Dream?

2 1 0
                                    

AKU menemukan diriku terbangun di atas tempat tidur. Ruang kamar yang hanya bermandikan cahaya remang lampu tidur amatlah tenang. Aku bangkit dari tempat tidur lalu berjalan menuju jendela. Kusibak gorden dan ternyata di luar masih gelap. Saat sedang memandang halaman rumah nan sepi, mataku menangkap pergerakan di dekat pohon samping rumah. Oh, di sana ada seseorang!

Dengan panik, aku bergegas keluar kamar. Dari jendela ruang tamu, aku mengamati orang itu. Dia terus menatap ke rumah sembari sesekali melihat ke luar gerbang. Tidak salah lagi, pasti dia hendak melakukan kejahatan!

Bruk!

Tanganku yang sedang mengangkat gagang telepon terhenti. Aku menoleh ke kamar orang tuaku di dekat tangga ketika mendengar suara benda terjatuh dari dalam sana. Kuletakkan kembali gagang telepon lalu bergegas ke kamar orang tuaku.

Shit!”

Saat hendak membuka pintu kamar yang agak terbuka, seorang lelaki yang tidak kukenal berseru kesal di depan pintu karena benda yang dibawanya terjatuh. Aku tercekat melihat noda merah yang mengotori jaket denim lusuhnya. Laki-laki itu berbalik dan berjongkok mengambil kotak cincin di lantai. Saat itu, tatapanku langsung tertuju ke belakangnya, di mana ranjang orang tuaku terletak. Di sana, ayah dan ibuku tergeletak bermandikan darah. Aku terdiam membeku ketika lelaki itu tiba-tiba sudah berada di depanku. Ya Tuhan, seharusnya aku tadi langsung menelepon polisi.

“Tapi aku belum menggeledah kamar lainnya—ya, ya, baiklah, aku segera keluar!”

Di tengah rasa takut yang menyelimutiku, laki-laki itu justru dengan santainya melewatiku begitu saja seakan tak melihatku ketika berbicara dengan seseorang yang sepertinya terhubung dengannya. Dia berjalan ke jendela dan keluar dari sana. Aku merosot terduduk di lantai, menatap kosong ke dalam kamar orang tuaku.

Ini pasti mimpi. Ya, pasti hanya mimpi. Aku pun bangkit dan berjalan linglung menuju kamarku. Namun, di kamar, aku justru menemukan diriku terbaring di tempat tidur. Tengah tertidur nyenyak dalam selimut. Kuhampiri diriku yang tertidur pulas seakan tidak terjadi apa-apa. Baguslah, aku tidak apa-apa. Ini semua hanya mimpi. Ya, hanya mimpi.

Namun, keesokan paginya, kutemukan kedua orang tuaku tergeletak tidak bernyawa di tempat tidur mereka.


---
Jumat, 1/11/24.

Semalem saya kehabisan kuota wkwk :'v

Kripik SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang