Hasil tes kehamilan semalam masih
membayangi Seokjin di pagi harinya. Dia kerap kepikiran soal masalah yang sama dan mulai berpikir kalau kemungkinan ada sesuatu pada dirinya sehingga dia belum juga hamil setelah satu tahun berusaha."Jin? Kamu gak apa-apa?"
Seokjin sedikit tersentak begitu pundaknya dipegang oleh Jungkook. Dia tersenyum kecil kepada suaminya kemudian mengangguk.
"Gak apa-apa, cuma tadi bingung aja mau bikin apa buat dibawa ke rumah mama," bohong seokjin.
Jungkook memandangi sang istri dengan seksama, bertahun-tahun dia mengenal Seokjin, dia jadi mengerti saat-saat di mana seokjin jujur atau bohong kepadanya. Meski Seokjin tersenyum, tapi Jungkook yakin kalau dia tengah bersedih entah karena apa.
"Ada masalah? Kamu cerita sama aku,
sayang."Seokjin menyudahi kegiatan mencuci
piring lalu dia mengelap tangannya."Gak ada masalah, Jungkook. Beneran aku cuma mikir mau bawa apa ke rumah
mama aku."Seokjin melangkah meninggalkannya
sendirian di dapur. ia menghampiri
putranya yang telah berusia tiga tahun itu, bermain bersama soobin adalah solusi dari kesedihannya."Anak Mommy lagi main apa nih?
Mobil-mobilan ya?""Obill, punya cobin, jawab Soobin walaupun masih belum terlalu lancar sekali.
"lya nak, nanti siang kita mampir ke rumah Oma min-ah. Kamu mau ketemu sama Oma kan??"
Jungkook duduk di atas sofa sambil
memandangi istrinya. Pagi ini Seokjin
malah menjauhinya, apa lagi masalah
yang ia pikirkan?"Maaf ya Jinnie aku gak bisa nemenin kamu sama Soobin ke rumah Mama nanti siang. Kamu gak marah karena itu kan?"
"Hem? Gak lah, Jung. Aku tau kamu emang lagi sibuk di kantor, ngapain juga aku marah? Udahlah, aku gak apaapa kok." Seokjin mengerti kalau Jungkook pasti masih khawatir kepadanya. Dia tidak ingin memberitahu soal tes kehamilan itu karena sangat mengecewakan. Seokjin tidak ingin membicarakannya.
"Ya udah deh kalo gitu. Aku siap-siap
dulu ya mau berangkat. Siang nanti kamu kabarin aku kalo udah mau pergi," ucap Jungkook. Dia mengambil jas kerjanya serta barang-barang penting lalu dikecupnya bibir seokjin."Pulang nanti telepon aku ya jung biar aku bisa siapin makan malem."
"Oke, sayang!" Mobil yang dikendarai Jungkook pun akhirnya meninggalkan
pekarangan rumah.Bibir seokjin kembali cemberut, dia
sebenarnya masih teringat dengan hasil tes itu. Sulit baginya untuk berpaling dari hal yang membuat dia kecewa.Siang harinya, Seokjin dan Soobin pun
akhirnya tiba di rumah keluarga seokjin.Seneng gak main ke tempat Oma?" sapa min-ah dengan riang begitu melihat cucu pertamanya datang bersama seokjin.
"Main sama omaa! cobin bawain buah"' balas soobin sembari menunjuk bingkisan ditangan seokjin.
"Ini ada madu juga buat Papa, Ma. Belum sempet beli kan? Jadi sekalian jinnie beliin di tempat langganan."
"Wah iya, mama lupa beli soalnya. Untung kamu inget" balas min-ah. Sejak dua bulan terakhir ini, suaminya sering mengeluh sakit dan lemas. Jadi min-ah harus menyediakan makanan dan vitamin untuk woo bin agar suaminya tetap bugar.
Di saat sedang asyik bermain dengan
cucunya, min-ah memerhatikan seokjin yang tampak lebih diam dari biasanya. Wajah seokjin menggambarkan suatu kesedihan, tapi sengaja dipendam sendiri."Lagi ada masalah, Jin?"
"Eh? Nggak kok, ma. jinnie lagi bosen aja akhir-akhir ini."
"Hmm.. Beneran? Kamu gak berantem
sama Jungkook kan?"