Onsen (II)

2 1 0
                                    

HARI ini sangat melelahkan setelah kunjungan ke beberapa perusahaan untuk menawarkan produk yang dihasilkan kantorku. Oleh karena itu, untuk melepas lelah dan pegal-pegal di tubuh akibat lama berkendara, aku memutuskan untuk pergi ke onsen. Aku mengambil paket onsen dan makan malam saja tanpa menginap sebab besok sudah harus kembali bekerja di kantor.

Setibanya di penginapan yang menyediakan onsen umum—yang juga masih memberlakukan onsen campuran laki-laki dan perempuan—yang kutuju, aku bergegas ke kamar ganti setelah dari resepsionis. Setelah melepas pakaian dan menaruh barang-barang, aku pindah ke ruang bilas untuk mencuci tubuh. Entah itu di ruang ganti maupun ruang bilas, itu sangatlah sepi. Aku tak menemukan pelanggan lain selain diriku.

Setelah membersihkan tubuh, aku masuk ke tempat pemandian. Ketika sudah di dalam, ternyata ada seorang wanita yang sedang berendam. Wanita itu cantik sekali dan kulitnya tampak berkilau.

Aku mengedarkan pandangan. Ya, sepertinya tak ada orang lain yang mungkin bersamanya. Oleh sebab itu, aku pun turun ke kolam dan mengambil tempat tak jauh darinya.

Akibat pergerakanku, wanita itu menoleh dan tersenyum saat melihatku memasuki kolam. Aku membalas senyum manisnya. Wanita itu kemudian kembali menikmati waktunya. Ia memejamkan mata.

Aku menatap wajahnya. Dimulai dari dahi putihnya yang tertutup poni basah akibat keringat. Bulu mata lentiknya. Hidung mancungnya. Bibir kecilnya yang semerah ceri. Lalu turun ke bawah, ke lehernya yang seputih pualam.

Tubuh wanita itu masuk sepenuhnya ke dalam air sehingga hanya memperlihatkan leher jenjangnya yang putih. Tengkuk mulusnya terekspos indah karena rambut jelaganya dikuncir ke atas. Dan di atas kepalanya, ia meletakkan handuk kecil onsen.

Dengan susah payah, aku mengatur napas. Aku menoleh ke sana kemari. Sepertinya tak ada orang lain selain kami di sini, bahkan petugas onsen sekalipun. Jika aku dengan tenang dan hati-hati bergerak, mungkin aksiku nanti tak akan ketahuan.

Dengan perlahan dan berusaha tak membuat suara berisik, aku memasukkan tubuh lebih dalam hingga kepalaku masuk ke air. Aku lalu membuka mata dan membiasakan pengelihatan di dalam air. Setelah dapat melihat dengan agak baik, aku pun menoleh untuk melihat bagian bawah tubuh wanita itu. Namun, hal itu hanya membuatku tersedak air saat melihat apa yang ada.

Tubuh wanita itu tidak ada! Yang terlihat hanyalah ujung leher yang bagian bawahnya robek sehingga tampak kulit-kulit bergelambir. Tulang kerongkongannya pun kelihatan!

Aku segera bangkit dan, dan ketika kepalaku keluar dari air, tepat di depan wajahku, sudah ada wajah wanita itu yang tersenyum menyeramkan!


---
Maljum, 17/10/24 (lewat 25 menit).

Mingggu kemarin kan engga ada kepalanya, sekarang engga ada tubuhnya :v

Kripik SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang