chapter 8

823 129 21
                                    

Malam ini adalah malam terakhir sebelum seokjin melepas masa lajangnya. Tadi pagi ia pergi bersama jungkook ke toko perhiasan, jungkook memberikannya sebuah cincin pernikahan yang sangat cantik. seokjin tidak tahu bagaimana caranya ia berhenti tersenyum, yang jelas dirinya begitu senang karena keinginannya untuk menikah dengan lelaki pujaannya akhirnya dapat terwujudkan.

la bisa sedikit beristirahat sekarang
setelah melewati beberapa kesibukan
di rumah ini. Besok pagi ia akan meresmikan pernikahan dengan jungkook dan selang dua sampai tiga bulan lagi, mereka akan melangsungkan resepsi pernikahan.

Ketukan di pintu membuat lamunannya
buyar, seokjin melihat ibunya masuk ke
dalam kamar dengan wajah sumringah.

"jin, kamu belum tidur? Udah malem loh,"
tanyanya. min-ah duduk di pinggir ranjang.

"jinnie baru mau istirahat, Ma."

min-ah tersenyum kecil menanggapi itu, ia benar-benar sedih bercampur bahagia karena anak sulungnya sudah menemukan pria yang akan
melindunginya nanti.

"Kamu kalo udah nikah, biasakan buat
senyum terus loh sama suami. Kalo
lagi kesel jangan sampe emosi apalagi
bentak-bentak suami kamu. Terus,
jangan lupa perawatan tubuh. Kita
sebagai istri, harus tampil cantik depan suami biar gak ada pelakor" sarannya.

seokjin hanya diam mendengarkan, sesekali ia tersenyum karena ibunya terdengar begitu khawatir apabila dirinya tidak bisa menjadi istri yang baik.

" jinnie tau, Ma. Lagian kan eomma udah
ngajarin banyak hal ke jinnie, jadi eomma jangan khawatir."

min-ah menghela napas berat, dia menangkup kedua pipi putranya untuk ia usap.

" eomma tuh takut aja kalo kamu sampe disakitin sama orang. eomma sayang banget sama kamu, nak."

"jungkook gak bakal nyakitin jinnie kok, Ma. Mama tuh parnoan terus deh perasaan. Doain aja biar pernikahan kami selalu bahagia," balasnya.

min-ah lekas mendekap anak pertamanya dengan erat. Dia sangat menyayangi seokjin, min-ah tidak ingin sampai siapapun menyakiti hati seokjin. la bisa melihat kalau jungkook seperti sangat terpaksa untuk menikah dengan seokjin, tidak mengerti apa alasannya tapi min-ah harap putranya akan selalu bahagia. Dia yakin kalau seokjin adalah anak yang baik, jadi ia pun akan mendapatkan sesuatu yang baik pula.

"Ya udah sekarang kamu buruan tidur,
besok adalah hari besar jadi jangan
sampe telat bangun."

seokjin mengangguk semangat. Dia
mengecup pipi sang ibu sebelum
mengucapkan selamat malam kepadanya.

Astaga, esok hari semuanya akan terasa berbeda. seokjin sangat gugup sekali menanti detik-detik ia menikah dengan jungkook.

Digereja dekat rumah woo bin sedikit dipenuhi oleh kerabat-kerabat dekat. Mereka tampak bahagia mendengar seokjin yang menikah hari ini.

seokjin duduk gugup di kursi meja rias.
ia tidak membutuhkan banyak waktu untuk merias wajah karena pada dasarnya dia sudah cantik maka dari itu ia tidak ingin tampil berlebihan.

"Udah, kamu sekarang cantik banget. Yuk ke depan, yang lain udah pada nungguin. Bentar lagi nikahannya dimulai.." ucap min-ah Dia meraih telapak tangan putranya lalu mengajak seokjin keluar kamar.

Benar saja, ruangan itu kini dikelilingi
oleh para kerabat terdekat mereka.
seokjin menjadi semakin gugup begitu dia melihat jungkook yang telah menunggunya di tengah-tengah.

Astaga, pria itu sangat tampan. Tidak pernah ia percaya kalau hari ini ia akan dinikahi oleh jungkook.

seiring berjalannya waktu dengan menjalani proses acara pernikahan akhirnya seokjin dan jungkook resmi menjadi pasangan suami istri.

Married without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang