TERNYATA PELAKUNYA?

638 57 2
                                    

Ini adalah hari kelima sejak mereka dikurung di rumah. Hari ini ketujuh putra Nathan memutuskan untuk mengadakan rapat untuk membahas sesuatu. Maven yang merencanakan ini.

Rapat dadakan ini akan diadakan di kamar Maven. Mereka pergi untuk memanggil saudaranya yang lain. Kebetulan sekali rumah sedang sepi. Seperti biasa, Nathan dan Aluna pergi bekerja. Mereka sudah merasa aman untuk meninggalkan anak-anaknya karena di rumah pun juga sudah ada penjaga kepercayaan mereka. Jadi, mereka tidak perlu khawatir lagi.

Leo menggedor-gedor pintu kamar Zayn karena sedari tadi tidak ada sahutan sama sekali ketika Leo memanggil namanya. Cukup keras Leo menggedor pintu itu, namun si pemilik kamar tak kunjung membukakan pintu. Akhirnya Leo masuk ke dalam tanpa izin. Bisa ia lihat bahwa si pemilik kamar sedang asik tertidur pulas dengan tubuh yang berbalut selimut.

Leo menarik selimut itu kemudian berteriak tepat di telinga Zayn, "WOI, KEBO! BANGUUUN!"

Leo mengerutkan dahinya heran, karena Zayn tidak terusik sama sekali. Ia tetap mendengkur. Kemudian Leo mengguncang tubuh Zayn, namun tetap tidak mempan. Opsi ketiga, Leo menutup lubang hidung Zayn menggunakan jarinya. Hal itu berhasil membuat Zayn terbangun karena kesulitan mengambil nafas.

"Lo mau gue mati?!" ujar Zayn sambil meraup oksigen banyak-banyak.

Leo memutar bola matanya malas, "Salah sendiri dari tadi dibangunin gak bangun-bangun!"

"Ya setidaknya jangan ditutup lah hidung gue. Kalau kehabisan nafas bisa koit gue," ujar Zayn kesal.

"Ya udah. Gue minta maaf. Sekarang Lo siap-siap sana!"

"Lo mau ajak gue kemana emangnya?"

Leo berdecak sebal, "Kak Maven manggil kita semua buat kumpul. Udah, cepetan cuci muka sana!"

Zayn langsung beranjak pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya sesuai titah Leo. Lalu mereka pergi menuju ke kamar Maven.

Sesampainya di sana, mereka dibuat heran karena saudaranya yang lain masih berada di luar kamar dan terlihat kesal?

"Kok masih pada di luar?" tanya Leo.

"Tau, tuh. Kak Maven dipanggil dari tadi gak keluar-keluar," jawab Juna kesal.

Leo mencoba untuk mengetuk pintu kamar Maven sambil memanggil namanya. Namun tetap saja Maven tak kunjung keluar. Sampai sebuah suara barang pecah terdengar dari dalam membuat keenamnya terkejut.

"Suara apaan, tuh?" tanya Zayn.

Leo menghiraukan pertanyaan Zayn. Ia semakin keras menggedor pintu kamar Maven sambil meneriaki namanya. Muncul perasaan khawatir pada dirinya.

"KAK, KELUAR! KAKAK BAIK-BAIK SAJA, KAN?!"

Tepat setelah itu, pintu kamar Maven terbuka. Ia menyembulkan kepalanya keluar sambil menyengir kuda.

"Maaf lama. Tadi masih beres-beres, kamarku berantakan banget," ujarnya.

"Ya, sudah. Kita bantuin aja ya, Kak. Biar cepat selesai," ucap Axel.

Maven langsung menggelengkan kepalanya, "Eh...udah, gak usah repot-repot. Biar kakak aja yang beresin,"

"Terus rencana kakak kemarin gimana? Jadi, kan?"

"Oh, iya. Kita omonginnya di kamar Axel aja, ya?" Axel mengangguk menyetujui. Mereka berjalan menuju ke kamar Axel.

***

"Hemm... Kamarnya wangi banget," ucap Juna kagum saat memasuki kamar Axel yang wangi lavender.

"Lo habisin berapa pewangi, Dek? Wangi banget ini," ucap Zayden sambil sedikit menutup hidungnya.

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang