Bau

5 1 0
                                    

Aku tidak tahu kenapa tapi setelah kecelakaan yang menimpaku beberapa hari yang lalu, hidungku jadi sangat sensitif pada bau, khususnya bau busuk. Sudah beberapa hari ini aku mencium bau busuk—lebih seperti bau bangkai—di rumahku. Saat kutanya Bi Izah, dia bilang tidak menemukan bangkai apa pun di sekitar rumah, bahkan saat Pak Imam mencarinya di loteng. Akhirnya, aku harus bertahan dengan bau tak sedap itu selama menghabiskan waktu cuti di rumah. Namun, anehnya bau itu terus ada hingga seminggu kemudian. Untungnya aku mulai kembali bekerja, sehingga tak perlu sering-sering mencium bau tersebut.

Hari ini cukup melelahkan dan aku ingin istirahat segera serta menyegarkan otak. Akan tetapi, ketika teringat kondisi rumah yang tidak memungkinkan, mood-ku jadi semakin buruk. Akhirnya, aku memutuskan untuk memesan tempat penginapan.

Aku akan bermalam di sebuah hotel sampai besok, sekalian mengisi weekend. Setelah siap pergi, aku beranjak ke dapur untuk berpesan pada Bi Izah. Namun, dari pintu dapur tak kutemui siapa pun di sana, padahal beberapa saat yang lalu, Bi Izah sedang masak. Bahkan, saat ini kompornya masih menyala dan masakan di penggorengan sedang menggolak. Aku pun berlari menghampiri kompor dan langsung mematikannya sebab tercium bau gosong.

“Bi?!” seruku. “Ini masakannya goso—” Aku berhenti melangkah saat kulihat tubuh Bi Izah tergeletak di samping meja makan.

Pada malam itu juga, Bi Izah dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung. Dan, setelah kepergiannya, bau busuk itu pun menghilang. Kini aku bisa nyaman lagi berada di rumah dan mencari pembantu lain.

Namun, tiga minggu setelah itu, aku kembali mencium bau busuk yang mengganggu. Akan tetapi, kali ini bau itu benar-benar sangat mengganggu, sebab baunya ada di mana-mana. Tidak hanya di rumah, melainkan di tempat kerja, di apartemen teman yang kudatangi, di minimarket yang biasa kukunjungi, di hotel yang kusewa, dan di mana pun kakiku berpijak. Bau itu sungguh membuatku frustrasi!

Bagaimana caranya menghilangkan bau itu? Aku sangat muak dan ingin bau itu segera hilang. Namun, tetap tak bisa bagaimana pun caranya.

Hingga di suatu pagi, aku terbangun dengan napas yang begitu sesak. Aku menggapai-gapai udara kosong saat kurasakan jantungku berdebar kencang dan terbatuk hebat. Dalam kekacauan itu, dalam kesadaran yang semakin menipis, satu hal yang terlintas; akhirnya aku tak lagi mencium bau mengganggu itu.


--
Maljum, 30/8/24

Kripik SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang