12

33 5 1
                                    

Bahu Hanna terkesiap. Untuk kali pertama Jungkook membentaknya, untuk kali pertama Jungkook marah padanya karena wanita itu. Wanita yang masih bergelayut di tangan Jungkook dengan wajah memelas. Sialan! Hanna mengutuk air matanya yang turun tak terbendung.

Hanna berlari. Meninggalkan rumah itu dengan tergesa-gesa, dia tak tahu mau kemana. Pikiran Hanna hanya ada satu, yaitu pergi. Pergi yang jauh dan tak ingin bertemu dengan Jungkook lagi. Cukup sudah pria itu menyakitinya seperti ini, Hanna takkan membiarkan Jungkook menyakitinya lebih dalam.

"Kau mau kemana?" Seokjin menangkap pergelangan tangan Hanna yang sedang berlari.

"Aku ingin pergi. Bawa aku pergi, ku mohon," ucap Hanna sambil terisak.

Seokjin terdiam sebentar, menatap Hanna yang kacau dan penuh air mata. Hatinya lagi-lagi merasa tak nyaman, Seokjin benci melihat Hanna menangis. Pria itu tidak suka ketika Hanna tak bahagia, maka dengan segala resiko yang ditanggungnya kemudian hari nanti, Seokjin membawa Hanna memasuki mobilnya dan membawanya pada satu tempat sesuai keinginan wanita itu.

****

Jungkook menatap kekacauan rumahnya dengan hati yang sama kacaunya. Tangisan pilu Bella yang tak berhenti membuat kepalanya bertambah sakit. Jungkook segera mengangkat tubuh Bella agar tak terkena pecahan kaca dan membawanya pada sofa ruang tamu untuk mengobati luka di wajahnya.

"Maafkan aku," kata Jungkook pelan, sarat rasa bersalah dan kesedihan.

"Tidak, aku yang minta maaf. Berani menyentuh semua milik Hanna di rumah ini."

Luka kecil yang merobek pipi Bella sudah tertutup dengan plaster luka, Jungkook menghela napasnya dengan berat. Baru saja, ia berbaikan dengan Hanna. Rasanya, Jungkook merasa ia akan mendapat maaf setelah apa yang mereka lakukan kemarin. Tapi hari ini semuanya hancur berantakan.

"Kau bisa pergi, kejar Hanna. Aku yakin dia tidak jauh."

Jungkook menggeleng lemah. "Dia tidak akan mau mendengarku, apalagi melihat wajahku setelah apa yang terjadi. Ini kali pertama aku membentaknya."

Bella yang semula menundukkan wajah segera mendongak. Selama delapan tahun Jungkook tak pernah marah pada Hanna? Rasa iri kembali muncul di hati wanita itu, bagaimana perlakuan Jungkook yang begitu menyayangi Hanna juga ingin ia dapatkan.

"Kau memang lelaki yang baik," ucap Bella sambil mengusap pelan sebelah pipi Jungkook.

"Tidak, kalau aku baik, aku tidak mungkin mengkhianatinya."

****

Mobil audi hitam milik Seokjin berhenti pada sebuah rumah kecil yang terletak lumayan jauh dari pusat kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil audi hitam milik Seokjin berhenti pada sebuah rumah kecil yang terletak lumayan jauh dari pusat kota. Memasuki jalan perumahan elit yang berdampingan dengan lapangan golf dan danau buatan yang terlihat besar. Hanna tak pernah tahu ada tempat seperti ini di Seoul.

Forgive LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang