Kasur

25 8 0
                                    

"Nda, hati-hati. Nanti ada sesuatu di bawah kasur lu!"

Plak.

Aku memukul bahu Ara dengan kencang. Habis, bocah ini dari tadi nakut-nakutin terus. Sudah tau aku suka parnoan kalau habis nonton film horor.

"Aduh, sakit, gila!" Dia mengusap-usap bahunya.

"Lagian elo, dari tadi nakut-nakutin gue mulu!" cercaku. "Pokoknya lo harus nginep di rumah gue. Gamau tau. Temenin!"

Ara cengengesan. "Iya, iya, gua nginep di rumah lu!"

Sesampainya di rumah, keadaan sudah sepi. Ayah dan ibuku pasti sudah tidur. Aku dan Ara pun segera memasuki kamar.

Jantungku berdegup kencang saat kubuka pintu dan kudapati ruangan gelap. Aku lupa menyalakan lampu sebelum pergi tadi sore. Seketika saja perasaanku jadi tidak enak karena mengingat film tadi dan perkataan Ara.

"Ar, nyalain lampunya," ujarku seraya pura-pura berkutat dengan ponsel.

Ara mengiyakan. Aku pun berjalan di belakangnya. Sungguh, aku takut sekali jika apa yang ditakut-takuti Ara jadi kenyataan.

"Hahaha jadi lu takut, ya?" Bocah rese itu malah meledekku.

"Ya, iyalah, gue takut kalo di bawah kasur ad--"

Lampu seketika menyala.

"Ada apa?" Ara mengalihkan pandangan dari sakelar ke arahku. "Setan? Setan dari mana, orang kasur lo aja di bawah lantai begini."

Oh, astaga. Aku tepuk jidat seketika. Parnoan benar-benar membuatku lupa.

Setelahnya, aku pun bergegas mengambil air minum untukku dan Ara.

"Mau ke mana, Nda?"

Namun sosok Ara justru berpapasan denganku di depan pintu kamar.



--
Malming, 18120 (lewat 1 jam)

Kripik SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang