BALIK?

594 59 1
                                    

"Kontrak kita belum selesai, Zayn."

"Gue udah putusin kontrak itu bulan lalu,"

"Lo kira semudah itu? Dia gak bakal lepasin Lo gitu aja, Zayn. Dia yang suruh gue kesini,"

"Gue gak peduli! Gue gak mau berurusan sama Dia lagi. Dan, jangan pernah ungkit masa lalu gue di depan Zayden, atau Lo bakal tahu akibatnya." Zayn langsung mematikan telepon itu.

Dia menghela nafas lelah lalu berbalik menghadap pada pria tua yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Saya sudah membujuknya tapi dia tetap tidak mau kembali,"ucapnya.

"Saya tidak peduli dia mau atau tidak. Zayn harus kembali pada saya. Dia adalah emas, saya sudah melatihnya dari nol. Saya tak mau kehilangan orang berharga seperti Zayn,"ucap pria tua itu.

Dasar tua Bangka! Keras kepala banget nih orang. Kalau udah gak mau jangan dipaksa lah, mana gue yang jadi tumbalnya. Asu tenan.

"Baiklah. Saya akan mencoba untuk membujuknya lagi,"

~•000•~

Juna merebahkan tubuhnya di kasur. Hari ini cukup melelahkan. Kehidupan sekolahnya sekarang sangat berbeda dengan yang dulu. Dia merindukan teman-temannya.

Tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata ada panggilan grup yang masuk, Juna segera mengangkatnya.

"Lo dimana, woi! Kita cariin selalu gak ada, ditelepon gak aktif. Ngilang kemana, Lo?!" Teriak salah satu teman Juna. Namanya Jojo.

Juna langsung menjauhkan ponselnya. Baru juga diangkat langsung kena semprot aja, bisa budeg telinganya.

"Gak usah teriak-teriak, anjir! Kasian kuping Gue,"balas Juna.

"Ya sorry, bro. Kita tuh khawatir sama, Lo. Tiba-tiba ilang gak ada kabar,"

"Gue gak apa-apa kali, gak usah lebay Lo pada." Juna terkekeh kecil.

"Syukurlah kalau begitu. Terus sekarang Lo dimana?"tanya Fandi.

"Gue di Jakarta,"

"APA?! LO DI JAKARTA?! Kok bisa? Lo ngapain kesana?"

Sekali lagi Juna harus menjauhkan ponselnya. Sungguh, suara cempreng temannya ini hampir memecahkan gendang telinganya.

"Gue bilang gak usah teriak, Jo!"

"Tau tuh. Jojo mulutnya emang gak bisa dikondisikan, kuping gue juga pengang gara-gara dia," kesal Dery.

"Kalau Jojo Gue udah gak heran lagi sih. Gue ke Jakarta karena ortu gue udah nyuruh gue pulang,"

"Minimal pamitan dulu kek!"

"Tau tuh. Kalau boleh mah, mau ikut sekalian,"

"Lo mau ngapain kesini?"

"Emangnya Lo gak kangen sama kita? Gue yakin Lo sekarang kesepian, kan? Gak ada temen curhat, gak ada temen main, gak ada-"

"Sstts...nerocos mulu Lo dari tadi. Gue lakban lama-lama tuh mulut,"

Juna tersenyum tipis mendengar keributan dari teman-temannya. Kalau ditanya kangen, gak? Maka jawaban Juna adalah iya. Walaupun kelakuan mereka bisa membuatnya mengelus dada berkali-kali, tapi itulah yang Juna sukai. Ia sangat bersyukur memiliki teman seperti mereka.

"Kapan-kapan kesini, ya? Hampa hidup gue kalau gak ada kalian,"ucap Juna dramatis.

"Lebay banget, Lo. Btw si Kean mau kesana,"

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang