Podcast

73 19 2
                                    

Rumah itu terlihat gelap. Empunya sedang pergi dan menyisakan anaknya seorang diri. Karena malas untuk keluar kamar, pemuda itu membiarkan lampu selain di kamarnya mati.

Saat ini ia tengah asyik dengan gawainya. Menikmati siaran random dari podcast di sebuah aplikasi. Saat satu siaran habis, jemarinya bergulir mencari siaran lain hingga sebuah judul menarik perhatian.

'HATI-HATI!'

Ia pun mengklik judul tersebut, lalu suara seorang laki-laki terdengar.

"Hai, guys. Malam ini gue bakal podcastin langsung kejadian aneh yang lagi gue alami. Serius, guys. Aneh banget. Ini gue lagi jalan, pulang nongkrong sama temen-temen gue ...."

Pemuda itu mulai serius mendengarkan.

"Sekarang gue lagi ngikutin orang misterius yang aneh banget. Dia pake baju serba hitam. Mukanya ketutup kupluk jaket. Gerak-geriknya mencurigakan, guys.
Eits ... dia nengok, guys. Untung gue keburu ngumpet. Oh, dia udah jalan lagi. Dia celingukan kayak takut ketahuan. Mana mungkin ketahuan, sih. Orang ini jalan sepi banget. Kayak isi dompet gue. Hakhak ...."

"Hahaha ...." Pemuda itu tertawa mendengar guyonan si podcaster.

"Gue kurang tau ini ada di mana, guys. Tadi gue ketemu dia pas di busway. Terus karena penasaran sama orang aneh itu, jadi gue ikutin. Sekalian buat ngisi podcast pengalaman gue hari ini."

Anggukan paham diberikan si pemuda.

"Oh, dia masuk ke perumahan. Perumahannya sepi. Jarang-jarang rumahnya. Jaraknya juga lumayan berjauhan. Kayak gue sama doi, guys. Hehe."

Lagi-lagi pemuda itu tertawa.

"Guys, dia menuju sebuah rumah di ujung, guys. Itu rumah mana sepi, gelap lagi. Kayak hati gue, wekaweka ... oke, serius lagi, guys. Rumahnya kayak kosong, tapi di satu kamar lampunya nyala. Ngirit kali, ya, yang punya ...."

Pemuda itu terus asyik mendengarkan.

"Orang itu celingukan. Gue ngumpet di bekas warung kosong, ngintip dari celah tembok triplek yang bolong, biar nggak ketahuan."

Si pemuda mengangkat alis karena merasa tak asing.

"Eh, eh, eh ... dia ngapain, tuh?"

Namun perhatiannya kembali pada siaran.

"Anjir, guys! Dia ngeluarin celurit dari balik jaketnya! Anjir ... anjir ...."

Pemuda itu semakin penasaran dengan lanjutannya.

"Sekarang dia mendekat ke rumah itu, guys. Oh ... oh, dia manjat pagar, guys."

Pemuda itu tersentak saat ada suara.

"Guys ... sekarang dia menuju kamar yang lampunya nyala itu, guys ... gawat, nih! Kalo di sana ada orang, nanti ...."

Suara podcast berhenti sejenak, pemuda itu pun dilingkupi keheningan.

"Guys, kayaknya sampe sini dulu, deh, podcastan gue. Perasaan gue nggak enak, nih. Gue mau nyari warga buat samperin orang aneh itu. Tapi di sini sepi banget lagi, guys. Kalo sendiri gue nggak berani. Oke, deh, sampai jumpa next podcast ya, guys. Moga-moga aja kalo ada orang di rumah itu, dia bae-bae aja. Hati-hati. Bye."

Siaran itu berakhir seketika bersamaan dengan ponsel yang mati. Saat si pemuda ingin mengisi daya, terdengar suara dari jendela kamarnya. Sontak ia menoleh.

Dilihatnya bayangan seseorang di balik jendela, seseorang bekupluk. Perasaan pemuda itu menjadi tidak enak. Apalagi saat seseorang di balik jendela itu mengangkat sebelah tangannya.

Dan mengacungkan sebilah celurit.



--
Maljum, 5/9/19.

Kripik SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang