Nomen.

458 57 1
                                    

Sudah kurang lebih dua bulan lamanya si Bayi tinggal bersama tiga pria itu. Dan selama dua bulan itu si Bayi masih belum mendapatkan nama resminya. Biasanya mereka akan menyebutnya dengan sebutan "Bayi" dan yang dipanggil pun nampak mengerti dengan panggilan itu.

Di ruang keluarga itu kini terlihat tiga pria dewasa dan satu bayi yang sedang tertidur lelap. Mereka tengah mendiskusikan nama apa yang akan mereka berikan pada si Bayi, karena sesegera mungkin mereka akan mengurus administrasi resmi untuk si Bayi.

Beberapa nama telah dicalonkan namun mereka masih belum menemukan jawaban. Sedari tadi mereka merasa tidak ada nama yang cocok.

"Apa kita kasih nama Souta, ya?"

Ucapan spontan Gin membuat yang lainnya terdiam, mereka nampak berfikir sejenak.

"Lo yakin?" Tanya Arion. Ia tidak mau mereka terus terusan berlarut dalam duka.

"Gak tau kenapa setiap ngeliat bayi, gue ngerasa kalau dia ini Souta." Jawabnya.

Memang cukup tidak masuk akal. Tapi itu lah yang dirasakan oleh Gin selama ini. Mungkin yang lain juga tanpa sadar merasakan hal yang sama.

"Harris setuju."

Akhirnya nama Souta lah menjadi pilihan terbaik. Mereka harap, dengan diberikan nama ini kepada si Bayi bisa membawa kebahagiaan yang sama seperti sebelumnya. Walaupun dengan nama yang sama, mereka tidak akan pernah melupakan sang pemilik nama yang asli.

Setelah diputuskan nama itu, keesokan harinya mereka mendatangi rumah terakhir Souta bersama dengan Souta kecil untuk meminta izin. Disana mereka menggunakan pakaian formal serba hitam. Mereka juga membawa beberapa bunga indah yang juga merupakan kesukaan Souta.

Ditemani semilir angin, mereka berjalan menuju pusara. Di sana, waktu seakan berhenti. Setiap batu nisan bercerita tentang perjalanan hidup. Mereka berdoa, mengharap berkah dan rahmat.

Si bayi yang berada di gendongan Harris nampak antusias, beberapa kali bergumam sambil sesekali tersenyum kearah gundukan tanah itu.

"Souta, maaf ya kita pakai namanya."

Harris menaburkan bunga diatas makam Souta juga membasuh batu nisan itu dengan air. Sesekali bergumam sambil mengelus batu nisan bertuliskan nama Souta dengan lembut.

"Kami harap, dengan kami berikan nama ini bisa menjadikan bayi ini sebagai semangat baru bagi kami. Selamat beristirahat dengan tenang. Semoga, kehangatan yang pernah hilang bisa kembali dibawa oleh si malaikat kecil ini."

infantem.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang