SELAMAT

652 56 4
                                    

Zayn dan Zayden memilih untuk berbelok ke arah pasar yang lokasinya tak jauh dari sekolah. Mereka menerobos kerumunan orang yang ada disana, dengan sesekali meminta maaf karena tak sengaja menyenggol orang atau menjatuhkan barang.

Dua orang tadi masih setia mengejar mereka. Tetapi mobil hitam yang turut mengikuti dari belakang tidak bisa masuk ke kawasan pasar, karena terlalu banyak kerumunan orang dan jalan yang sempit.

Dua orang itu tertinggal cukup jauh dari Zayn dan Zayden yang berlari sangat cepat. Zayn membawa Zayden untuk bersembunyi di dalam toko yang pintunya terbuka sedikit.

Pemilik toko tersebut terkejut saat Zayn menutup pintu tokonya dengan kasar. "Heh! Kalian siapa?"

Zayn dan Zayden masih mengatur nafas mereka yang memburu. Keringat membasahi wajah mereka. Zayden sudah jatuh terduduk di lantai.

"Punya minuman gak, Om?"tanya Zayn.

Si pemilik toko memberikan sebotol air mineral pada Zayn. Lalu Zayn segera meneguknya hingga setengah botol dan memberikan sisanya kepada Zayden.

"Kalian ini siapa? Saya tanya dari tadi gak dijawab!"ujar si pemilik toko dengan tampang garangnya.

"Kami numpang sembunyi di sini dulu ya, Om?"pinta Zayn.

"Oh, Saya tahu. Kalian pasti maling kan? Terus kalian dikejar-kejar sama warga. Ngaku kalian!"

Zayn melotot tak terima. "Enak aja! Kami bukan maling ya. Anak ganteng, baik hati dan rajin menabung kayak saya tuh gak mungkin maling, Om."

"Kami tadi dikejar penculik, Om. Makanya kami lari terus sembunyi di sini. Tolongin ya, Om. Nanti kalau kami ketangkep terus dijual gimana?"ujar Zayden sambil menampilkan wajah melasnya.

Si pemilik toko merasa prihatin dengan mereka. Ia pun bersedia memberi tempat sembunyi untuk mereka. Ia tak jadi membuka tokonya.

~•000•~

"Maaf, Bos. Kami kehilangan jejaknya,"

"Bodoh! Saya gak mau tahu, kalian harus bisa menangkap Zayn dan membawanya pada saya,"ucap seorang pria tua yang berada di dalam mobil hitam yang gagal mengikuti targetnya.

"Baik, Bos."

Pria tua itu berdecak sebal, "Dasar tikus kecil tak tahu terima kasih! Berani sekali dia menolakku. Kau tak akan bisa lolos dariku, Zayn!"

"Oh, iya. Cari tahu siapa anak laki-laki yang ikut lari bersamanya tadi!"ujarnya pada salah satu antek-anteknya.

Pria itu menyeringai, "Kau pasti akan kembali padaku, Zayn."

~•000•~

Zayden memeluk kedua lututnya lalu menelungkupkan wajahnya. Tubuhnya terasa lebih cepat lelah hari ini. Ia ingin segera pulang dan beristirahat.

Zayn merasa bersalah pada adiknya karena harus ikut terseret ke dalam masalahnya. Dia juga merasa khawatir dengan keadaan Zayden yang tadi tiba-tiba drop.

Ia mengambil ponselnya dan menelpon Nathan. Ia mengaktifkan mode loud speaker agar Zayden juga dapat mendengarnya.

"Kamu dimana Zayn? Papa udah di depan gerbang, nih,"

Zayn melirik Zayden, ia bingung harus berkata jujur atau tidak. Zayden menggelengkan kepalanya seakan mengatakan tidak.

"Kami ada di pasar, Pa,"

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang