chapter 14

895 142 30
                                    

Seokjin menggigiti kukunya sambil
menatap tajam secarik kertas dari
rumah sakit yang menunjukkan hasil
pemeriksaan kandungannya. Tadi Hoseok menemaninya ke dokter kandungan untuk mencari tahu dan sekarang Seokjin benar-benar syok sekali.

Surat tersebut menunjukkan bahwa
ia tengah mengandung dan semakin
diperkuat dengan dua buah alat tes
kehamilan yang juga menunjukkan hasil
yang sama. Seokjin sebenarnya bingung, dia tidak tahu sekarang harus bagaimana.

"Jin? Kamu kok masih melamun aja sih?
Buruan telepon keluarga kamu, kasih
kabar kalo kamu positif hamil" ucap hoseok. Dia jengah melihat sahabatnya ini yang seperti habis diperkosa pria asing.

"'Aku harus bilang apa ke Jungkook? Gimana kalo dia gak percaya?"

"Gak percaya apanya? Ya jelas-jelas itu
anak dia, lagian Jungkook gak sejahat itu meski dia cuek ke kamu."

"Hobbi tolong jangan kasih tau siapa-siapa dulu. Aku bakal cari waktu yang pas.." ucap seokjin. Hoseok menatapnya tidak mengerti, apa yang ada di dalam pikiran Seokjin?
Padahal ini kabar bahagia, tapi dia tampak tidak terlihat senang.

"Jin, jangan bilang kamu mau aborsi?"

"Hah? Gila kamu, gak mungkin aku bunuh anak aku sendiri" jawab seokjin kesal. Dia lekas memeluk perutnya sendiri demi menjaga janin yang baru berusia kurang lebih lima Minggu itu.

"Haduh, kamu sih nmencurigakan
banget. Jadi gimana ini? Yakin mau
disembunyikan dulu dari keluarga kamu?"

Seokjin mengangguk kecil. Dia
membutuhkan waktu yang pas.

"Ya udah, sekarang mendingan kamu
istirahat dulu. Gak usah ke lokasi
pemotretan, biar aku yang bilangin ke
Yoongi kalo kamu lagi demam. Inget loh Jin, dokter tadi bilang tekanan darah kamu rendah banget. Kamu harus istirahat" ucap Hoseok.

Kali ini Seokjin menurutinya. Dia
menyimpan surat hasil pemeriksaannya
hari ini ke dalam laci meja nakas sebelum masuk ke kamar untuk istirahat.

Seokjin berbaring di atas ranjang sambil
memegangi perutnya. Tidak ia percaya
bahwa sekarang dirinya tengah hamil
dan secepat itu Tuhan memberikannya
kepercayaan untuk mengandung seorang bayi. Tapi seokjin merasa sedih, dia hamil di saat hubungannya bersama Jungkook tidak begitu erat. Ini bukan waktu yang pas untuk hamil karena seokjin masih harus berusaha membuat Jungkook mencintainya meski sulit.

"Kamu tumbuh sehat ya, nak? mommy
bakal usahain yang terbaik buat kamu.
Sekarang cukup kita berdua aja yang
jalanin," ucapnya.

seokjin meraih selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya. Tak lupa seokjin mematikan ponselnya, dia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun sekarang.


***

Jungkook saat ini tengah fokus dengan
laptop di depannya. Dia mengerahkan
segala ilmu yang ia dapat serta beberapa data yang telah ia kumpulkan. Waktunya tinggal sekitar dua bulan lagi, Jungkook harus bisa menyelesaikan studinya dalam batas waktu itu.

Ia melirik ponsel di sebelahnya, hari ini dia belum mendengar kabar dari seokjin dan itu menjadikannya nekat untuk menghubungi istrinya lebih dulu.

Entahlah, Jungkook benar-benar merasa rindu dengan Seokjin. Dia termotivasi untuk segera selesai agar bisa pulang menjumpainya. Tidak tahu apa yang sedang ia rasakan sekarang.

la lalu mengambil ponselnya, mencari
nomor seokjin lalu mencoba untuk
meneleponnya. Sayang sekali karena
seokjin tidak bisa dihubungi. Jungkook
sampai mengirim pesan kepadanya, tapi sama saja. Sepertinya ponsel seokjin tidak aktif dan itu menimbulkan pertanyaan didalam kepalanya.

seokjin yang tidak pernah absen
meneleponnya, kenapa kini seakan lupa
akan keberadaannya. jungkook mulai merasa kesal dan dia mencari tahu ke setiap akun sosial media seokjin untuk melihat kemana istrinya pergi, tapi sayangnya dia tidak mendapatkan informasi apapun.

Married without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang