chapter 13

839 141 35
                                    

Kesibukan di Seoul benar-benar menyita energi dan waktunya. Seokjin ingin sekali mengeluh karena pekerjaannya akhir-akhir ini selalu memaksa ia untuk lembur. Kemarin saja ada pemotretan sampai jam delapan malam, bayangkan betapa lelahnya ia berpose dan berganti-ganti pakaian untuk sesi pemotretan yang berbeda.

Seokjin melirik jarum jam di tangannya,
sudah hampir jam lima sore, Yoongi
mengatakan kalau ia bisa pulang sebentar lagi jadi Seokjin bisa istirahat lebih awal. Terhitung sudah satu bulan sejak Jungkook berangkat ke Sydney. Masih sama seperti di awal-awal perpisahan mereka, Jungkook jarang sekali berinisiatif untuk menghubunginya atau sekadar mengirim pesan. seokjin merasa jenuh, dia lelah menjadi pihak yang terus-menerus mengejar, tapi ia telah berprinsip untuk tidak pernah menyerah.
sebisa mungkin dia menelepon Jungkook di pagi hari atau sore hari, memastikan keadaan pria itu dan bertanya soal progres penelitian yang ia kerjakan. Entahlah apa Jungkook kesal dan bosan karenanya, tapi Seokjin akan tetap melakukan rutinitas itu.

"Jin, kamu pulang sendiri? Mau aku
antar ke apartemen?" Yoongi muncul di
belakangnya. Hari ini seokjin memang
tidak membawa mobil karena hoseok
menggunakan mobilnya untuk pergi kerja.

"Boleh, yoon. Kayaknya hobi gak bisa
jemput aku juga" jawabnya. yoongi
tersenyum lebar, dia lantas mengajak
seokjin ke parkiran bawah di mana
mobilnya berada.

"Mau makan dulu gak? Tanggung
banget kan soalnya" tawar yoongi.

Seokjin mengangguk kecil, kebetulan sekali dia sedang lapar jadi tawaran yoongi tentunya bukan hal buruk untuknya.

"lya, yoon. Kita makan di restoran sushi aja yuk? Aku lagi pengen banget makan itu" ucapnya.

Yoongi mengeluarkan jempolnya,
dia mengemudikan mobilnya menuju
restoran sushi di mana biasanya
mereka makan.

Tidak banyak percakapan yang terjadi, yoongi hanya memberitahu beberapa
pemotretan yang akan dilakukan esok hari dan lokasinya ternyata berada di taman wisata daerah Seoul.

"Kamu pesen apa, Jin?" tanya Yoongi saat mereka telah tiba di restoran yang di tuju.

"Kayak biasa aja, terus aku mau lemon tea nya satu. Gak pakai es," jawabnya.

"Oke, tuan menu yang ini dua dan lemon
tea tanpa es nya dua."

seokjin melirik ke arah sekitarnya, dia
melihat ada beberapa pasangan lain yang sibuk bercanda ria bersama dan tanpa malu menunjukkan keromantisan. Dia iri, kapan dirinya bisa seperti itu bersama jungkook? Baru satu bulan ia bersama Jungkook, dan seokjin sudah merasa sangat jenuh sekali. Hubungan mereka terkesan seperti jalan di tempat tanpa ada kemajuan sama sekali.

"Hey? Kamu melamun? Mikirin apa sih?"

"Eh? Gak ada... Aku cuma mikir besok
kira-kira sampe jam berapa gitu."

Yoongi melirik seokjin dengan seksama,
namja ini tidak begitu pandai berbohong. Pasti ada sesuatu yang tengah ia pikirkan tapi tidak mau orang lain tahu.

"Mikirin suami? Kamu kalo aku perhatiin
pasti murung terus pas sendirian. Ada
masalah sama suami kamu?" tanyanya.

seokjin menggeleng kecil, urusan itu
adalah hal yang tidak perlu orang lain
tahu. Cukup ia dan jungkook saja yang
mengurusnya.

"'Apaan sih? Gak ada kok. Aku tuh ya
cuma mikirin kerjaan doang. Antara mau berhenti atau lanjut gitu. Kamu tahulah kan kalo jadi model itu sibuk banget."

"Menurut aku sih semuanya tergantung
kamu sendiri. Kalo mau istirahat sebentar ya gak apa-apa. Kamu bisa ambil liburan lebih awal dari perjanjian kontrak kerja kita," balasnya.

Seokjin memainkan tisu dengan bosan, kalau itu sebenarnya dia sudah tahu. Seokjin cuma memikirkan soal masa depan keluarganya apabila dia masih bekerja. Dia takut tidak bisa membagi waktu.

Married without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang