chapter 18

1K 158 19
                                    

Ada satu keinginan lain yang timbul
di dalam hati seokjin selama ia tinggal
bersama suaminya di Sydney. la
berkeinginan untuk melahirkan bayi
pertamanya di sini, sebagai pertanda
bunga-bunga cinta yang hadir selama
kurang lebih empat Minggu lamanya
ia menetap bersama jungkook. Entahlah, tiba-tiba saja dia punya usul untuk menetap di Sydney untuk waktu yang lebih lama. Dia juga mencintai kota ini, begitu menenangkan.

Pagi itu seokjin terbaring sendirian di atas ranjang sambil mengusap perutnya di balik piyama tidur satin yang ia kenakan. Sudut bibirnya melengkung indah, tidak sabar rasanya merasakan tendangan kecil dari dalam perutnya ini. Kira-kira seperti apa rasanya nanti?

"Jin, kamu belum siap-siap? Jadwal
pertemuan kita ke dokter kandungan
kurang lebih satu jam lagi."
Suara Jungkook  membuat ia menoleh ke arah pintu kamar mandi. Suaminya itu baru saja selesai mandi dan berpakaian karena pagi ini mereka ada jadwal pertemuan dengan dokter kandungan.

Sejak dua hari yang lalu Jungkook mengurus pemeriksaan ke rumah sakit dan hari ini mereka akan segera berkunjung Pemeriksaan kandungan kali ini ditemani oleh jungkook

Seokjin sangat senang sekali.
"lya, jungkook. Aku lagi bayangin kalo perut aku udah gede, hehe.!"

Jungkook duduk di tepi ranjang, dia
meletakkan satu tangannya di atas
perut Seokjin yang mulai membentuk.
Dia pun tidak sabar untuk mengetahui
perkembangan calon bayinya. Jungkook
merasa seperti diberikan harta berlimpah sejak mengetahui soal kehamilan seokjin ini.

"Sabar aja, dia pasti tumbuh sehat."

Seokjin tersenyum kecil, dia mengubah
posisinya menjadi duduk lalu dengan
berani mencium bibir Jungkook beberapa kali. Sekarang, baik Seokjin ataupun Jungkook tidak lagi merasa memiliki kecanggungan selama tinggal berdua. Mereka sudah bisa dikatakan kembali seperti saat masih bersahabat, bedanya kali ini mereka sudah menikah jadi tidak akan ada batasan untuk berbuat lebih.

"Kita sarapan di luar aja, ya? Kayaknya
gak sempet kalo mau bikin sarapan," ucap seokjin.

"Ya, setelah dari dokter kita sarapan ke restoran aja. Ada yang deket dari sana," jawabnya. seokjin mengangguk pelan, setelah berganti pakaian dan sedikit berias, mereka pun sama-sama berangkat menuju rumah sakit di mana dokter kandungannya berada.

Sesampainya di sana, seokjin melihat
ada beberapa ibu hamil yang menunggu giliran pemeriksaan. Mereka yang datang juga sepertinya berada di trimester yang berbeda-beda. Ada satu atau dua ibu hamil yang juga datang sendirian tanpa suami. seokjin bersyukur karena ia bisa datang kemari bersama jungkook. Keduanya duduk di kursi tunggu tepat di sebelah pintu ruangan dokter.

Seokjin mengambil majalah di atas meja, dia tertarik begitu melihat ada pertunjukan busana di penghujung Minggu nanti. Sepertinya bagus untuk dikunjungi bersama Jungkook.

Seokjin sudah rindu untuk kembali
melakukan pemotretan dan mengikuti
peragaan busana tapi seokjin sadar dia
sedang hamil. Ada yang bilang kalau agak sulit melakukan pekerjaan seperti itu dikala hamil. Ah, semoga saja Jungkook tetap memberinya izin untuk berkarir.

Tak lama kemudian, namanya pun
dipanggil untuk masuk ke ruang
perawatan. Keduanya segera masuk
ke dalam sana di mana seorang dokter telah menunggu dengan

senyuman di mulutnya. seokjin melakukan beberapa pemeriksaan
kecil sembari menjawab segala
pertanyaan yang diajukan oleh dokter
terkait dengan kandungannya.
Dokter juga melakukan USG untuk melihat perkembangan janinnya dan syukurlah karena calon bayi seokjin
baik-baik saja di dalam sana.

Seokjin takjub karena jungkook terlihat
antusias sekali menanyakan hasil USG
tersebut kepada dokter. Dia banyak
bertanya soal hal apa saja yang harus
ia persiapkan termasuk soal frekuensi
hubungan intim yang harus diberi jeda selama masa kehamilan.

Married without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang