chapter 31

699 121 19
                                    

Seokjin sekali lagi memerhatikan tanggal di kalender. Dia memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam perhitungannya dan Seokjin yakin ini moment yang pas untuk mencari waktu berdua dengan Jungkook.

Kedua kakinya bergerak-gerak
cemas, berulang kali dia memikirkan
untuk mengajak Jungkook berdua-duaan tapi kini dia terlalu malu untuk melakukannya setelah kemarin mereka bertengkar kecil.

Seokjin menarik napas dan mengembuskannya beberapa kali. Dia
meletakkan kalender ke dalam laci meja kaca sebelum melangkah keluar kamar mandi. Nanti akan dia pikirkan lagi soal itu, Seokjin mesti menyiapkan makan malam bersama asisten rumah tangga sekarang.

"Wahh! Anak Daddy ganteng!"
Perhatiannya tertuju kepada Jungkook yang sedang asyik bercanda ria bersama Soobin di tengah ranjang.

Gelak tawa balita berusia tiga tahun itu memenuhi seisi kamar sampai Seokjin pun ikut tertawa kecil melihat putranya yang sangat bahagia.

"Eh jangan keras banget ketawanya, bin.
Nanti sakit tenggorokan" ingatnya. dia masih tampak asyik bersama Soobin karena mereka tidak terlalu sering bermain bersama karena kesibukan Jungkook dikantor.

"Kamu mau ke mana, Jin?" tanya Jungkook. saat melihat Seokjin yang tengah mengikat asal rambutnya.

"Mau masak bareng bibi choi. Kamu jagain Soobin di sini dulu, aku masak bentar aja."

"Oke, sayang," balas Jungkook.

Dia pun kembali mengajak Soobin bermain dan kali ini mereka akan berpura-pura seperti sedang mengendarai pesawat terbang.

Seokjin menutup pintu kamar, dia
melangkah ke dapur dengan santai. Di
sana dia melihat asisten rumah tangga
tengah menyiapkan bahan-bahan masak. Wanita paruh baya itu tersenyum saat majikannya datang.

"Nak Jinnie mau bantuin masak ya?"

"lya bi, Jinnie juga bosen kalo gak
ngapa-ngapain. Mumpung Soobin lagi
asyik sama Jungkook, jadi Jinnie ke dapur aja,"

Bibi Choi mempersilahkan Seokjin untuk bergabung. Mereka menceritakan banyak hal tentang pekerjaan Bibi Choi sebelumnya sampai membahas acara televisi yang sedang viral akhir-akhir ini. Dengan berbincang dengan orang lain, paling tidak sedikit membuat Seokjin melupakan soal program kehamilan yang sedang dia dan Jungkook jalani.

Dia baru menyadari bahwa permasalahan ini membuat dia dan Jungkook lebih sering bertengkar dari biasanya. Seokjin rasa dia dan suaminya membutuhkan momen-momen berdua agar hubungan mereka kembali merekat seperti sedia kala. Entah bagaimana caranya dia mengajak sang suami untuk berduaan.

"Nak Jinnie lagi banyak pikiran ya
akhir-akhir ini? Bibi liatin mukanya lebih
diem dari biasanya."

Seokjin tersenyum tipis, wajahnya
memang selalu mudah terbaca apabila
dia sedang banyak pikiran atau bersedih.

"Gak kok, bi.. Jinnie tuh cuma kepikiran
sama program hamil Jinnie. Udah setahun belum berhasil juga. Jadinya kami sempet berantem kecil sih akunya.

"Persoalan itu jangan terlalu dipikirkan
lama-lama,. Anak itu rejeki dari yang di atas, anggap aja kalo sekarang rejekinya belum turun jadi mesti nunggu saat yang tepat. Justru nak Jin mesti seneng terus loh biar rejekinya makin bagus," sarannya.

Seokjin tertawa dan mengiyakan. Benar kata asisten rumah tangganya ini, bahagia adalah kunci dari segalanya. Apabila dia lebih sering bersyukur dan menikmati segala momen yang ada, Tuhan pasti akan memberikannya bonus. Mungkin saat ini Seokjin masih harus fokus dengan suami dan anak pertamanya terlebih dahulu.

"Makasih bi buat sarannya. Jinnie juga
masih ingin usaha kok, mana tau kan bisa cepet ngisi. Udah kangen masa-masa hamil soalnya, hehe."

"Amin, semoga disegerakan nak jin"

Married without loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang