chapter 2

885 110 17
                                    

Lima tahun kemudian

Suasana riuh dan penuh kesibukan
memenuhi studio tempat di mana seokjin bekerja. Kilatan cahaya dari kamera sebenarnya membuat matanya perih, tapi dia tetap mencoba untuk profesional dengan karirnya sebagai seorang model. Setelah lulus sekolah lima tahun yang lalu, seokjin memutuskan untuk melanjutkan studinya dengan mengambil sastra Inggris di sebuah universitas. Tujuan seokjin mengemban pendidikan tersebut ialah untuk memperkaya dirinya sendiri sehingga memudahkannya untuk menjadi apa saja.

Di tahun ketiga kuliah, seokjin memulai
debut pertamanya sebagai seorang
model. Cita-cita terbesar seokjin selama ini ialah untuk bekerja di perusahaan Modelling dan menjadi profesional di bidangnya. Sejak tiga tahun yang lalu,namanya sudah cukup dikenal dan dia bisa dibilang profesional selama tiga tahun bekerja.

"Kerja bagus, jinnie. Seperti biasa, kamu
memang hebat sekali. Apapun yang kamu peragakan tampak sempurna. Kita break dulu buat makan siang, nanti kita lanjut lagi untuk pemotretan berikutnya," ucap si fotografer sekaligus pemilik instansi dimana seokjin bekerja.

seokjin menghela nafas lelah, dia pun
berucap terima kasih kepada semua tim yang telah bekerja keras pada hari ini.

namja itu masuk ke ruangan khusus untuk dirinya. Dia dibantu oleh dua orang lainnya untuk membersihkan riasan wajah dan mengganti pakaian. seokjin sudah cukup lelah sekarang

" Tolong pesenin toppoki di seberang dong. Aku pengen makan itu," pintanya.

Dua orang yang tadi membantunya lekas mengangguk lalu meninggalkan seokjin sendirian di ruangannya.

Hal itu dimanfaatkan seokjin untuk
menelepon eomma nya yang ada di
Busan. Sudah sebulan dia belum
pulang ke Busan karena jadwalnya
yang padat sekali di Seoul.

"Halo, sayang! Kabar eomma baik kok, kamu gimana di situ? Makan teratur?"

"lya, Ma. Ini lagi istirahat makan siang.
Capek banget, kayaknya jinnie lembur deh hari ini soalnya ada banyak job,"
Sambil mengambil posisi santai, seokjin membuka minuman kaleng di dalam kulkas kecil di sudut ruangan.

"lstirahat yang cukup kalo capek, jangan
dipaksain. Kapan pulang ke busan?"

"Gak tau, jinnie mau minta cuti aja kalo
semisal belum boleh pulang. Kangen
masakan eomma nih, bosen beli makan luar" jawabnya setengah bercanda.

"Makanya buru pulang. appa kan mau
ulang tahun Maret ini, jadi kalo bisa kamu pulang ya? Kita rayain bareng-bareng. Taehyung juga udah nanyain kapan kamu pulang." pintanya.

"lya, Ma jinnie usahain deh Minggu ini bisa pulang. Salam buat appa Ma. Baik-baik ya di sana?"

"lya, nak. Kamu juga hati-hati di sana,
pulangnya jangan kemaleman terus kalo mau pergi ke mana-mana, ajak temen yang bisa dipercaya."

"Pasti kok, Ma. Dah, jinnie sayang
eomma!" pamitnya.

seokjin menyimpan ponselnya ke atas meja. Dia termenung untuk beberapa saat karena tiba-tiba saja ia memikirkan tentang seorang pria yang kemungkinan besar masih berada di luar negeri karena ia sedang mengemban pendidikan setelah tahun lalu mendapatkan gelar sarjana. Tentu saja yang seokjin pikirkan adalah jungkook, pria yang selama ini selalu ia cintai. Setelah Jungkook dan jimin berpacaran, seokjin mencoba untuk menjauh. la kira dengan menjauhi jungkook maka rasa didalam hatinya pun akan memudar. Tapi tidak semudah yang seokjin bayangkan. Bahkan nyaris selama berhari-hari dia memimpikan jungkook dan menangis karena pria itu mencintai orang lain.

Dari kabar yang terakhir kali seokjin
dengar, jimin masih menjadi kekasih
jungkook dan itu artinya mereka sudah
berpacaran selama lima tahun. Waktu
yang sudah cukup untuk membuktikan
kalau jungkook memang mencintai jimin. Apa masih ada kesempatan baginya untuk bersama jungkook?

Married without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang