Penipu

18 6 0
                                    

"Kenapa kamu menangis?" Tatapan mata Nura terlihat menyelidik. "Apa gara-gara Zavi lagi?"

Raina terisak. "Iya ...," ucapnya lirih.

Nura berdecak gemas mendengar jawaban gadis itu. "Kan, sudah kubilang! Hubungan kalian itu toxic!" sergahnya. "Berapa kali kamu disakiti dia, hah?"

Raina hanya bisa menunduk pasrah.

"Kalau kamu sudah tidak tahan dan tidak ada rasa lagi, untuk apa, Rai?" kecam Nura. "Zavi itu pria egois! Dia terlalu posesif dan pengekang. Untuk apa kamu masih terus bersamanya?"

Raina mengusap air mata di pipi dengan punggung tangannya, kemudian berkata, "Nggak semudah itu, Ra. Dia nggak mau berpisah sama aku. Dia terus maksa aku untuk bersamanya."

"Ya, ampun, Rai ...." Nura memijit keningnya. "Sudah tahu sikap dia seperti itu, dan kamu masih bertahan?"

"Terus aku harus apa, Ra?"

"Yang harus kamu lakukan adalah ... mengaku padanya. Katakan yang sejujurnya kalau kamu sebenarnya sudah mati! Kamu hanya hantu yang menjelma sebagai Raina, wanita yang sangat dicintai Zavi."

Raina terdiam.

"A-aku ...."

"Kamu sudah menipunya, Rai! Dia jadi seperti orang gila karenamu!" Tatapan mata Nura menghunus tajam.

Raina menggeleng kencang. "Nggak!" sangkalnya.

"Sadarlah!" pekik Nura. "Kasihanilah Zavi! Raina sudah tenang di alamnya. Kamu hanya menambah lukanya!"

"NGGAAAK!!!" Raina dibuat kacau dengan pernyataan yang dilontarkan wanita itu.

Aku melihatnya menangis di bangku taman. Tangannya memegang selembar foto. Gadis cantik bersurai sebahu ada di dalam foto itu bersamanya. Mereka berpelukan dan tersenyum. Lelaki itu memanggil-manggil nama perempuan yang kuyakini adalah gadis di foto itu. Gadis yang sudah meninggalkannya untuk selamanya. Beberapa kali aku melihatnya menangis di sana. Hingga akhirnya, aku pun memutuskan untuk menjadi gadis di foto itu. Agar senyum lelaki itu bisa kembali.

Sekelebat kejadian masuk ke dalam ingatan Raina.

Ia mulai sadar.

"Aku ...."

"Tolong, tinggalkan Zavi," pinta Nura memelas.

Cukup lama keheningan menyelimuti kedua perempuan itu. Hingga akhirnya Raina pun membuka suara.

"Baik." Matanya menatap lurus ke wanita di depannya. "Aku akan mengaku dan meninggalkannya."

--
Maljum, 10/9/20.

Kripik SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang