliknya.

"Aduh."  Hyunjin meringis kecil.

"Kenapa?"

"Bayi ga bisa diem, makanya kamu harus cerita. Dia ga mau liat papa nya sedih. Atau kamu ga percaya kalau cerita sama aku?"

"Nanti gue di katain lebay."

"Ngga bakalan, cerita cepet nanti bayi malah berojol karena kesel sama papa nya diem mulu." Desak si bumil.

Chris menghel napas "Itu gue dikatain tukang marah-marah, so-soan jadi pemimpin perusahaan padahal orang tuanya kriminal di penjara, kenapa gue ga ikutan di penjara soalnya ada yang tau kalau gue punya catatan buruk di sekolah.

Terus mereka bilang gue cuma tamatan SMA, ngerti apa soal bisnis, marah-marah kerjaan nya tiap hari, padahal perusahaan punya ayah bukan punya gue. Tiap hari mereka bilang gitu selama lo ga pernah ikut kantor lagi.

Padahal gue marah karena mereka kerja nya leha-leha, terus tiap gue suruh ngerjain ini ga pernah denger malah sesuka nya, waktu gue marahin mereka ketawa. Mereka juga bilang, ngapain dengerin gue ngomong bukan ayah ini. Jadi ceo modal mertua kaya doang aja sombong.

Perasaan gue ga sombong, gue juga kerja. Perusahaan tetap punya ayah."

"Pecat aja terus jangan di gaji, jangan takut. Kalau mereka lapor polisi, ayah yang turun tangan. Lagian mereka yang salah, kan udah niat kerja harusnya nurut sama atasan, mau dapet apa kalau kerja nya ngga bener. Mending di pecat terus cari lagi yang nurut, disiplin, rajin, baik, ga cantik atau ganteng ga papa, yang bener-bener mau kerja. Dan punya skill tentu aja"

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang