Perut lapar di saat malam begini. Karena tidak ada makanan, aku pun memutuskan untuk memasak mi. Sungguh teman yang sangat perhatian si kriting itu.
Mengendap-endap aku berjalan—khawatir bapakku yang tidur terganggu. Saat melewati kamarnya, kulihat ujung kaki bapak yang terlentang di kasur dari pintu kamar yang sedikit terbuka. Seminim mungkin aku membuat suara hingga sampai dapur.
Setibanya di dapur, aku mencari mi di lemari makanan. Ah, Indimie kuah adalah favoritku saat sedang lapar, karena kuahnya bisa mengenyangkan. Setelah mendapatkan mi dan telur, lantas aku berbalik.
"Astaga!" seruku saat kutemukan bapak di belakangku. "Ngagetin aja, Pak."
"Malem-malem masak mi kamu, Naf."
"Abis laper, sih."
Mi dan telur itu kubawa menuju tempat memasak. Tetapi saat sedang mengambil panci, aku teringat sesuatu. Aku pun berbalik.
"Bapak dari mana?"
"Kamar mandilah. Masa dari Hongkong."
Lawakkannya sama sekali tidak membuatku tertawa. Justru membuatku bertanya-tanya. Maka sebelum bapak beranjak, aku pun kembali bersuara.
"Di kamar Bapak ada siapa?" Aku penasaran, karena ibu sudah meninggal, dan tak pernah bapak dekat dengan siapa pun selama ini.
"Ha?" Bapak berbalik. "Nggak ada siapa-siapa. Kenapa?" tanyanya heran.
"O–oh, enggak." Aku kembali berkutat dengan mi, kudengar langkahnya menjauh.
Kini pertanyaan itu kembali berputar-putar di benakku.
Jika tidak ada orang di kamar bapak, lantas ... Kaki tadi itu kaki siapa?
Sebab jika ingin ke kamar mandi, otomatis bapak akan melewatiku dulu. Tetapi tadi dia ada di belakangku—dari arah kamar mandi. Itu berarti benar kalau dia dari sana.
Kalau begitu ....
Siapa yang tadi di kamar bapak?
--
Maljum, 60220. (Lewat 1 jam 55 menit)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kripik Setan
Horror[Kumpulan Cerita] Rasakan sendiri sensasi pedas asinnya! (ˇò_ó)p ps: harap segera dibaca dan masukin ke library, jangan cuma ditaro di reading list. ntar kalo ceritanya di-unpublish, nangis ... :p © SunVampire Agustus 2019