17.

295 42 6
                                    

**

Pukul delapan malam, Chris keluar dari kamar usai mandi dan berganti pakaian.   Tungkainya di bawa mendekati ayah Hwang yang sedang duduk di ruang tengah menonton tayangan televisi.

"Sini duduk Chris ayah pengen ngobrol." Di tepuk sofa kosong sebelah nya. "Hyunjin masih tidur?"

"Iya, sebenarnya Chris bingung mood Hyunjin berubah-ubah. Ayah mau ngobrol soal apa?" Chris duduk perlahan, sedikit was-was.

"Kamu kan sudah lulus sekolah, ayah mau ajak Chris mengurus perusahaan. Memang tidak gampang,  tapi ayah akan ajari Chris sedikit-sedikit. Bukan ayah ga mau kerja lagi tapi karena ayah ga selamanya muda, ayah mau nanti Chris yang terusin perusahaan."

"Demi Hyunjin juga, karena dia ga mungkin yang pimpin.  Hyunjin itu sebenarnya takut kalau menghadapi masalah beban seperti ini, ayah kurang yakin. Tapi ayah percaya sama kamu Chris."

"Kalau mau, nanti belajar pagi-pagi ke kantor sama ayah, siang nya kerja di cafe. Kalau Hyunjin ngga rewel nanyain kamu jarang di rumah. Atau kamu kerja di cafe ambil sift pagi sampai siang, sore nya ke kantor ayah." Tutur ayah Hwang panjang.

Chris terdiam bingung.  Ada perasaan senang tapi juga merasa kurang enak hati.  "Tapi Chris bukan anak ayah. Kalau Hyunjin marah gimana?"

"Kata siapa Chris bukan anak ayah? Kamu sudah ayah anggap anak sendiri waktu menikah sama Hyunjin.  Hyunjin ga bakalan marah, belajar cek file di komputer aja udah malas gimana duduk seharian sama berkas-berkas?" Yang ada perusahaan bangkrut.

"Udah ya harus mau, ayah ga nerima penolakan. Soal Hyunjin biar ayah yang urus. Dia mungkin mau kuliah?"

Chris mengangguk. "Iya mungkin, Hyunjin dapat beasiswa tadi dari kepala sekolah."

"Atau kamu juga mau kuliah? Biar ayah yang biaya in."

"Ngga usah yah, Chris mau belajar usaha sama ayah. Biar Hyunjin aja yang kuliah, soal Chris mah nanti aja. Masih ada anak Chris yang bisa gantiin kuliah nanti." Chris bisa-bisa semakin merasa tak enak hati bila kuliahnya di biayai ayah nya Hyunjin.

"Udah ngomongin anak aja, udah jadi belum cucu buat ayah?" Goda ayah Hwang bercanda.

Chris garuk tengkuk nya. "Belum mungkin yah." Baru aja selesai ngadon.

"Iya ga papa, ayah dukung kamu. Jadi ya ikut urus perusahaan sama ayah?"

"Jadi, Chris mau."

Ayah Hwang tepuk bahu menantunya bangga. "Bagus, soalnya ayah ga setuju kalau kamu kuliah. Ayah udah pengen turun jabatan, kaki ayah suka kesemutan terus gampang keram."

"Mau Chris pijitin yah?"

"Boleh dah."









"Huwee bang Inoo." Teriak Jisung sesampainya di daratan. Tubuhnya langsung terduduk di tanah saking gemetaran.

Berbeda dengan si tukang mancing, masih nampak santai mengikat tali sampan. Padahal nyawa mereka hampir sama-sama melayang karena se ekor buaya besar.

"Udah diem napa selamat juga tuh kaki ga di gigit." Jawab Minho datar.

"Ga liat apa ini gelap? Jam delapan malam. Emak gue pasti khawatir anak bujang nya belum ada kabar." Jisung menghela nafas cemas. Kaki anime nya terpaksa berjalan meskipun kurang bertenaga.

BITTER SWEET [ChanJin][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang