Harris dan Gin yang mendengar cerita bahwa Arion dan Souta menghabiskan waktu bersama langsung memutuskan untuk membuat jadwal kapan mereka akan menghabiskan waktu hanya berdua dengan Souta. Setelah melakukan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Harris lah yang lebih dulu menghabiskan waktu dengan Souta diambil dari hasil Spin nama mereka.
Si surai merah itu sengaja mengajukan cuti untuk menghabiskan waktu dengan si kecil kesayangannya. Karena kalau ia menghabiskan waktu pada akhir pekan, bisa saja yang lainnya malah mengganggu.
"Souta, ayo bangun."
Souta menggeliat, matanya perlahan terbuka. "Ayyis.." gumamnya dengan suara yang masih mengantuk.
"Selamat pagi, Souta." sapa Harris.
Harris membantu Souta untuk bangun, kemudian membawa si kecil ke gendongannya. Souta menaruh pipi berisinya dipundak Harris, matanya hampir terpejam lagi.
"Jangan tidur dong, kita kan mau main." ujar si surai merah.
"Ndak tidul ini.." Souta berujar dengan suara pelan.
Harris membawa Souta turun menuju ruang keluarga. Si bayi didudukan di sofa, kemudian Harris menyalakan televisi dan memutar kartun kegemaran Souta. Rasa kantuk si kecil perlahan mulai menghilang, Souta sekarang sudah mulai menyanyi mengikuti karakter kartun yang ditontonnya.
Rencana kegiatan mereka pada pagi hari ini adalah membuat brownies bersama sama. Tadinya mereka akan pergi ke taman, tapi Harris memutuskan untuk pergi ke taman pada sore hari agar tidak terlalu ramai juga tidak terlalu panas.
Harris menggendong Souta ke arah dapur, setelahnya Souta didudukan di meja pastry bersebelahan dengan bahan bahan untuk membuat brownies. Harris sudah memakai apronnya, rambut panjangnya juga ia ikat agar tidak terlalu mengganggu nanti.
"Cuci tangannya dulu ya." ajak Harris sambil mengarahkan tangan Souta ke arah wastafel.
Ketika dirasa tangannya sudah bersih, Souta menunjukan tangan kecilnya yang basah ke arah Harris. "Cudah belcih."
"Good! kita mulai bikin brownies nya ya."
Harris mulai memasukkan bahan bahan kedalam mangkuk berukuran besar. Si kecil dengan sok tahu-nya ikut membantu, ia mengambil spatula yang tergeletak dan menggerak-gerakkannya.
Saat Harris sedang mengaduk adonan, dengan rasa penasaran yang kuat Souta mencelupkan tangannya kedalam adonan yang lembut.
Tawa Harris terdengar ketika melihat wajah Souta yang mulai kotor karena adonan itu. "Enak, gak?" Tanyanya.
"Enyak!" jawab Souta sambil mengacungkan kedua jempolnya.
"Nih, Souta aduk yang ini ya." Harris memisahkan adonan brownies itu ke tempat yang lebih kecil untuk dimainkan Souta.
Dengan spatula yang tadi ia ambil, Souta perlahan mulai mengaduk adonannya sendiri seperti apa yang ia lihat dari Harris. Sesekali Souta akan mencolek-colek adonan dengan jari jari mungilnya dan memasukannya ke mulut. Si surai merah yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng. Bisa bisa sebelum selesai udah habis duluan nih adonan.
Setelah puas bermain dengan adonan, mereka memasukkan adonan itu ke loyang. Dengan tak sabaran Souta mengambil loyang itu dan berusaha memasukkannya ke dalam oven.
"Sini Ayyis bantu." Harris menuntun tangan Souta untuk memasukkan loyang itu kedalam oven.
"Yey, tinggal tunggu mateng." Keduanya bersorak dan tertawa lepas.
• • •
Di sore harinya, Harris dan Souta sudah siap untuk pergi ke taman. Dua lelaki berbeda generasi itu nampak lucu menggunakan baju dengan warna yang senada.
Si kecil sedari tadi sudah tidak sabar. Souta berlari kesana kemari sambil berteriak memanggil Harris. "Ayo Ayyis, cepet!"
"Iya, ayo kita berangkat!" Jawab Harris yang baru saja mengambil kunci mobilnya.
Diperjalanan pun Souta masih terlihat semangat, tak sabar melihat banyak bunga yang diceritakan oleh Harris tadi pagi. Perjalanan kali ini tak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 15 menit dan mereka sudah sampai ditujuan.
Cahaya matahari yang mulai meredup menyelimuti taman dengan warna jingga lembut. Anging sepoi sepoi yang bertiup halus membawa aroma bunga bunga, membuat suasana taman terasa lebih segar. Sesuai perkiraan, pada sore hari taman ini cukup sepi, cuacanya pun tidak terlalu terik, sangat pas untuk sekedar jalan jalan di sore hari.
Souta dengan semangatnya berlari lari kecil, melihat lihat bunga yang seolah menari tertiup angin. Matanya berbinar cerah ketika matanya menangkap banyaknya bunga dengan warna yang berbeda tertanam di hamparan yang luas.
"Ayyis, Cota mawu tu.." katanya sambil menunjuk salah satu bunga dengan warna kesukaannya.
"Boleh, tapi yang ini bukan untuk dipetik, nanti kita cari yang jual bunganya ya?" jawab Harris lembut. Si kecil mengangguk dan kembali melihat-lihat bunga itu.
Setelah puas melihat bunga, Harris mengajak Souta untuk duduk di kursi taman. Tapi si kecil meminta untuk membeli ice cream, jadilah mereka membeli ice cream itu terlebih dahulu.
Kini mereka sudah duduk di kursi taman dengan masing masing memegang satu cup ice cream. Souta terlihat sangat menikmati ice cream-nya, ditambah dengan cuaca yang terasa menyejukkan.
"Souta suka?"
"Eung! cuka ayyis, twengwu." jawab Souta, dengan tangan yang tak berhenti memasukkan scoop ice cream ke mulutnya.
Harris tersenyum, tangannya terangkat mengelus surai halus Souta pelan, merapihkan rambutnya yang tertiup angin.
Hari sudah mulai gelap, matahari sudah mulai tenggelam pertanda waktunya untuk kembali pulang. Harris mengajak Souta kembali ke rumah mereka, walaupun si kecil sempat ingin membeli mainan juga bunga yang tadi sudah dijanjikan. Setelah mendapatkan apa yang Souta inginkan, akhirnya mereka segera pergi meninggalkan taman yang mulai gelap.
Sesampainya di rumah, Harris membersihkan tubuh Souta, memandikannya dan mengganti pakaiannya dengan piyama dengan warna senada. Mereka menghabiskan waktu dengan menonton film bersama. Dan malam itu diakhiri dengan mereka yang tidur bersama dengan Souta yang menjadikan tangan besar Harris sebagai bantalannya.
(n) terima kasih sudah mau membaca cerita yang masih belum sempurna ini <3
KAMU SEDANG MEMBACA
infantem.
Fiksi Penggemarbeberapa kumpulan kisah kasih si kecil Souta dengan keluarga barunya. OOC / Mohon untuk tidak membawa karangan ini ke dunia nyata. 💌 : Precious Art by @/catlisart_ on X